Sate Domba Panggang Afrika Haji Malik: Gurih, Lembut, dan Rendah Kolesterol

11 Mei 2022 19:52 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seporsi Sate Domba Panggang dengan pisang locco. Foto: Azalia Amadea/Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Seporsi Sate Domba Panggang dengan pisang locco. Foto: Azalia Amadea/Kumparan
ADVERTISEMENT
Harum asap mengepul, tampak seorang pelayan berbaju batik sedang membakar potongan daging di rumah makan bertuliskan Sate Domba Africa Haji Malik. Lokasi rumah makan sederhana ini persis berada di jalan Prof. DR. Satrio nomor 284, seberang gedung Standard Chartered, Kuningan, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
Memasuki ruang makan hawa panas semakin terasa. Entah karena kepulan asap bakaran atau memang cuaca Jakarta yang akhir-akhir ini terik. Sembari menunggu pesanan, saya menyegarkan diri terlebih dahulu dengan segelas es teh manis.

Makan sate domba panggang dengan pisang tanduk nan legit

Aneka hidangan di Sate Domba Panggang Haji Malik. Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Tak lama, pesanan kami tiba di meja. Ada dua porsi sate domba panggang Africa, sop bening domba, kari domba, mie goreng domba panggang, pisang locco, serta nasi putih. Hmm, kok ada dua piring pisang?
Ya, masyarakat Afrika gemar makan pisang sebagai pelengkap asupan karbohidrat. Samalah dengan warga Indonesia yang biasa makan nasi, hanya saja diganti dengan pisang.
Uniknya, pisang tanduk yang digunakan membutuhkan proses memasak tak biasa. Raen Maliki, pemilik Sate Domba Panggang Afrika Haji Malik mengatakan bahwa pisang tanduk yang mereka gunakan harus matang dan digoreng dengan bumbu racikan khusus. Sehingga, bisa menghasilkan cita rasa manis namun tak berminyak.
ADVERTISEMENT
Menikmati pisang goreng ini tentu dengan sate domba panggang (Rp 55 ribu) yang sudah dipotong-potong dan disajikan bersama irisan bawang bombai. Ada juga pelengkap sambal dan mayones.
Sate Domba Panggang Haji Malik. Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Cara makannya, ambillah sepotong pisang, daging domba, beri beberapa helai bawang bombai, lumurkan sedikit sambal, dan mayones, lalu makan dalam sekali suap. Hmm... Rasa gurih, asin, pedas, dan manis langsung berpadu apik di mulut.
Daging dombanya lembut, empuk, tidak bau prengus, gurih, asin, dan cukup kaya rempah. Sementara bawang bombainya renyah dan manis. Untuk sambalnya cukup pedas namun terminimalisir dengan cecapan creamy mayones. Tak lupa, pisangnya empuk, manis, nan legit. Unik!
Sebelum semakin kenyang dengan sate domba, saya melanjutkan makan terlebih dahulu dengan menyantap sop bening domba (Rp 35 ribu). Kuah sop satu ini tergolong bersih, rasanya ringan, dan tidak terlalu berlemak. Namun, tetap gurih dan kuat pedas lada. Dilengkapi dengan potongan kentang, wortel, serta daun bawang.
ADVERTISEMENT
Sop bening domba ala Sate Domba Panggang Haji Malik. Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Sementara, menu kari domba (Rp 35) juga punya intensitas kuah yang lebih encer dari kari pada umumnya. Sehingga ringan, tidak enek, akan tetapi tetap kaya rempah dan sedikit tercecap pedas. Daging dombanya pun empuk.
Kari domba ala Sate Domba Panggang Haji Malik. Foto: Azalia Amadea/Kumparan

Menggunakan daging domba rendah kolesterol

Lebih lanjut, Raen menjelaskan bahwa restorannya memiliki sajian daging domba yang diklaim rendah kolesterol. Hal ini didapat dari proses memasak dengan teknik khusus dan memakan waktu cukup lama.
"Domba panggang ala Afrika kami yang membedakannya, adalah proses memasak beberapa kali, yakni 4 kali, untuk menghasilkan daging domba yang rendah kolesterol. Prosesnya kukus satu jam setengah sehingga minyaknya banyak yang turun dan baru dipanggang. Jadi, bakar, kukus, bakar, dan proses bakar terakhir baru sambil diberi bumbu rahasia yang menggunakan rempah-rempah asli," ungkapnya kepada kumparanFOOD yang ditemui di tempat, pada Rabu (11/5).
Raen Maliki, pemilik Sate Domba Panggang Haji Malik. Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Tak hanya membutuhkan proses khusus, Raen mengatakan kalau dirinya menggunakan daging domba dengan karakteristik; berat di atas 25 kilogram, dan asal New Zealand atau Australia. Lho, mana domba Afrikanya?
ADVERTISEMENT
Nah, rupanya domba Afrika hanyalah penyebutan dari nama dan cara menyajikan hidangan saja. Di mana, makanan seperti ini memang merupakan sajian asal Afrika. Sedangkan daging dombanya, Raen memilih dari New Zealand atau Australia yang dinilai memiliki bobot karkas lebih berat.
Selain menyajikan aneka olahan daging domba, usaha kuliner yang mulai Raen kelola sejak 2018 ini juga menyuguhkan menu lain. Ada chinese food, nasi kebuli, hingga pecel lele. Kamu pun sudah bisa memesan aneka makanan di sini melalui ojek online. Bahkan, Raen mengaku pelanggannya sudah berasal hampir dari seluruh Jabodetabek.
Jadi, sudah tidak diragukan lagi bukan rasanya? Kalau kamu penggemar daging domba, apalagi dengan cara menyajikan serta rasa unik, saya sarankan cobalah bersantap ke tempat makan satu ini. Selamat mencoba!
Sate Domba Panggang Haji Malik, Kuningan, Jakarta Selatan. Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Sate Domba Africa Haji Malik
ADVERTISEMENT
Alamat: Jl. Prof. DR. Satrio Blok Buntu No.284, RW.1, Kuningan, Karet Kuningan, Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12930.
Jam buka: 10.00-22.00 WIB.