Tim Google Gunakan Kecerdasan Buatan untuk Ciptakan Dua Resep Kue Baru

19 Januari 2021 13:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi membuat adonan donat Foto: Dok.Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi membuat adonan donat Foto: Dok.Shutterstock
ADVERTISEMENT
Tim Google kali ini memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan dalam bidang kuliner. Dengan ditemukannya berbagai alat masak canggih, tak dapat dipungkiri semakin membantu kita untuk berkreasi di dapur. Sementara kita menunggu temuan baru, para ahli terus mengembangkan dan menemukan cara guna memanfaatkan teknologi tersebut.
ADVERTISEMENT
Mengutip Food and Wine, ahli kecerdasan buatan atau Artifical Intelligence (AI) di Google telah membuat aplikasi baru —yang dapat membuat makanan penutup hasil olahan kecerdasan buatan! Terinspirasi dari lonjakan data penelusuran kue saat pandemi, tim di Google Cloud memutuskan untuk menyelami tren lebih dalam, dan mencoba memahami ilmu di balik apa yang membuat cookies renyah, kue kenyal, dan roti mengembang.
Menurut sebuah unggahan dalam laman blog mereka, setelah melakukan riset dengan mesin pembelajaran, mereka mencoba untuk menggabungkan atribut-atribut ini ke dalam resep kreasi baru.
Dengan menggabungkan bahan-bahan, mereka menciptakan dua resep dessert panggang yang benar-benar baru dan unik. Ada ‘Cakie’, yang dikatakan memiliki cita rasa bak kue dan kerenyahan cookies. Lalu, ada Breakie, yang disebut sebagai roti lembut atau kue yang memiliki tekstur seperti muffin.
ADVERTISEMENT
Alhasil, kita menemukan dua resep pastry baru (yang menemani Cronut dan Croffle, serta berbagai ide-ide baru masih akan muncul di kemudian hari).
Bukan hanya kerja mesin, penemuan dua resep ini juga dibantu dan dioperasikan oleh manusia. Pertama, karyawan Google Cloud ini mengatur sekitar 700 resep yang mencakup cookies, kue, dan roti —melakukan standardisasi pengukuran, mengisolasi bahan utama, dan mengkategorikan ulang jenis makanan; seperti roti pisang yang sebenarnya bukan "roti".
Kemudian, mereka memasukkannya ke dalam alat yang disebut "Tabel AutoML". Alat ini berguna untuk membuat model pembelajaran mesin yang nantinya dapat memprediksi apakah suatu resep adalah kue, cookies, atau roti berdasarkan jumlah bahannya. Namun, tentu saja, suatu resep tidak selalu cocok dengan satu kategori.
ADVERTISEMENT
Sara Robinson, pemimpin proyek tersebut, menjelaskan kalau sebuah resep mungkin akan menghasilkan 97 persen roti, 2 persen kue, dan 1 persen cookies. Maka dari itu, Robinson memanfaatkan mesin model pembelajaran tersebut untuk membuat resepnya sendiri; seperti cookies 50 persen dan kue 50 persen untuk membuat Cakie.
Ilustrasi kue atau cookies. Foto: Shutterstock
"Ini enak," kata Robinson, setelah mencoba membuat Cakie. "Dan, anehnya rasanya seperti yang saya bayangkan akan terjadi jika saya memberi tahu mesin untuk membuat gabungan kue dan cookies."
Berdasarkan kesuksesan tersebut, dia dan Dale Markowitz terus mengubah model mereka, hingga akhirnya menghasilkan Breakie. "Kami harus mengingatkan bahwa meskipun model mesin pembelajaran memberi kami bahan-bahan, ia tidak menyebutkan petunjuk pembuatan kue, jadi kami harus berimprovisasi sendiri," tulis mereka. "Dan, kami menambahkan chocolate chip dan kayu manis untuk campuran yang baik."
ADVERTISEMENT
Selain memberi beberapa resep baru untuk dicoba, eksperimen tersebut menunjukkan seberapa luas penerapan kecerdasan buatan hingga ke dunia kuliner.
Tidak hanya itu, hasil dari pembelajaran mesin tersebut akhirnya dapat menjawab rasa penasaran setiap manusia, —seperti yang dijelaskan Google, "apa, secara fundamental, secara ilmiah, membuat sepotong kue berbeda dari sepotong roti atau cookies?” Hmm, bagaimana menurutmu, apakah resep hasil kecerdasan buatan ini patut dicoba?
Reporter: Natashia Loi