5 Berita Populer: Shabrina Leanor Juara Indonesian Idol; Anggy Umbara soal LSF

21 Mei 2025 7:00 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
5 Berita Populer: Shabrina Leanor Juara Indonesian Idol; Anggy Umbara soal LSF
Shabrina Leanor menjadi juara Indonesian Idol 2025. Selengkapnya di sini.
kumparanHITS
Shabrina Leanor jadi pemenang Indonesian Idol 2025.  Foto: instagram/@shabrina_leonita
zoom-in-whitePerbesar
Shabrina Leanor jadi pemenang Indonesian Idol 2025. Foto: instagram/@shabrina_leonita
ADVERTISEMENT
Shabrina Leanor juara Indonesian Idol 2025 menjadi berita populer di hari Selasa (20/5).
ADVERTISEMENT
Anggy Umbara kecewa dengan penanganan LSF di film Gundik juga menjadi sorotan.
Berikut 5 berita populer di hari Selasa yang telah dirangkum kumparan.

1. Shabrina Leanor Jadi Juara Indonesian Idol 2025, Persembahkan untuk sang Nenek

Shabrina Leanor dalam acara Result and Reunion Show Indonesian Idol 2025 di studio RCTI+, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (20/5). Foto: Giovanni/kumparan
Shabrina Leanor diumumkan menjadi juara Indonesian Idol XIII dalam gelaran Result and Reunion Show Indonesian Idol 2025, Selasa (20/5) dini hari.
Shabrina Leanor mempersembahkan kemenangannya di Indonesian Idol 2025 untuk neneknya yang telah berpulang. Shabrina memanggil neneknya dengan sebutan ibu.
"Karena emang dari awal masuk Indonesian Idol tahap judging dan lain-lain ibuku masih ada. Terus seperjalanan aku karantina qadarullah ibu berpulang," kata Shabrina Leanor sembari meneteskan air mata di Studio RCTI+, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (20/5) dini hari.
ADVERTISEMENT
Shabrina Leanor Merasa Kemenangan di Indonesian Idol 2025 Bukan karena Kemampuannya
Shabrina Leanor merasa kemenangan yang ia raih di Indonesia Idol 2025 bukan karena kemampuannya maupun kualitas vokalnya. Ia menekankan kemenangannya karena doa sang nenek.
“Semua karena doa beliau, yang selalu konsisten percaya entah kapan pun itu waktunya. Pasti ada waktunya buat Shabrina," tutur Shabrina.

2. Pesan Rayen Pono ke Ahmad Dhani: Kalau Merasa Enggak Bersalah, Buktikan

Rayen Pono jalani pemeriksaan atas laporannya terhadap Ahmad Dhani, Polda Metro Jaya, Kamis (15/5). Foto: Giovanni/kumparan
Rayen Pono menyampaikan pesan kepada Ahmad Dhani. Rayen minta Dhani memenuhi panggilan apabila dipanggil polisi terkait laporannya.
Rayen melaporkan Dhani karena pentolan Dewa 19 itu diduga menyebut nama Rayen menjadi ‘Rayen Porno’ dalam sebuah debat publik terkait hak cipta.
“Kalau ada panggilan datang, jangan berlindung di balik kegagahan apa pun. Kalau memang merasa enggak bersalah, buktikan bahwa lo enggak bersalah,” kata Rayen Pono di Polda Metro Jaya, Senin (19/5).
ADVERTISEMENT
Rayen Pono mengungkapkan dua alasan dirinya memutuskan melaporkan Ahmad Dhani ke polisi. “Saya merespons semua statement Ahmad Dhani, ‘Kalau mau lapor, ya lapor saja.’ Kedua, gue ini orangnya radikal,” tuturnya.
Rayen Pono juga melaporkan Ahmad Dhani kepada Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI. Dari hasil pemeriksaan, MKD meminta Dhani untuk menyampaikan permintaan maaf.
Dhani sudah menyampaikan permintaan maaf kepada Rayen. Ia mengaku tidak bermaksud untuk merendahkan marga Pono. Dhani mengaku ucapannya saat debat karena ia mengalami selip lidah.
“Saya sebagai anggota DPR meminta maaf kepada pelapor. Saya slip of the tounge, salah mengucapkan,” kata Dhani di DPR RI, Jakarta, Rabu (7/5).

