news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Selain Koki, Ini 7 Profesi di Industri Kuliner yang Tak Kalah Keren

10 Oktober 2018 18:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi seorang chef. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seorang chef. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Perkembangan industri kuliner tentu tak lepas dari adanya peran orang-orang di baliknya. Tanpa mereka, kita tak akan bisa menikmati hidangan yang saat ini kita santap, entah itu makanan yang kita beli di restoran, di supermarket, atau yang kita masak sendiri di rumah.
ADVERTISEMENT
Bila berbicara tentang perihal santap menyantap tersebut, profesi koki atau cheflah yang paling sering disebutkan. Ya, seorang koki memang sangat identik dan lekat dengan industri kuliner. Namun, industri kuliner sejatinya lebih dari itu, bukan sebatas bagaimana sepiring hidangan disajikan bagi penikmatnya.
Industri kuliner juga mencakup tentang bagaimana bahan-bahan makanan bisa diperoleh, diolah, hingga bisa disajikan di hadapan kita. Seni tentang bagaimana sebuah hidangan bisa disajikan pun sangat luas, tergantung pada preferensi masing-masing. Misalnya saja, dalam industri makanan sustainable, pasar petani lokal lah yang memiliki andil lebih besar.
Kira-kira, apa lagi profesi di industri kuliner yang tak banyak diketahui orang? Yuk, simak ulasannya seperti dilansir The Balance Career berikut ini:
ADVERTISEMENT
1. Craft Brewer
Ilustrasi craft brewer (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi craft brewer (Foto: Shutter Stock)
Profesi ini mungkin masih sangat asing bagi beberapa orang, namun craft brewer sendiri sudah cukup populer di dunia kuliner Eropa dan Amerika Serikat. Craft brewer sendiri adalah orang-orang yang memproduksi craft beer, yakni bir yang dibuat dengan bahan baku alami berkualitas tinggi, sehingga menghasilkan cita rasa terbaik. Saat ini, profesi tersebut tengah marak dan membuka kesempatan bagi orang-orang yang ingin menciptakan dan menjual kreasi minuman bir dan wine buatannya.
Walau terdengar cukup sulit untuk memulai bisnis itu, namun justru craft brewer sangat dibutuhkan dan mendapat permintaan tinggi dari bar, restoran fine dining, hingga toko-toko lokal.
2. Food Lawyer
Ilustrasi food lawyer (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi food lawyer (Foto: Shutter Stock)
Bila biasanya pengacara hanya berkutat pada masalah-masalah hukum general saja, ternyata ada pula bidang yang membahas tentang hukum yang menyangkut industri makanan, lho. Ya, meski tak banyak disadari, namun bisnis kuliner juga memerlukan payung hukum, apalagi bila terjadi sebuah sengketa dan masalah saat produksi.
ADVERTISEMENT
Selain berurusan dengan produksi pertanian dan makanan, food lawyer juga bekerja dengan isu-isu yang berkaitan dengan alergi makanan, suplemen makanan, kesehatan dan keselamatan masyarakat, serta hak pekerja di industri. Tak terlalu beda jauh dengan pengacara umum, bukan?
3. Food Stylist
Memegang makanan dengan dua tangan. (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Memegang makanan dengan dua tangan. (Foto: Shutter Stock)
Menarik atau tidaknya tampilan suatu hidangan menjadi salah satu aspek penting yang mempengaruhi minat beli kita. Selain presentasi yang menarik saat penyajian, keindahan tersebut juga harus mampu ditampilkan dalam bentuk foto atau gambar yang terpampang dalam menu maupun publikasi.
Untuk itulah, peran food stylist diperlukan untuk meningkatkan estetika dari hidangan dengan menatanya secantik dan semenarik mungkin. Bagaimana posisi yang tepat, apa properti tambahan yang perlu dijajarkan di samping hidangan, hingga pencahayaan seperti apa yang akan membuat makanan terlihat menggiurkan, food stylist harus tahu tentang semua itu.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, mereka akan berdiskusi dengan klien mereka, termasuk pemasok bahan, fotografer, serta penerbit untuk memastikan bahwa hidangan terlihat lezat dan menarik.
