Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Sedotan Beras, Alternatif Sedotan Ramah Lingkungan yang Bisa Dimakan
18 Desember 2018 12:18 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:52 WIB
ADVERTISEMENT
Belakangan ini, kampanye stop sedotan plastik semakin digalakkan. Apalagi, jumlah sampah plastik, terutama sedotan plastik semakin mengkhawatirkan, hingga mengganggu ekosistem lingkungan. Selain tak bisa didaur ulang, sedotan plastik juga berkali-kali didapati tertelan oleh berbagai biota laut seperti penyu atau paus.
ADVERTISEMENT
Untuk meminimalisir dampak buruk dari sedotan plastik tersebut, banyak perusahaan yang mulai mengurangi penggunaan sedotan mereka. Mulai dari McDonald's, Starbucks, Disney, hingga restoran dan coffee shop kecil sekalipun.
Tak hanya membatasi jumlah sedotan plastik yang digunakan, mereka juga mulai beralih mencari alternatif sedotan yang dengan material ramah lingkungan, seperti stainless steel, bambu, hingga kertas. Bahkan, baru-baru ini, Korea Selatan telah mengeluarkan sebuah inovasi baru, yakni sedotan yang terbuat dari beras.
Penggunaan beras sebagai bahan utama sedotan tersebut membuatnya dapat dimakan setelah selesai digunakan. Agar lebih kokoh dan permukaannya lebih halus, dicampurkan tepung tapioka sebesar 30 persen.
"Tujuan saya adalah untuk menciptakan sedotan yang lebih terlihat menggiurkan dan memiliki kandungan vitamin serta ginseng merah, yang bisa menarik para orang tua," kata pencipta sedotan beras, Kim Gwang-pil seperti dikutip dari Times.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan keterangan dalam video yang diunggah CNTG, sedotan beras itu mampu bertahan di dalam minuman hangat selama dua hingga tiga jam. Sedangkan bila digunakan untuk menyesap minuman dingin, ia bisa bertahan lebih lama. Setelahnya, sedotan itu akan hancur dengan sendirinya.
Tampilannya sendiri sekilas mirip dengan pasta. Meski demikian, saat digunakan ia tak ada bedanya dengan sedotan biasa. Setiap bulannya, jumlah sedotan beras yang diproduksi di Korea Selatan mencapai 300 juta.
Pemerintah Korea Selatan sendiri telah menetapkan kebijakan untuk memangkas jumlah sampah plastik dan meningkatkan laju daur ulang hingga 70 persen selama 12 tahun. Dan, mereka juga berencana untuk benar-benar melarang penggunaan gelas sekali pakai dan sedotan plastik di kafe-kafe dan restoran pada tahun 2027 mendatang.
ADVERTISEMENT
PSSI resmi mengumumkan Patrick Kluivert sebagai pelatih baru timnas Indonesia, Rabu (8/1). Pelatih asal Belanda ini akan menjalani kontrak selama dua tahun, mulai 2025 hingga 2027, dengan opsi perpanjangan kontrak. Kluivert hadir menggantikan STY.
Updated 8 Januari 2025, 18:59 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini