18 Tahun Absen, Batavia Madrigal Singers Bakal Mentas Lagi di WSCM 2023 Istanbul

12 April 2023 16:05 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Batavia Madrigal Singers di Balai Resital Kertanegara, Jakarta Selatan. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Batavia Madrigal Singers di Balai Resital Kertanegara, Jakarta Selatan. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
Batavia Madrigal Singers (BMS) akhirnya kembali ikut serta dalam acara paduan suara. Kali ini, setelah absen selama 18 tahun di ajang ini, BMS kembali mendapat undangan terhormat untuk tampil mewakili Indonesia di acara World Symposium on Choral Music (WSCM) 2023 di Istanbul, Turki pada tanggal 26-27 April mendatang.
ADVERTISEMENT
WSCM sendiri adalah acara bergengsi dalam dunia paduan suara Internasional dan juga merupakan simposium paduan suara pertama di dunia yang diadakan 3 tahun sekali oleh International Federation for Choral Music (IFCM). Di mana kali ini Turki bertindak sebagai tuan rumahnya.
Pendiri dan direktur musik Batavia Madrigal Singers (BMS) yang sekaligus konduktor dari BMS, Avip Priatna mengaku senang BMS bisa mewakili Indonesia. Keberhasilan itu, menurutnya tak terlepas dari lolosnya proposal awal yang telah diajukan pihaknya kepada pihak penyelenggara.
"Kami sangat bangga terundang untuk mewakili Indonesia dalam acara WSCM 2023 di Turki. Kami mengajukan proposal tentang budaya Indonesia yang diwujudkan dalam lagu-lagu yang didominasi oleh karya regional yang dalam hal ini Indonesia dan Asia," ujar Avip kepada wartawan di Balai Resital Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (11/4).
Batavia Madrigal Singers di Balai Resital Kertanegara, Jakarta Selatan. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Paduan suara terbaik dan konduktor yang terundang untuk tampil, selain bagus dan berprestasi, menurut Avip juga harus mengajukan proposal program bernyanyi yang sesuai dengan tema WSCM tahun ini. Salah satunya yakni dengan mempertunjukkan keunggulan artistik dan kerja sama paduan suara.
ADVERTISEMENT
Tema dari WSCM tahun ini adalah Changing Horizon yang diharapkan dapat memperkenalkan sebanyak mungkin tradisi bernyanyi dari seluruh dunia.
"Tahun ini terdapat 11 proposal yang terpilih dari 72 proposal yang diajukan dari berbagai negara, dan BMS merupakan satu-satunya paduan suara dari Indonesia yang terpilih untuk terundang tampil di acara WSCM tahun ini di depan kurang lebih 168.000 penonton Internasional," ucap Avip.
Selain tampil di WSCM, Avip menambahkan bahwa BMS juga diundang untuk tampil di 37th International Ankara Music Festival pada tanggal 28 April 2023, yang juga diselenggarakan di Turki bertepatan dengan berlangsungnya WSCM.
International Ankara Music Festival merupakan acara Internasional terlama yang telah berlangsung selama 36 tahun. Festival ini akan menghadirkan 355 artis dan ansambel dari 13 negara.
ADVERTISEMENT
Batavia Madrigal Singers di Balai Resital Kertanegara, Jakarta Selatan. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
"Kami akan memberangkatkan 44 orang penyanyi dan 1 orang pianis untuk tampil di kedua acara ini, Semoga semuanya lancar dan BMS bisa tampil totalitas sehingga usaha kami untuk terus menerus memperkenalkan dan membawa nama harum Indonesia bisa tercapai," ungkap Avip.
Dalam kedua acara itu, Avip menuturkan bahwa BMS akan membawakan beberapa lagu seperti Gayatri, Ave Maria, Petrus, Di Ambang Batas dan De Profundis, He Vuelto Al Mar, Bungong Jeumpa, I Love You / What A Wonderful World, Der Fruhlingswind (Harukaze), Pal So Seong, hingga Hentakan Jiwa.
"Ada tiga ya, yang 45 menit itu sekitar 12 lagu, kemudian yang 25 menit itu sekitar 8-9 lagu, kemudian 2x40 menit itu sekitar 20 lagu. Jadi ada beberapa lagu yang sama yang kita bawakan plus beberapa lagu untuk menambah durasi sesuai permintaan panitia (di acara Ankara Music Festival)," beber Avip.
ADVERTISEMENT
BMS Bawa Tujuan Perkenalkan Budaya Paduan Suara Indonesia ke Dunia
Batavia Madrigal Singers di Balai Resital Kertanegara, Jakarta Selatan. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Tak hanya ingin memberikan penampilan maksimal selama mentas di dua festival berbeda di Turki, Avip mengaku ia memiliki misi khusus. Salah satunya yakni memperkenalkan budaya paduan suara Indonesia kepada dunia.
"Jadi memang misi kami itu adalah menampilkan, memperkenalkan karya-karya paduan suara khususnya dari Indonesia di depan betul-betul penikmat, pelaku musik paduan suara," kata Avip.
"Saya yakin bahwa mereka tahunya kita adalah negara yang merupakan muslim terbesar di mana kayaknya kalau negara muslim sepertinya agak jauh dari dunia paduan suara gitu. Itu yang mungkin misi kami juga untuk meluluhkan image itu," lanjut dia.
Dari situ, Avip berharap tak upayanya juga dapat memberikan dampak positif. Khususnya pada pandangan dunia terhadap perkembangan paduan suara di tanah air.
ADVERTISEMENT
"Karena itu kita ingin membawa kesan yang baik sebetulnya untuk Indonesia dan seperti yang sudah-sudah melalui musik ini kita ingin mendapatkan penghargaan paling tidak mereka melihat kita Indonesia seperti apa sekarang," pungkasnya.