4. Koki Gastronomi Molekuler
Ilustrasi molecular gastronomy (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi molecular gastronomy (Foto: Thinkstock)
Meski sama-sama bergelar koki, namun sejatinya profesi seorang koki gastronomi membutuhkan ilmu yang lebih kompleks. Tak hanya sebatas pengetahuan tentang makanan saja, koki gastronomi molekuler juga harus menguasai ilmu fisika dan kimia, untuk menghasilkan sebuah hidangan spektakuler yang mampu menciptakan pengalaman sensori bagi penikmatnya.
Ya, hidangan dengan teknik gastronomi molekuler tersebut memang memiliki tampilan dan sensasi rasa tak biasa, serta terkesan sangat futuristik. Misalnya saja, minuman yang biasanya hanya berbentuk cairan, dapat dimodifikasi sedemikian rupa dan disajikan dalam bentuk gelembung dengan teknik gastronomi molekuler tersebut.
ADVERTISEMENT
5. Mycologist
Jamur matsutake (Foto: Dok. Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Jamur matsutake (Foto: Dok. Shutterstock)
Bila mixologist adalah seseorang yang meracik dan mengatur sistem pembuatan menu atau standar resep cocktail di suatu bar atau hotel, mycologist justru memiliki fokus kerja yang sangat berbeda. Mycologist sendiri merupakan ahli yang mempelajari tentang jamur, terutama untuk menentukan mana jenis yang aman untuk dikonsumsi dan mana yang berbahaya karena beracun.
Banyak mycologist--profesional maupun amatir, yang menjual jamur-jamur hasil perburuan mereka pada restoran, distributor makanan, dan konsumen perseorangan. Apalagi, terdapat beberapa jenis jamur yang permintaannya sangat tinggi dan dapat dijual dengan harga yang meroket, sehingga sangat menguntungkan bagi para mycologist sendiri.
6. Desainer Restoran
Interior Mewah Restoran di Cliveden House (Foto: Booking.com)
zoom-in-whitePerbesar
Interior Mewah Restoran di Cliveden House (Foto: Booking.com)
Tak memiliki latar belakang pendidikan kuliner, namun ingin ikut terjun dalam bidang bisnis tersebut? Tak semua profesi dalam industri kuliner harus berkutat dengan masakan, kok. Misalnya saja, profesi desainer restoran, yang justru lebih fokus pada interior bangunan. Sekilas, desainer restoran memang terdengar tak ada hubungannya sama sekali dengan kuliner, namun nyatanya, menata sebuah restoran tak sama seperti mendesain bangunan pada umumnya.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya memikirkan arsitektur bangunan dan interior ruangan saja, namun juga menentukan bagaimana pencahayaan yang pas hingga bahan apa yang tepat untuk digunakan sebagai taplak pada meja. Keseluruhan elemen tersebutlah yang harus mampu direalisasikan oleh seorang desainer restoran.
7. Petani Urban
Ilustrasi petani urban (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi petani urban (Foto: Shutter Stock)
Bila memikirkan profesi petani, tentu yang terpikirkan adalah ladang atau sawah. Nah, seiring dengan perkembangan zaman yang makin modern, profesi petani juga bisa dilakukan di tengah perkotaan, oleh para masyarakat urban, lho.
Profesi ini memanfaatkan ruang-ruang kosong yang tersisa di tengah kota--atap apartemen, atau balkon misalnya, untuk berkebun dan bercocok tanam. Meski media tanamnya terbatas, jenis tanaman yang dibudidayakan cukup beragam dan hasil kebunnya pun memiliki kualitas yang tak kalah baik. Biasanya, hasil kebun dari petani urban mendapat permintaan tinggi dari para penggemar makanan organik.
ADVERTISEMENT
Dari sekian jenis profesi di industri kuliner tersebut, adakah yang ingin kamu coba lakukan?