Riset: Rasa Sayuran Kale Bikin Janin Bayi dalam Kandungan Meringis

11 Oktober 2022 18:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi janin dalam kandungan Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi janin dalam kandungan Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sayuran memang memberikan beragam manfaat bagi kesehatan. Akan tetapi, kenyataannya sebagian dari kamu, mungkin masih tidak menyukai makanan sehat tersebut. Terlebih, sayuran hijau terkadang terasa pahit dengan salah satu penyebabnya adalah senyawa alkaloid.
ADVERTISEMENT
Namun, tenang, ternyata bukan hanya kamu saja, lho yang merasakan pahit dan tidak menyukai sayuran hijau. Sebuah penelitian baru-baru ini bahkan menunjukkan bahwa janin yang belum lahir sekalipun, dapat merasakan pahit dari sayuran hijau, terutama sayur kale.
Ya, mengutip The Guardian, rasa pahit sayur kale bahkan membuat janin dalam kandungan meringis bak menangis. Sebagai informasi, kale adalah makanan super berupa sayuran hijau yang masih satu keluarga dengan kubis. Sementara itu, uniknya, ketika sang ibu mengonsumsi wortel, janin dalam kandungan justru memperlihatkan ekspresi tersenyum atau tertawa.
Di sisi lain, penelitian yang dilakukan di Inggris dan telah diterbitkan dalam jurnal Psychological Science tahun 2022; merupakan bukti langsung pertama yang menunjukkan bayi dalam kandungan atau janin dapat merespons rasa yang berbeda secara nyata.
Ilustrasi Kale Foto: Shutterstock/SEEDJAN
“(Sebelumnya para peneliti) hanya melihat apa yang terjadi setelah lahir, terkait hal apa yang disukai (bayi sebagai keturunan), tetapi sebenarnya melihat ekspresi wajah janin (masih dalam kandungan) ketika mereka terkena rasa pahit atau tidak pahit, itu adalah suatu hal yang baru,” ujar Prof Nadja Reissland, dari Durham University, salah satu penulis penelitian tersebut.
ADVERTISEMENT
Dalam penelitian ini juga mencatat bahwa aroma dari diet ibu yang sedang hamil dapat hadir dalam cairan ketuban. Indra perasa dapat mendeteksi bahan kimia terkait rasa sejak usia kehamilan 14 minggu, dan molekul bau dapat dirasakan sejak usia kehamilan 24 minggu.
Lebih lanjut, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pemindaian ultrasound terhadap 99 janin secara keseluruhan, dengan dibagi berdasarkan tiga kelompok berikut; yaitu ibu hamil yang mengonsumsi kapsul kale, wortel, dan yang tidak sama sekali.

Ekspresi menangis janin lebih sering diperlihatkan ketika makan sayuran kale daripada wortel

Bayi makan wortel. Foto: Mcimage/shutterstock
Di antara hasilnya, para peneliti menemukan bahwa janin dalam kandungan menunjukkan ekspresi menangis sekitar dua kali lebih sering ketika sang ibu mengonsumsi kapsul kale; dibandingkan dengan wortel atau tanpa kapsul. Namun, ketika sang ibu mengonsumsi kapsul wortel, janin-janin itu mengadopsi ekspresi seperti tertawa sekitar dua kali lebih sering; daripada yang mereka lakukan ketika mengonsumsi kapsul kale atau tidak ada kapsul ditelan oleh sang ibu.
ADVERTISEMENT
Menurut Dr Benoist Schaal, salah satu penulis penelitian tersebut, dari Centre for Taste and Feeding Behaviour di University of Burgundy; mengatakan bahwa itu adalah hasil yang mengejutkan.
“Sang ibu (bahkan) belum selesai makan (ketika) janin sudah sadar, atau mampu merasakan, apa yang telah dimakan sang ibu,” ujar Benoist.
Lebih dari itu, Beyza Ustun, selaku penulis utama penelitian tersebut, mengatakan para peneliti juga ingin mengetahui bagaimana reaksi para bayi; ketika mereka sudah lahir terhadap rasa yang berbeda (pahit kale dan tidak pahit wortel).
Ilustrasi ibu hamil makan sayuran kale dan wortel. Foto: Shutter Stock
“Mudah-mudahan kita akan melihat lebih sedikit reaksi negatif, jika mereka sudah terpapar (mengenal rasa pahit) kale pada masa sebelum lahir (dan ketika sudah lahir),” ujar Beyza.
Di sisi lain, Reissland dan juga Prof Catherine Forestell, dari College of William & Mary, mengatakan bahwa penelitian ini akan memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kita di masa depan, khususnya ibu hamil dan bayi dalam kandungannya. Sebut saja, agar para ibu hamil dapat memahami betapa pentingnya rasa dan diet sehat selama masa kehamilan.
ADVERTISEMENT
“Sebuah pekerjaan masa depan yang menyoroti perbedaan individu dalam respons janin terhadap rasa, dan bagaimana mereka (janin) berhubungan dengan kebiasaan diet sang ibu; serta respons bayi terhadap makanan (kale dan wortel) setelah lahir akan sangat menarik,” pungkas Forestell.
Penulis: Riad Nur Hikmah