‘1917’, Misi Mendebarkan Sepasang Tentara dalam Kemasan Memukau

22 Januari 2020 12:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Poster film '1917' Foto: Dok. IMDb
zoom-in-whitePerbesar
Poster film '1917' Foto: Dok. IMDb
ADVERTISEMENT
Istirahat siang Tom Blake (Charles Chapman) terhenti seketika kala dirinya diminta menghadap Jenderal Erinmore (Colin Firth). Tak terbayang dalam benak prajurit muda Inggris tersebut bahwa sebuah misi penting berisiko tinggi telah menantinya. Ya, adegan ini menjadi pembuka dalam film ‘1917’ garapan Sam Mendes yang telah dapat disaksikan di bioskop-bioskop Tanah Air.
ADVERTISEMENT
Tanpa memenuhi benak dengan prasangka buruk, Blake—sebagaimana diperintahkan—dengan santai mengajak seorang rekan. William Schofield (George MacKay), yang juga tengah bersantai di bawah terik matahari, mau tak mau mengiyakan ajakan itu.
Adegan di film '1917' Foto: YouTube/Universal Pictures
Keduanya lalu tiba di hadapan Jenderal Erinmore. Saat itulah, Blake dan Schofield mengetahui mereka harus menyampaikan pesan kepada batalion lain untuk membatalkan rencana penyerangan kepada pasukan Jerman di tengah Perang Dunia I.
Terlaksananya penyampaian pesan itu memang terkesan mustahil. Bagaimana tidak, keduanya harus menempuh jarak sekitar 17 km—termasuk melewati markas musuh—dengan berjalan kaki dan dalam waktu terbatas, kurang lebih delapan jam.
Meski demikian, misi tersebut bagi Blake bukan hanya penting sekaligus harus berhasil dilakukan demi menyelamatkan 1.600 prajurit Inggris, melainkan juga lantaran kakak kandungnya tergabung dalam batalion itu. Maka, betapa pun berbahayanya medan yang akan dihadapi, ia berangkat dengan mantap, berbekal optimistis.
Adegan di film '1917' Foto: YouTube/Universal Pictures
Seperti telah diterka, perjalanan Blake dan Schofield sama sekali tak bisa dibilang gampang bahkan sedari awal. Mulai dari situlah, penonton ‘1917’ diajak untuk tenggelam dalam ketegangan sembari terus merasa penasaran terkait apakah keduanya berhasil melaksanakan misi tadi.
ADVERTISEMENT
‘1917’ diinspirasi oleh cerita yang dituturkan Alfred Hubert Mendes, sang kakek— yang pernah bertugas bersama tentara Inggris dan menjalani misi berbahaya dalam Pertempuran Passchendael, kepada sutradara Sam Mendes semasa kecil dulu. Dengan banyak perubahan, kemudian lahirlah kisah Blake dan Schofield yang tentunya bersifat fiksi.
Salah satu kelebihan ‘1917’ yang telah digadang-gadang sejak lama adalah tampilan one continuous shot-nya. Dibuat sehalus mungkin, teknik pengambilan gambar tersebut sanggup membuat penonton seolah benar-benar merasakan apa yang sedang dihadapi Blake dan Schofield, tentunya tanpa kebosanan yang berarti.
Adegan di film '1917' Foto: YouTube/Universal Pictures
Menyoal visual, rasa-rasanya Roger Deakins selaku sinematografer dan, tentunya, Sam Mendes sang sutradara pantas mendapat tepuk tangan tak berkesudahan. Sejumlah adegan yang memukau bukan tak mungkin akan betah bersemayam dalam benak usai film rampung ditonton.
ADVERTISEMENT
Layaknya film berlatar perang pada umumnya, ‘1917’ mampu menghadirkan nuansa yang betul-betul mendebarkan. Detail pada tiap set-nya pun dibuat serealistis mungkin, menyempurnakan kesan mencekam dari Perang Dunia I yang berupaya ditampilkan sepanjang film.
Tapi, lebih dari itu, ‘1917’ menghadirkan pula sentuhan drama juga komedi secara pas, tanpa berlebihan maupun terkesan hanya menjadi pemanis. Penonton barangkali akan merasa tersentuh atau terharu di beberapa bagian film, juga terkekeh pelan pada adegan lainnya.
Adegan di film '1917' Foto: YouTube/Universal Pictures
Blake dan Schofield memang bukan serdadu terbaik di batalion mereka, namun bukan pula berarti keduanya tak bisa menjadi heroik. Melalui sudut pandang mereka yang biasa-biasa saja itulah ‘1917’ terasa kian menggugah perasaan.
Kebolehan akting Charles Chapman dan George MacKay patut diapresiasi. Keduanya mampu berlagak layaknya serdadu yang tengah bertaruh nasib melalui berbagai gelagat serta ekspresi senatural mungkin.
ADVERTISEMENT
Sejumlah nama besar di kancah perfilman—salah satunya Benedict Cumberbatch—memang cuma muncul dalam beberapa adegan. Walau begitu, seluruh tokoh yang porsi tampilnya tak seberapa di film ini dirancang apik untuk punya peran penting dalam membangun cerita dan rasa.
Adegan di film '1917' Foto: YouTube/Universal Pictures
‘1917’ tentu memiliki kekurangan. Pola berulang, naik turunnya ketegangan, yang disuguhkan Sam Mendes berkemungkinan membuat penonton mampu menyana apa yang kemudian akan terjadi. Akan tetapi, bisa jadi pula itu justru menjelma kelebihan tersendiri yang membuat film tersebut tak terasa menjemukan.
Secara keseluruhan, film terbaik di ajang penghargaan Golden Globe Awards 2020 dan Producers Guild of America (PGA) Awards 2020 tersebut terbilang sayang untuk dilewatkan. Terbukti, ‘1917’ juga turut dinominasikan sebagai film terbaik dalam helatan tahunan bergengsi Academy Awards alias The Oscars 2020.
ADVERTISEMENT