Zipair, Maskapai Penerbangan Jepang yang Sajikan Makanan Berbahan Serangga

6 September 2022 18:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi maskapai Jepang, Zipair. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi maskapai Jepang, Zipair. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Melakukan perjalanan jauh menggunakan maskapai penerbangan meski terasa singkat, tapi terkadang melelahkan juga. Itu berarti, kamu tetap membutuhkan makanan untuk memulihkan energi yang terkuras selama perjalanan. Tapi, bagaimana bila menu makanan yang ditawarkan tampak tak biasa, seperti berbahan serangga?
ADVERTISEMENT
Mengutip SCMP, pengalaman inilah yang ditawarkan oleh maskapai Jepang, Zipair, dengan menghadirkan menu makanan burger cabai, tomat, dan pasta yang terbuat dari jangkrik. Menariknya, maskapai yang beroperasi sejak Oktober 2020 tersebut mengeklaim sejauh ini tidak ada keluhan dari penumpang.
“Meskipun kami masih meninjau umpan balik pelanggan, kami telah menerima lebih dari 60 pesanan pembelian untuk kedua hidangan tersebut sejak diperkenalkan pada 1 Juli,” kata Mark Matsumoto, juru bicara maskapai Zipair.
Namun, menurut Matsumoto, maskapai tersebut tidak membuat makanan berbahan serangga sesuai dengan jumlah penumpang dalam setiap penerbangan. Akan tetapi, menu tersebut dapat kamu nikmati bila telah melakukan pemesanan di awal.

Potensi serangga sebagai bahan makanan

Ilustrasi makanan berbahan serangga. Foto: Shutterstock
Dalam pembuatan dua menu makanan ini dibutuhkan waktu sekitar tiga bulan untuk menyempurnakan resep yang ditemukan oleh koki perusahaan. Kedua menu tersebut berupa kriket yang dihancurkan dengan aroma mirip kedelai. Sementara itu, makanan unik ini dihargai 1.500 yen atau sekitar Rp 158 ribu.
ADVERTISEMENT
Di Jepang, jangkrik merupakan camilan tradisional yang mempunyai potensi menjadi sumber daya penting di kemudian hari. Menurut Takahito Watanabe, seorang profesor biologi perkembangan di Universitas Tokushima, sekaligus pendiri perusahaan Gryllus, mengatakan bahwa ia dan para peneliti lainnya sedang mencari cara untuk memaksimalkan kandungan gizi dari jangkrik menjadi bahan makanan.
Ilustrasi burger berbahan serangga Foto: Shutter Stock
Jangkrik memiliki kandungan yang bermanfaat bagi tubuh manusia, yaitu kalsium tinggi, magnesium, zat besi, vitamin, dan serat makanan. Selain dapat diubah menjadi bahan makanan, jangkrik juga dapat diolah menjadi produk kosmetik dan farmasi, serta pupuk.
Selain jangkrik, Zipair juga berpikiran terbuka untuk mengembangkan pilihan menu lain berbahan serangga, seperti laba-laba, kumbang, dan bahkan kecoak.
“Kami akan terus meninjau tingkat kepuasan pelanggan dengan makanan dalam penerbangan kami dan, jika ulasan positif mengikuti, ada kemungkinan besar bahwa Zipair akan memperluas menu pilihan makanan berkelanjutan,” terang Matsumoto.
ADVERTISEMENT

Kurangi sampah makanan

Ilustrasi bubuk jangkrik Foto: Shutter Stock
Dalam meluncurkan pilihan makanan, Zipair terinspirasi untuk dapat mengembangkan lebih jauh hidangan tersebut. Tujuannya adalah, pembangunan berkelanjutan untuk limbah, seperti yang dikampanyekan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2015.
Oleh karena itu, Zipair melakukan kerja sama dengan perusahaan teknologi pangan Gryllus yang memiliki tujuan dan visi yang sama, untuk mengurangi kelangkaan makanan di dunia.
Lebih lanjut, Matsumoto mengatakan, “Karena Zipair dan Gryllus sama-sama memiliki tujuan bersama untuk mengurangi kelangkaan makanan, masuk akal bagi kedua perusahaan untuk berkolaborasi dalam pengembangan makanan ini.”
“PBB telah melaporkan bahwa dalam 30 tahun ke depan, populasi global akan mencapai tingkat di mana kekurangan produk makanan berbasis hewan akan terjadi, jadi kami akan terus bekerja dengan perusahaan yang mengembangkan dan memperkenalkan pilihan makanan berkelanjutan untuk berkontribusi pada kemajuan masyarakat.”
ADVERTISEMENT
Nah, itulah alasan maskapai Jepang, Zipair menawarkan jangkrik sebagai bahan makanan. Rupanya, hal ini untuk mendorong kampanye yang dilakukan oleh PBB mengenai pengurangan sampah makanan di dunia.
Lantas, apa kamu berani untuk mencoba dua menu tersebut dan ikut mendukung kampanye PBB?
Penulis: Riad Nur Hikmah