Street Food Singapura Masuk dalam Daftar Warisan Tak Benda UNESCO

22 Desember 2020 11:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Singapura. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Singapura. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Keragaman street food di Singapura memang sudah tak perlu diragukan lagi. Tradisi makan komunal di pusat jajanan terbuka, yang juga dikenal dengan hawker itu pertama kali dipopulerkan oleh berbagai koki selebriti dan film terkenal —membuatnya semakin mendunia. Kabar baiknya, budaya kuliner dari Negara Singa ini baru saja ditetapkan dalam daftar warisan budaya tak benda oleh UNESCO.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, badan kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengumumkan pada Rabu (6/12) bahwa mereka telah menambahkan ‘budaya jajanan’ ala Singapura ini ke dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda Manusia —setara dengan budaya yoga di India dan tango di Argentina. Warisan budaya tersebut diresmikan setelah hampir dua tahun lalu Singapura mulai mengajukan tawaran untuk memasukkannya ke dalam daftar itu.
Budaya kuliner ini mengacu pada komunitas penjual makanan di 114 pusat jajanan yang tersebar di seluruh negara tersebut. Pusat jajanan Singapura didirikan untuk menampung mantan pedagang kaki lima atau asongan, dalam upaya membersihkan pulau pada tahun 1970-an.
“Pusat-pusat ini berfungsi sebagai ruang makan komunitas tempat orang-orang dari berbagai latar belakang berkumpul dan berbagi pengalaman bersantap sambil sarapan, makan siang, dan makan malam,” jelas UNESCO.
Ilustrasi pedagang makanan di Singapura. Foto: Shutterstock
Ruang makan komunitas ini dianggap sebagai tempat berbaur untuk seluruh lapisan masyarakat —menyajikan hidangan murah yang baru dimasak dari pagi hingga malam. Pengunjung dapat menemukan berbagai makanan khas; dari bebek panggang utuh, bakpao babi, kaki babi, nasi, hingga kari.
ADVERTISEMENT
Koki selebriti termasuk Anthony Bourdain dan Gordon Ramsay telah mempromosikan hidangan di pusat jajanan favorit mereka di Singapura, seperti nasi ayam.
Tidak hanya itu, film Crazy Rich Asians yang rilis tahun 2018 juga menunjukkan kekayaan kuliner jalanan Singapura, lewat kedatangan bintang utamanya ke pusat jajan, dan membeli berbagai hidangan di pasar malam.
5 Makanan di Newton Food Centre Foto: Mela Nurhidayati/kumparan
Pada tahun 2019, ada 58 tempat makan di Singapura yang masuk dalam daftar Michelin Bib Gourmand —33 di antaranya adalah kios jajanan hawker. Hal ini menjadikan Singapura sebagai rumah bagi beberapa makanan berbintang Michelin termurah di dunia.
Jajanan pertama yang mencapai prestasi itu adalah Liao Fan Hawker Chan di Chinatown Complex Market, pada tahun 2016. Dengan SGD 3 (sekitar Rp 32 ribu) pengunjung bisa mendapatkan sepiring nasi ayam kecap ini.
com-Chilli crab begitu merakyat sehingga hidangan ini dinobatkan secara (tak resmi) menjadi makanan nasional Singapura. Foto: Shutterstock
Namun, budaya jajan Singapura kini sedang menghadapi tantangan. Usia rata-rata para pedagang di negara tersebut adalah 60 tahun, dan kaum muda Singapura semakin menghindari dapur hawker untuk memilih menjadi pekerja kantoran. Pandemi COVID-19 juga membawa dampak cukup serius, baik turis maupun penduduk setempat dilarang makan di luar selama lockdown.
ADVERTISEMENT
Tetapi, tenang saja, kamu tetap bisa menemukan berbagai pusat jajanan hawker. Berkat daftar warisan ini, Singapura harus menyerahkan laporan setiap 6 tahun kepada UNESCO, guna menunjukkan upaya yang dilakukan untuk melindungi dan mempromosikan budaya jajannya tersebut.
Reporter: Natashia Loi