Studi: Menyeduh Teh Bisa Menghilangkan Logam Berat dari Air

15 April 2025 10:28 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi teh hitam. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi teh hitam. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Teh memang dikenal sebagai minuman sehat yang bisa bikin rileks dan menenangkan pikiran. Banyak orang bahkan lebih memilih teh dibanding kopi karena efeknya yang lebih lembut. Tapi tahukah kamu? Manfaat teh ternyata lebih dari sekadar penenang.
ADVERTISEMENT
Sebuah studi terbaru dari Northwestern University, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa teh juga bisa membantu mengurangi kandungan logam berat seperti timbal yang mungkin ada dalam air minum kita.
Benjamin Shindel, peneliti utama studi tersebut mengatakan, selama ini manfaat kesehatan dari teh kerap dikaitkan dengan senyawa penyedap atau flavonoid. Namun, penelitian terbaru ini menunjukkan kemungkinan lain.
“Saya pikir satu penjelasan yang mungkin lebih baik adalah bahwa teh membantu menghilangkan logam dari air,” ujarnya, seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (15/4).
Dalam studi tersebut, Shindel dan timnya menemukan bahwa secangkir teh hitam yang diseduh selama lima menit dapat mengurangi konsentrasi ion timbal dalam air hingga sekitar 15%. Meskipun belum diuji secara langsung dampaknya terhadap kesehatan manusia, para peneliti meyakini bahwa pengaruhnya tetap bisa dirasakan, meski dalam skala kecil.
ADVERTISEMENT
“Bahkan di negara seperti Inggris, di mana kadar timbal dalam air minum relatif rendah, teh mungkin tetap memberikan efek menguntungkan,” ujar Shindel.
Ilustrasi teh celup. Foto: PeopleImages.com - Yuri A/Shutterstock
Ia menambahkan bahwa konsumsi teh secara rutin bisa saja mengurangi paparan logam berat dalam jumlah kecil, dan jika dilakukan secara luas oleh masyarakat, hal ini mungkin berdampak pada penurunan risiko penyakit terkait logam berat.
"Konsumsi teh dapat mengurangi asupan logam berat (masyarakat) dalam jumlah yang sangat kecil, dan mungkin, di seluruh populasi Inggris, hal itu dapat menurunkan tingkat penyakit yang berkaitan dengan konsumsi logam dalam jumlah yang juga sangat kecil,” katanya.
Beberapa penelitian sebelumnya juga telah menunjukkan bahwa peminum teh memiliki risiko lebih rendah terhadap stroke, demensia, bahkan kematian.
ADVERTISEMENT
Dalam jurnal ACS Food Science & Technology, Shindel dan rekan-rekannya melaporkan bagaimana mereka menyeduh teh menggunakan berbagai jenis air yang mengandung konsentrasi ion logam berat tertentu. Mereka kemudian mengukur kembali konsentrasi ion-ion tersebut setelah diseduh dalam waktu yang berbeda, dan menggunakan larutan tanpa teh sebagai pembanding.
Dengan menggunakan teh hitam, mereka menemukan bahwa seduhan teh mengurangi konsentrasi semua ion logam yang diuji, termasuk timbal, kromium, dan kadmium.
Mereka kemudian memfokuskan pada timbal, dan menemukan bahwa semakin lama waktu penyeduhan dan semakin tinggi suhu air, maka semakin besar pengurangan konsentrasi ion timbal. Selain itu, teh yang telah digiling memberikan efek yang lebih besar dibandingkan daun teh utuh.
Ilustrasi kantung teh celup. Foto: New Africa/Shutterstock
Tim peneliti juga menemukan bahwa setidaknya pada sampel yang mereka uji, teh hitam, hijau, dan putih lebih efektif dalam mengurangi konsentrasi ion timbal dibandingkan teh chamomile, rooibos, dan oolong saat diseduh selama 24 jam untuk mencapai kesetimbangan.
ADVERTISEMENT
Menariknya, bahan kantong teh juga memengaruhi hasil. Kantong teh berbahan selulosa terbukti membantu menurunkan kadar timbal, sementara kantong berbahan katun dan nilon tidak menunjukkan efek yang sama.
Lantas kapan waktu terbaik minum teh?
Menurut Sakshi Lalwani, ahli diet dan pakar gaya hidup aktif dari Delhi, teh mengandung kafein yang bisa menambah energi dan membantu pencernaan. “Bagi kebanyakan orang, energi cenderung lebih rendah setelah makan siang dan di pagi hari. Berdasarkan hal itu, masuk akal untuk minum teh tepat setelah makan siang,” ujar dia dikutip dari Hindustian Times.
Namun, ia mengingatkan agar tidak langsung minum teh setelah makan, karena teh mengandung asam tanat yang bisa menghambat penyerapan protein dan zat besi dari makanan. Disarankan untuk menunggu sekitar 15-20 menit setelah makan baru minum teh.
ADVERTISEMENT
Teh juga sebaiknya tidak dikonsumsi setelah makan malam karena kandungan kafeinnya bisa mengganggu tidur. "Karena banyak teh favorit mengandung kafein, minum teh biasanya tidak disarankan setelah makan malam," kata Lalwani.
Ahli gizi lainnya, Shruti Bharadwaj, menyarankan agar teh diminum setidaknya dua jam setelah makan berat atau sarapan. Menurutnya, hal ini penting supaya tubuh bisa menyerap nutrisi dengan lebih baik tanpa terganggu kandungan tanin dari teh.
Berbeda dengan Bharadwaj, Priya Palan, Ahli Gizi di Zen Multispecialty Hospital, mengatakan bahwa minum teh saat sarapan masih tergolong aman.
“Tanin dalam teh memang sedikit mengganggu penyerapan makanan, tetapi tidak sampai menghambat seluruh sarapan Anda. Untuk penyerapan zat besi, kami selalu menyarankan menambahkan vitamin C agar penyerapannya meningkat,” jelas Palan.
ADVERTISEMENT