Rutin Konsumsi Makanan Viral, Perempuan Ini Kehilangan Penglihatan

8 November 2019 17:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
boba milk crab Foto: Dok. Crab Generation Restaurant
zoom-in-whitePerbesar
boba milk crab Foto: Dok. Crab Generation Restaurant
ADVERTISEMENT
Coba kamu perhatikan makanan viral yang sering muncul di media sosial. Terlihat menggiurkan dengan kucuran minyak, warna-warni cantik, atau lelehan keju yang menggoda. Hmm, siapa yang jadi enggak tertarik.
ADVERTISEMENT
Namun, di balik rupanya, makanan viral ini wajib dicek terlebih dahulu kalori serta gulanya. Baru-baru ini, seorang perempuan asal Malaysia mencoba semua tren makanan dan akhirnya jadi diabetes. Parahnya lagi, ia sampai tidak bisa bekerja.
“Saya pikir saya masih muda, jadi saya tidak berpikir bahwa saya akan kena penyakit apa pun. Namun, saya terkena diabetes dan tekanan darah tinggi di usia 19 tahun, yang bikin penglihatan saya jadi buruk,” ungkap Sidah Omar Baki, dilansir World of Buzz.
Anak tertua dari dua bersaudara ini pun berbagi kisahnya di laman Facebook. Menurut Sidah, ia tidak ingin kejadian seperti ini terulang; terutama kaum muda.
“Saya menyesal tidak memperhatikan kesehatan ketika masih muda dan hanya mencoba semua makanan viral. Kebanyakan makanan ini tidak terlalu banyak nutrisi namun tinggi gula dan karbohidrat,” ungkapnya lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, ketika penglihatannya mulai buram, ia pernah rutin untuk treatment penyembuhan selama satu tahun. Sidah yang mengaku sangat sibuk akhirnya memutuskan untuk berhenti treatment.
Penglihatannya makin memburuk sejak Juli lalu sehingga ia tak bisa mengendarai motornya ke tempat kerja. Ia pun ke Rumah Sakit dan menurut dokter, penyebabnya datang dari diabetes.
Sebelumnya, Sidah adalah seorang penjahit.. Namun, ia sekarang bergantung pada ibu dan adik laki-lakinya yang bekerja di supermarket.
“Hidup saya telah berubah 100 persen, ketika saya dulu mengurus keluarga saya termasuk membawa ibu saya ke rumah sakit, tetapi sekarang saya harus meminta bantuan bibi saya jika terjadi keadaan darurat,” ungkapnya.
Mengapa makanan viral berpotensi bikin diabetes?
ilustrasi pizza keju mozzarella Foto: Shutterstock
Makanan viral punya polanya sendiri; misalnya keju-kejuan, serba boba, atau serba daging. Hal ini bikin kita jadi cenderung mengonsumsi makanan yang itu-itu saja.
ADVERTISEMENT
Kalau dulu kita mengenal pola makan empat sehat lima sempurna, kini kita mengenalnya dalam piramida gizi seimbang. Isinya ada lima tingkatan.
Dilansir Pengantar Pusaka Cita Rasa Indonesia karya Murdijati Gardjito, piramida makanan punya empat prinsip; yaitu membiasakan makanan yang beraneka ragam, pola hidup bersih, pola hidup aktif (olahraga teratur), dan memantau berat badan secara rutin.
Tingkatan paling dasar adalah air putih yang dianjurkan sebanyak 8 gelas sehari. Tingkatan selanjutnya adalah sumber karbohidrat, kemudian protein. Tingkatan paling puncak adalah sumber kalsium, vitamin, dan mineral.
Sepiring Sajian Penuh Gizi Foto: Anggoro Fajar Purnomo/kumparan
Selaras dengan hal ini, ahli gizi, Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes mengungkap bahwa sepiring makanan untuk orang dewasa paling tidak harus mengandung empat kelompok makanan.
Sayangnya, kebanyakan makanan viral fokus terhadap karbohidrat dan protein hewani saja. Bisa jadi tinggi gula juga, dan sayurnya pun kurang. Ini yang bisa memicu datangnya penyakit lain.
ADVERTISEMENT
Dalam kasus yang lebih serius asupan gizi yang tidak seimbang bisa meningkatkan risiko terkena penyakit degeneratif di usia muda. Pasalnya, ketidakseimbangan gizi yang masuk ke dalam tubuh akan mengganggu proses metabolisme serta penyerapan nutrisi. Ini juga berlaku untuk anak-anak
"Anak gizi kurang, anak stunting (pendek), dan anak gizi lebih, ketiganya berisiko mengalami gangguan metabolisme. Hal ini akan mengundang penyakit-penyakit yang biasanya datang di hari tua; seperti hipertensi, diabetes, obesitas, serangan jantung, stroke, dan lainnya. Apa pencetusnya? Gizi yang tidak seimbang," jelas Dr. Rita.
Jadi, bukannya tidak boleh, cobalah untuk batasi makanan viral yang tinggi kalori, gula, atau karbohidrat. Viral boleh, asal kesehatan juga dijaga, ya!