Segarnya Secangkir Es Kopi Susu Sidikalang di Roemah Kopi by Gouw

17 Oktober 2018 18:06 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Monika pemilik Roemah Kopi by Gouw (Foto: dok.azalia amadea/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Monika pemilik Roemah Kopi by Gouw (Foto: dok.azalia amadea/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sore itu di Pasar Lama, langkah kaki mulai terasa berat akibat lelah berkeliling di kampung China-nya orang Tangerang. Udara yang panas sejak siang pun membuat tenggorokan rasa-rasanya membutuhkan beberapa tetes kesegaran. Sambil berjalan menyusuri Klenteng Boen Tek Bio, sekitar 10 meter dari rumah ibadah tersebut kumparanFOOD menemukan kedai kopi tradisional yang menggoda dengan jejeran toples besar berisi biji-biji kopi dengan label daerah asal kopinya.
ADVERTISEMENT
Kedai kopi sederhana yang didominasi tembok putih dengan beberapa spanduk bertuliskan Roemah Kopi by Gouw itu menjadi tempat yang tepat untuk kami melepas penat. Duduk di salah satu kursi kayunya, kami disuguhi es kopi susu oleh Monika, pemilik kedai yang berdiri sejak 2 tahun lalu itu.
Monika yang sehari-harinya membuat kopi itu mahir menyajikan es kopi susu yang dibuatnya dari biji kopi asal Sidikalang, Sumatera Utara. Biji kopi digiling langsung dengan mesin giling tradisional yang dimilikinya. Tak lama, wanita berusia 51 tahun itu merebus air panas dalam sebuah panci kecil. Sambil menunggu air matang, Monika membubuhkan satu sendok takar bubuk kopi Sidikalang miliknya ke dalam gelas kaleng.
Monika sedang meracik kopi (Foto: dok.azalia amadea/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Monika sedang meracik kopi (Foto: dok.azalia amadea/kumparan)
Proses membuat kopi susu dilanjutkan Monika, dengan mengkocok susu kental manis menggunakan french press untuk menghasilkan busa yang nantinya akan digunakan sebagai topping. Monika pun kembali mengambil gelas kaleng yang sudah berisi bubuk kopi kemudian menyeduhnya dengan air panas. Sebelum disajikan, kopi tubruk tersebut disaringnya 3-4 kali untuk menghilangkan ampasnya, lalu ditambahkan beberapa bongkahan es batu dan terakhir dituangkannya busa susu ke atas es kopi.
Menggunakan saringan manual (Foto: dok.azalia amadea/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menggunakan saringan manual (Foto: dok.azalia amadea/kumparan)
Es kopi susu yang dihargai Rp 12 ribu itu dihidangkan ibu dari tiga anak tersebut bersama sebuah pisang goreng. Melihat es kopi susu dan pisang goreng sudah tersedia di depan mata, kumparanFOOD pun langsung mencicipinya. Seteguk demi seteguk es kopi susu dingin memenuhi tenggorokan memberikan kesegaran di tengah cuaca yang panas. Rasa es kopi berjenis robusta itu tidak asam dan bahkan tidak pahit namun kopinya tetap mendominasi. Sementara susunya mengiringi setiap tegukan dengan rasa manis yang lembut di akhir.
ADVERTISEMENT
Kemahiran Monika dalam menyediakan secangkir kopi di kedai itu rupaya didapat dari pengalaman belajarnya bersama suami. "Sudah sejak dulu kami berjualan kopi. Awalnya suami yang hobi ngopi membuka kedai kopi giling ini karena melihat di sekitaran sini (Pasar Lama) belum ada tempat ngopi, akhirnya iseng-iseng kita buka. Lama-lama pelanggan mulai banyak yang datang dan kebetulan kedua anak saya juga memiliki kafe kopi," tutur Monika yang ditemui pada Selasa (16/10).
Es Kopi Susu Sidikalang (Foto: dok.azalia amadea/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Es Kopi Susu Sidikalang (Foto: dok.azalia amadea/kumparan)
Di kedai kopi yang buka pukul 07.00 sampai 16.00 WIB itu yang tersedia hanya kopi single origin asal Indonesia saja. Jenis kopi yang jadi favorit berasal dari Papua dan Sidikalang. "Kami hanya menggunakan kopi Nusantara yang bijinya berasal dari 14 daerah. Jenisnya ada robusta, arabika dan house blend bernama kopi Gouw itu. Menurut kami, kopi Indonesia enggak kalah sama kopi luar dan bisa dijual dengan harga terjangkau," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Meski terlihat sederhana Roemah Kopi by Gouw ini, tak kalah ramai degan kafe kopi lainnya yang lebih modern, terutama ketika kegiatan di pasar mulai berlangsung. "Kedai ini memang kami buka untuk mereka yang sedang menunggu istri atau keluarganya belanja di pasar. Nah, kalau Sabtu dan Minggu kami banyak dikunjungi komunitas seperti komunitas sepeda yang ngopi pagi di sini atau jika sedang ada acara di klenteng kami juga kena imbasnya," ungkap Monika.
Kopi Sidikalang (Foto: dok.azalia amadea/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kopi Sidikalang (Foto: dok.azalia amadea/kumparan)
Bukan hanya sekadar menjual kopi seduh, Monika juga menyediakan biji kopi baik yang masih utuh maupun yang sudah digiling dengan harga mulai dari Rp 20 ribu per ons. Uniknya lagi, bukan hanya menikmati seduhan kopi secara manual, kamu juga bisa membawa pulang kopinnya jika ingin menyeduh sendiri di rumah. "Di sini (Roemah Kopi by Gouw) pelanggan bisa request sendiri jenis kopi apa yang mereka mau beli, di-mix dengan kopi asal daerah lainnya juga boleh, bisa sesuai selera," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
kumparanFOOD juga sempat menanyakan komentar beberapa pelanggan yakni Reza (30) dan Peter (36) yang mengaku baru pertama kali mencoba kopi tersebut. "Kopinya lebih enak daripada kopi dengan brand-brand besar yang biasa. Kopinya masih tradisional dengan teknik manual brew dan kita bisa minta sesuai selera jadi rasanya lebih beda. Harganya juga worth it dengan kualitas kopi yang enak," terang keduanya yang saat itu sedang asik berbincang sambil menyesap secangkir kopi hangat dan es kopi house blend ala Roemah Kopi by Gouw.
Bagaimana, kamu tertarik juga mengunjungi Roemah Kopi by Gouw?