Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dr. Amadeus Driando Ahnan-Winarno, co-founder Indonesian Tempe Movement mengatakan kepada kumparanFOOD, tempe merupakan makanan enak, menyehatkan, alami, terjangkau, juga ramah lingkungan.
Untuk itulah, organisasi ini memiliki visi untuk mempromosikan tempe dan memberi akses pada banyak orang; bahwa tempe adalah makanan nutrisi tinggi, ramah lingkungan, serta terjangkau.
“Ibaratnya, kami ini seperti kotak pasir. Mengajak banyak orang untuk buat istana pasir juga mengambil perhatian orang akan manfaat tempe. Menyadarkan mereka pula, kalau ada, lho makanan tinggi nutrisi, lebih ramah lingkungan, pastinya juga terjangkau,” ujarnya saat kumparan hubungi.
Andro menjelaskan, dibandingkan dengan sumber makanan protein lain, semisal daging sapi, tempe lebih memiliki pengaruh baik terhadap sustainability. Penemuan ini dia sebarkan melalui disertasi yang dia lakukan di University of Massachusetts Amherst sewaktu dia berkuliah S3.
Salah satu poin dalam disertasinya tersebut membahas mengenai sustainability. Menurutnya, penggunaan energi pembuatan tempe empat kali lipat lebih hemat dibanding mengolah daging sapi.
ADVERTISEMENT
Kepopuleran tempe sebagai makanan Indonesia , kian hari kian populer. Hal ini juga diamini oleh Andro. Dia menegaskan bahwa tempe cukup relevan dengan dengan gaya hidup zaman sekarang. Terlebih dengan tema sustainable food yang kian diusung oleh banyak perusahaan penyedia produk makanan.
Begitu juga dengan limbah tempe; baik limbah cair maupun padat hasil dari pembuatan tempe bisa dimanfaatkan sebagai bahan daya guna. Misalnya, limbah cair tempe mengandung protein asam amino yang bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak. Tak hanya itu, kamu juga bisa memanfaatkannya sebagai pupuk kompos.
Selanjutnya, berdasarkan data dari Our World in Data pada 2018, untuk menghasilkan 1.000 kilokalori daging sapi setidaknya bisa menghabiskan lahan seluas 119,49 meter persegi. Sementara 1.000 kilokalori kacang-kacangan hanya membutuhkan lahan 2,11 meter persegi.
ADVERTISEMENT
Kemudian dari sisi gas rumah kaca, satu kilogram daging sapi dapat menghasilkan emisi gas sebesar 99,48 kgCO2eq, sementara satu kilogram kacang-kacangan hanya menghasilkan 0,43 kgCO2eq.
“Makanan-makanan berbasis hewani memang lebih banyak memberikan emisi gas rumah kaca dibandingkan makanan nabati,” ujar Guru Besar FMIPA IPB Prof. Dr. Ir. Antonius Suwanto, M.Sc., seperti dikutip dari Antara.
Nah, maka itu, dengan kamu mengonsumsi tempe bukan hanya nikmat dan bermanfaat bagi kesehatan, melainkan pula, superfood ini juga bisa menjadi salah satu bentuk nyata kamu peduli terhadap green lifestyle masa kini.