Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
11 Musisi Dunia yang Memiliki Darah Indonesia
26 Juli 2018 12:46 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB

ADVERTISEMENT
Setelah Rich Brian dan Agnez Mo sukses menginjakkan kaki di industri musik internasional, musisi-musisi asli Indonesia pun menjadi bahan perbincangan di mata dunia.
ADVERTISEMENT
Siapa sangka, ternyata sejak zaman dahulu, banyak musisi dunia berdarah Indonesia yang sukses menjajah pasar musik internasional. kumparan telah mencatat siapa saja mereka. Berikut daftarnya.
1. The Blue Diamonds

The Blue Diamonds merupakan duo yang dibentuk oleh kakak-beradik Ruud de Wolff dan Riem de Wolff pada 1959. Meski berasal dari Belanda, mereka adalah keturunan Indonesia yang lahir di Jakarta dan aru menyeberang ke Belanda pada 1949.
Acap kali disebut sebagai The Everly Brother asal Belanda, musik rock n roll upbeat karya The Blue Diamonds sukses menembus pasar Amerika Serikat. Mereka sempat mendaur ulang soundtrack film 'Ramona' (1928) dan menempatkan diri di posisi ke-72 Billboard Hot 100.
Selain single 'Ramona', Blue Diamond juga memiliki segudang album, seperti 'Always... The Blue Diamond' (1960), 'Till We Meet Again' (1961), dan 'Right Back' (1987). The Blue Diamonds juga memiliki satu album berbahasa Indonesia yang bertajuk 'Layang-layang' (1982), serta satu album berbahasa Spanyol yang bertajuk 'En Espanol' (1969).
ADVERTISEMENT
Hingga era '90-an, The Blue Diamonds masih terus berkarya dan menjadi salah satu fenomena dan legenda di industri musik Belanda. Ruud meninggal dunia pada tahun 2000 di usia 51 tahun, sedangkan Riem meninggal dunia pada tahun 2017 di usia 74 tahun karena penyakit komplikasi.
2. The Tielman Brothers

Mirip seperti The Blue Diamonds, The Tielman Brothers merupakan grup musik yang didirikan oleh kakak-beradik asal Indonesia, Andy, Reggy, Ponthon, dan Loulou Tielman pada 1947. Meski sang ayah keturunan Kupang, Nusa Tenggara Timur, mereka lebih memilih untuk tinggal dan menetap di negara asal sang ibu, yakni Belanda.
Pada 1958, The Tielman Brothers dipercaya untuk menjadi grup musik yang mewakili Belanda dalam pagelaran seni Belgia yang bertajuk 'Brussel World Fair'. Di sana, The Tielman Brothers menunjukkan sisi liar mereka di atas panggung dengan memainkan musik yang mereka sebut indorock, perpaduan rock n roll dan keroncong Jawa.
ADVERTISEMENT
Sayang sekali, apresiasi terhadap The Tielman Brothers di hari tua tak sebaik The Blue Diamonds. Di era 2000-an, mereka terpaksa berpindah ke Australia karena merasa sering menjadi target rasisme dan musik mereka pun tidak diapresiasi dengan baik oleh masyarakat di Belanda.
Diketahui bahwa Reggy merupakan personel terakhir yang meninggal pada 2014. Sebelumnya, Andy telah lebih dulu berpulang pada 2011, Ponthon pada 2000, dan Loulou pada 1994.
3. Eddie dan Alex 'Van Halen'

Alexander Arthur van Halen dan Edward Lodewijk van Halen merupakan pendiri grup musik rock asal Amerika Serikat, Van Halen. Mereka lahir dari seorang ayah berdarah Belanda, Jan van Halen, dan seorang ibu berdarah Maluku, Indonesia, Eugenia van Halen.
ADVERTISEMENT
Pada 1962, keluarga van Halen bertolak ke California, AS. Eddie dan Alex pun menjadi naturalisasi Amerika Serikat di usia 10 dan 12 tahun. Meski pada mulanya Eddie dan Alex mempelajari piano, Eddie akhirnya justru kepincut oleh kehebatan gitar Eric Clapton, sedangkan Alex mengagumi dentuman drum Ron Wilson dari band The Surfaris.
Di usia 20 tahun, Eddie yang sudah mahir bermain gitar mengajak Alex untuk membentuk sebuah grup musik rock bersama. Usai bertemu LeRoth dan Anthony, mereka pun semakin solid dan Van Halen akhirnya terbentuk.
Van Halen kemudian dikenal sebagai grup musik eksentrik dengan permainan gitar Eddie yang ajaib dan dentuman liar drum dari Alex. LeRoth juga kerap disebut sebagai 'badut' panggung karena aksinya yang konyol dan aneh. Tak heran rasanya jika pada 2007, Van Halen sukses masuk ke dalam 'Rock and Roll Hall of Fame'.
ADVERTISEMENT
Karya-karya mereka pun sangat laris di pasaran dan menginspirasi banyak orang. Single 'Jump' pernah memuncaki tangga lagu Billboard Hot 100 dan album 'For Unlaw Carnal Knowledge' (1991) juga memenangkan kategori 'Best Hard Rock Performance' di Grammy Awards 1992.
4. Daniel Sahuleka