3. Minta Dhani Penuhi Panggilan Polisi, Rayen Pono: Permintaan Maaf Tak Relevan

Musisi Rayen Pono didampingi kuasa hukumnya usai melaporkan Ahmad Dhani ke Bareskrim Mabes Polri. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Pihak kepolisian Polda Metro Jaya masih terus mendalami laporan Rayen Pono terhadap Ahmad Dhani. Rayen melaporkan Dhani terkait dugaan penghinaan terhadap suku, ras, dan etnis.
ADVERTISEMENT
Rayen Pono mengatakan bahwa pihaknya akan terus melanjutkan proses hukum. Dia bahkan yakin betul bahwa suami Mulan Jameela itu juga tak akan menempuh langkah mediasi.
"Saya yakin Dhani nggak akan melakukan proses mediasi," ungkap Rayen di Polda Metro Jaya, Senin (19/5).
Rayen menekankan bahwa Ahmad Dhani akan memilih untuk menghadapi proses hukum yang berjalan.
"Saya yakin dia cukup jantan untuk bisa merespons proses ini," ujar Rayen.
Beberapa waktu lalu, Dhani sempat menyampaikan permohonan maafnya terhadap Rayen. Rayen merasa permohonan maaf tersebut tidak ditujukan secara personal kepadanya.

4. LSF Buka Suara Usai Dikritik Anggy Umbara soal Sensor Film Gundik

Sutradara film Gundik Anggy Umbara saat berkunjung ke kumparan. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
Lembaga Sensor Film (LSF) buka suara soal kritik dari sutradara Anggy Umbara. Anggy sempat mengaku frustrasi karena kinerja LSF di film horor terbarunya, Gundik.
ADVERTISEMENT
Anggy mengkritik soal birokrasi LSF hingga proses revisi berlarut-larut, yang menurutnya bisa menghambat distribusi film.
Menurut Ketua LSF, Naswardi, pelayanan pendaftaran sensor itu sudah ada SOP-nya, yaitu harus selesai dalam waktu tiga hari kerja.
"Bahkan pada umumnya selesai dalam 1x24 jam. Kalau film didaftarkan pagi, masuk studio siang, biasanya tanda LSF bisa terbit. Itu kecepatan kami dalam bekerja," kata Naswardi dihubungi kumparan, Senin (19/5).
Khusus untuk film Gundik, studio sensor LSF awalnya memutuskan klasifikasi 21+. Namun, Anggy Umbara mengirimkan surat agar klasifikasi usia diturunkan menjadi 17+.
Saat permohonan itu disampaikan, materi dikembalikan kepada LSF untuk dinilai, dikaji dan diteliti ulang.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, ada adegan yang tidak pas dengan kriteria ketika film Gundik diturunkan jadi 17+. Adegan itu adalah ketika karakter Nyai yang diperankan Luna Maya, meminum darah.
ADVERTISEMENT

5. Kekecewaan Anggy Umbara soal Penanganan LSF di Film Gundik: Saya Frustrasi

Sutradara film Gundik Anggy Umbara saat berkunjung ke kumparan. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
Sutradara Anggy Umbara mengaku frustrasi dengan penanganan Lembaga Sensor Film (LSF) untuk film terbarunya, Gundik. Usai menggelar gala premiere pada Jumat (16/5) lalu, Anggy masih berkutat dengan masalah sensor film oleh LSF.
Birokrasi LSF hingga proses revisi yang berlarut-larut menghambat distribusi film dan membuat Anggy cukup frustrasi.
“Frustrasi, jujur, satu jam yang lalu kami mengeluhkan soal sensor yang belum juga selesai. Dari Oktober tahun lalu kami sudah mengajukan, revisi sudah kami ikuti, tapi tetap saja diminta ubah lagi,” kata Anggy Umbara.
Oleh LSF, Gundik awalnya diajukan untuk klasifikasi usia 21 tahun. Pihak Umbara Brothers Film pun bolak-balik revisi demi mendapatkan izin tayang untuk usia 17 tahun.
ADVERTISEMENT
Versi sensor usia 17 tahun baru lolos pada hari H gala premiere. Akibatnya, versi Gundik yang ditayangkan saat gala premiere masih merupakan versi 21 tahun atau director’s cut.
Beberapa adegan ekstrem seperti potong kepala dan minum darah pun ditampilkan.