Terjebak di Dalam Gua, Apa Saja Makanan yang Bisa Dikonsumsi?

12 Juli 2018 6:37 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gua (Foto: Dok. Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gua (Foto: Dok. Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Penelusuran gua menjadi salah satu kegiatan alam yang kerap dilakukan, baik untuk wisata maupun kepentingan penelitian. Penyusuran gua ini tentunya harus dibekali dengan persiapan yang matang, mengingat jalurnya yang tak cukup leluasa untuk dilalui.
ADVERTISEMENT
Risikonya pun cukup tinggi, karena letaknya yang berada di dalam tanah, sehingga kita harus benar-benar siap bila terdapat kejadian yang tak diinginkan.
Seperti yang terjadi pada anak-anak dari tim sepak bola Thailand beberapa waktu lalu. Mereka terjebak selama kurang lebih 17 hari di dalam gua bersama sang pelatih, lantaran gua yang mereka kunjungi dikepung oleh banjir.
Untungnya, seluruh anggota dan pelatih tim sepakbola tersebut berhasil bertahan hidup dan diselamatkan dalam keadaan sehat. Dari gua sempit, mereka menemukan jalan pulang.
Gua Buniayu. (Foto: Flickr/Ferdinand Teguh)
zoom-in-whitePerbesar
Gua Buniayu. (Foto: Flickr/Ferdinand Teguh)
Kira-kira, apa yang dapat kita manfaatkan sebagai asupan makanan agar dapat bertahan hidup saat terjebak dalam gua?
Letak gua yang berada di dalam tanah membuatnya tak terjamah oleh sinar matahari, sehingga tak memungkinkan bagi spesies tanaman untuk tumbuh di dalamnya. Kebutuhan akan cahaya matahari tersebut membuat tanaman hanya bersemi di permukaan gua saja, tak sampai merambat ke dalam.
ADVERTISEMENT
Menurut Wildan Septian Adam, salah satu anggota organisasi penjelajah pecinta alam Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta, Mahameru Mining Cruiser, menuturkan bahwa satu-satunya sumber pangan yang dapat dimanfaatkan saat di dalam gua adalah air. Meski tak mendapat asupan makanan sekalipun, air membuat tubuh kita dapat tetap bertahan dalam kondisi darurat.
"Karakteristik gua sendiri sebenarnya bermacam-macam, ada yang memang memiliki kandungan air, ada juga yang tidak berair. Nah, gua yang banyak kandungan air tersebut bisa dimanfaatkan untuk dikonsumsi melalui air yang menetes dari stalaktit," jelasnya saat dihubungi kumparanFOOD.
Ilustrasi stalaktit (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi stalaktit (Foto: Thinkstock)
Tak heran, para anggota tim sepakbola tersebut juga memanfaatkan rembesan air pada dinding gua demi bertahan hidup selama terjebak di dalamnya.
Gua sendiri sejatinya merupakan saluran air bawah tanah alami, yang sebagian besar memiliki aliran sungai di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Randy Saemona, pegiat alam yang kerap menjelajah gua, air gua yang berasal dari stalaktit maupun dinding gua dapat menjadi alternatif untuk survive.
"Sepengalaman saya selama minum air gua sih baik-baik saja, jadi bisa dimanfaatkan untuk keadaan darurat," terangnya.
Selain itu, di dalam gua juga kerap terdapat berbagai macam hewan, yang dalam kondisi darurat dapat kita konsumsi. Misalnya saja, kelelawar, burung, udang, kepiting, hingga ikan.
"Dulu saya pernah saat berkunjung ke salah satu gua yang ada di Jogja, di dalamnya terdapat sungai yang banyak ikannya. Nah, disitu kita juga bisa memanfaatkannya sebagai bahan pangan untuk survive," ungkap Wildan.
Persiapan dan bekal sebelum menyusuri gua
Kendati kasus terjebaknya anggota tim sepak bola di Thailand tersebut membuat nyali banyak orang ciut, namun nyatanya gua menyimpan pesona dan keindahan yang layak untuk ditelusuri.
ADVERTISEMENT
Nah, untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tak diinginkan, tentu kamu harus melakukan berbagai persiapan, salah satunya adalah bekal yang memadai. Apalagi, di dalam gua sangat minim akan bahan makanan yang dapat disantap.
Randy menjelaskan, saat hendak melakukan penyusuran gua, kita harus memperkirakan apa aja yang harus dibawa. Jumlah bekal tersebut harus disesuaikan dengan waktu penjelajahan.
Ilustrasi roti kemasan (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi roti kemasan (Foto: Thinkstock)
" Ya baiknya bawa makanan yang nggak terlalu memberatkan tapi cukup untuk kebutuhan tubuh, misalkan bawa roti, atau makanan cepat saji lainnya," tutur Randy.
"Selain itu, jangan lupa juga untuk membawa minum dan obat-obatan pribadi. Persiapannya hampir sama kalau mau kemah saja," ungkapnya.
Tak kalah penting, Muhammad Darwin, selaku ketua organisasi Speleologi--ilmu yang mempelajari tentang gua, Acintyaçûnyatâ Speleological Club juga menganjurkan untuk selalu meninggalkan pesan kepada keluarga atau teman dekat sebelum melakukan penyusuran gua, meliputi waktu berangkat, lokasi kegiatan, dan kapan waktu berakhirnya kegiatan.
ADVERTISEMENT
"Dengan memberikan informasi tersebut, keluarga atau teman kita dapat mengambil tindakan bila kita belum pulang di waktu yang seharusnya," pungkas Darwin.