Daniel Sahuleka merupakan musisi kenamaan dunia berdarah Ambon-Sunda yang lahir di Semarang. Kendati demikian, Daniel dan keluarganya sudah bertandang dan menetap di Belanda sejak era '60-an.
Pada 1976, Daniel menelurkan album self-titled dengan single andalan yang berjudul 'You Make My World So Colorful' di bawah naungan label musik Belanda, Polydor. Selang beberapa tahun, Daniel kembali mengeluarkan single 'Don't Sleep Away the Night' yang kemudian terkenal hingga ke pasar musik Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Memasuki era '90-an, Daniel lebih banyak mengisi acara-acara musik ketimbang menelurkan karya baru. Hanya saja, pada 2004, dia sempat mengeluarkan album 'Berdendang' yang didedikasikan khusus untuk leluhurnya di Maluku.
Kini, Daniel banyak terlibat dalam aksi kemanusiaan di Indonesia. Ia sempat menyumbang dana sebesar Rp 33 juta untuk korban letusan Gunung Merapi pada 2010 dan terus menggalakkan perdamaian atas perang yang kerap terjadi di Maluku.
5. Dougy Mandagi 'The Temper Trap'

Dougy merupakan vokalis grup musik The Temper Trap yang lahir dan menghabiskan masa kecilnya di Indonesia. Ia juga merupakan keturunan langsung dari salah satu pahlawan nasional asal Manado, Arie Frederik Lasut.
Sejak 1999, Dougy pun memutuskan untuk mencari jati dirinya sendiri dan terbang ke Melbourne, Australia, bermodalkan pengetahuan musiknya. Selama menjadi seorang pengamen di Australia, Dougy bertemu dengan Aherne yang kala itu meminta untuk diajarkan cara bermain gitar.
ADVERTISEMENT
Pada 2005, Dougy dan Aherne akhirnya mengajak drummer bernama Dundas untuk membentuk The Temper Trap bersama-sama. Satu tahun berselang, The Temper Trap sukses merampungkan sebuah Extended Play atau EP yang sukses membawa mereka menjadi penampil di berbagai festival musik, termasuk V Festival dan Gold Coast Festival.
Pada 2009, The Temper Trap akhirnya merilis album perdana mereka yang bertajuk 'Conditions' dengan single berjudul 'Sweet Disposition'. Single tersebut melejit dan sempat menduduki posisi 9 di tangga lagu Billboard Hot 100. Lagu tersebut juga membawa The Temper Trap memenangkan berbagai penghargaan, seperti ARIA Awards, APRA Awards, dan EG Music Awards.
Hingga saat ini, Dougy masih terus mengembangkan The Temper Trap. Usai berpindah dari Australia ke Inggris, The Temper Trap telah merampungkan album 'Thick as Thieves' (2016), serta menjadi band pembuka untuk tur dunia Imagine Dragons tahun ini.
ADVERTISEMENT
6. Michelle Branch

Di era 2000-an, nama Michelle Branch meroket karena dua album yang ia luncurkan, 'The Spirit Room' dan 'Hotel Paper'. 'Everywhere' adalah single andalannya yang kerap dinyanyikan anak-anak muda di seluruh dunia.
Tak hanya itu, nama Branch semakin terkenal sejak dirinya berkolaborasi dengan pemain gitar nan andal, Santana.
Branch adalah putri pasangan David dan Peggy Branch. David berdarah Irlandia, sedangkan ibunya berdarah Belanda, Prancis, dan Indonesia yang lahir di Surabaya.
Branch juga pernah mengkonfirmasi bahwa dia adalah keturunan Indonesia. Hal itu disampaikan Branch saat dia sedang berbincang dengan temannya di media sosial dengan menuliskan, "Aku setengah Indonesia, kau boleh meminjam bayiku."