Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Apa yang kamu bayangkan ketika lapar? Sepiring ayam goreng gurih nan renyah, atau steak daging sapi yang juicy nan meleleh di mulut? Membayangkannya saja sudah bikin air liur mengalir deras.
ADVERTISEMENT
Tapi, bagaimana kalau ketika lapar kamu malah disuguhkan sepiring tumisan daging ular, masih mau makan atau malah bikin selera makan hilang?
Tidak begitu dengan warga Hanoi yang sudah sejak sekitar 200 tahun lalu, mengembangbiakkan serta menjadikan ular sebagai reptil ternak. Bukan tanpa alasan, melansir CNN, ular sudah lekat sebagai makanan khas di desa Lệ Mật, Hanoi, Vietnam. Bahkan desa ini dijuluki 'Desa Ular.'
"Pada zaman kuno, penduduk desa menggunakan (darah ular) ini untuk menyembuhkan sakit kepala, tenggorokan, hingga masalah tulang," kata Long, manajer restoran Nguyen Van Duc, dikutip dari CNN.
Restoran ini sudah sejak 20 tahun yang lalu menyajikan menu berbahan dasar daging ular. Hidangan yang disajikan mengacu pada makanan khas bercita rasa Vietnam. Dalam masakannya, ia banyak menggunakan daun basil, saus ikan, dan bawang putih. Dengan konsep family restaurant.
ADVERTISEMENT
Pengunjung yang datang bisa memilih sendiri ular mana yang hendak tersaji di meja mereka. Ular yang digunakan masih hidup sehingga dagingnya tetap segar. Sementara dagingnya dijadikan lauk, darah dan empedunya dibuat minuman yang disebut 'bir lokal.'
Untuk seekor kobra dijual seharga 60 dollar atau sekitar Rp 843 ribu, yang bisa dimakan untuk enam sampai delapan orang. Daging ular tersebut juga dijadikan berbagai hidangan; mulai dari menjadi isian lumpia, tumisan, sup, hingga dibungkus daun la lot.
Diceritakan beberapa pengunjung yang datang, bukan hanya menikmati sajian suguhan Nguyen Van Duc melainkan juga merasa terhibur. Khususnya untuk mereka yang sebelumnya belum pernah mencicipi makanan ekstrem sebelumnya.
Long juga mengatakan, kalau selama ini tidak ada keluhan dari pelanggannya yang serius. "Kami memberi tahu mereka dengan jujur bahwa, sejak awal hingga sekarang, tidak ada kasus alergi atau keracunan setelah makan ular ," tutupnya.
ADVERTISEMENT
Bagaimana dengan kamu, pernahkah mencicipi daging ular?