Sejarah Mixue, dari Hasil Minjam Uang Modal hingga Punya Ribuan Cabang

7 Januari 2023 10:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Toko Ice cream mixue. Foto: Arief Syauqi/shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Toko Ice cream mixue. Foto: Arief Syauqi/shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Fenomena Mixue beberapa waktu belakangan begitu hangat di dunia maya. Bagaimana tidak? Toko es krim viral ini hadir hampir di setiap tempat, terutama bangunan kosong. Namun, ternyata di balik kesuksesan Mixue terdapat kisah panjang yang berbanding terbalik dengan kondisi saat ini.
ADVERTISEMENT
Mengutip sejarah Mixue yang tertulis dalam webiste resminya, sebelum sepopuler seperti saat ini, toko es krim dan minuman tersebut dibangun dari nol oleh seorang Mahasiswa Universitas Henan, China bernama Zhang Hongchao.
Pada tahun 1997, Zhang awalnya memulai bisnis dengan meminjam uang milik neneknya sebesar 4.000 Yuan atau sekitar Rp 9 jutaan (dalam kurs Rp 2.280).
Bermodalkan uang dari sang nenek dan alat yang dia rakit sendiri, Zheng memulai bisnis es serut di dalam kios sederhana di Zhengzhou, Henan untuk meringankan beban keluarga. Produk yang ditawarkan juga masih sederhana yang terdiri dari; es serut, es krim, dan smoothie.
"Jadi setelah lulus kuliah, dia kembali ke Zhengzhou, mencari tempat untuk mendirikan warung dan mulai menjual es serut. Toko bernama "es serut dingin" ini adalah awal mula Mixue Bingcheng berdiri," demikian cerita soal Zhang dikutip dari PANDA!YOO, Jumat (6/1).
Corn Vanilla ice cream mixue. Foto: Virgatrinanda20/shutterstock
Namun, bisnis kuliner ini tidak berjalan dengan lancar karena sempat gagal akibat terpengaruh musim. Hal tersebut karena pada saat musim dingin, banyak orang yang enggan membeli dagangan miliknya. Kendati demikian, Zhang pun tidak patah semangat.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1999, Zhang memutuskan untuk membuka toko kedua miliknya dengan nama Mixue Bingcheng yang menawarkan lebih banyak pilihan menu. Laki-laki ini pun terus berinovasi dengan menjual formula es krim yang memiliki harga yang murah. Di awal bisnisnya, dia menjual minuman dengan harga 2 Yuan atau setara dengan Rp 4.000-an.
Harga yang ditawarkan Zhang untuk minumannya jauh lebih murah dibandingkan dengan para pesaingnya. Meskipun menawarkan dengan harga murah, Mixue kini menjadi merek bubble tea tunggal paling laris di China.

Bagaimana Mixue di Indonesia?

Mixue mulai melesat di tahun-tahun berikutnya, terbukti dari dengan dibukanya banyak cabang di berbagai negara. Pada tahun 2020, Mixue Bingcheng memiliki lebih dari puluhan ribu cabang yang ada di berbagai negara.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia sendiri, Mixue mulai membuka gerainya secara masif pada tahun 2021-2022. Terhitung sampai sekarang terdapat sekitar 300 cabang Mixue di seluruh Indonesia. Hal tersebut tidak luput dari ide marketing toko es krim ini.
Lukman Hakim selaku Area Manager Mixue Kemang Raya, mengatakan “Kebetulan Mixue ini lagi hype, ya. Momennya lagi hype, jadi kita manfaatkan momen itu. Kebetulan memang cabang ini berdekatan juga. Tapi sebenarnya itu bukan masalah dan kendala. Karena kita percaya diri dengan QSC (Quality, Service, Cleanliness) kita,” ujar Lukman yang kumparan temui di Mixue Kemang Raya, Jakarta Selatan pada Kamis (5/1).
Berpegang teguh pada prinsip QSC, hal tersebut tidak menimbulkan kekhawatiran brand ini untuk membangun cabang di lokasi yang berdekatan. Maka tidak heran kalau sekarang kamu bisa menemukan Mixue di berbagai tempat.
ADVERTISEMENT
Bahkan Mixue melalui laman resminya telah menggambarkan perluasan ekspansi bisnisnya, yang tidak hanya tersebar di pulau Jawa melainkan mulai merambah Sumatera dan Kalimantan.
Penulis: Monika Febriana