5 Fakta Kasus Narkoba Roy Kiyoshi

9 Mei 2020 9:45 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peramal Roy Kiyoshi saat ditemui dikawasan Tendean, Jakarta, Rabu (13/11).  Foto: Ronny
zoom-in-whitePerbesar
Peramal Roy Kiyoshi saat ditemui dikawasan Tendean, Jakarta, Rabu (13/11). Foto: Ronny
ADVERTISEMENT
Presenter sekaligus paranormal Roy Kiyoshi diamankan jajaran kepolisian Polres Metro Jakarta Selatan sejak Rabu (6/5) sore. Ia diamankan karena diduga melakukan penyalahgunaan narkotika.
ADVERTISEMENT
Dalam penangkapan tersebut, polisi menemukan kurang lebih 21 butir psikotropika di tempat tinggal Roy.
Saat ini, polisi masih melakukan pendalaman dan pemeriksaan pembawa acara Karma itu di Polres Metro Jakarta Selatan.
Berikut, kumparan telah merangkum lima fakta penangkapan Roy Kiyoshi terkait narkoba.

1. Roy Kiyoshi ditangkap dengan barang bukti 21 butir dari 3 jenis obat terlarang

Roy Kiyoshi di kawasan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Senin (2/12). Foto: Maria Gabrielle Putrinda/kumparan
Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan, Vivick Tjangkung, mengatakan bahwa saat digeledah pihak kepolisian, Roy Kiyoshi kedapatan memiliki sejumlah obat-obatan terlarang.
Kata Vivick, polisi menemukan tiga jenis obat psikotropika dengan total keseluruhan ada 21 butir.
"Diazepam 10 butir, dumolid 7 butir, alprazolam 4 butir. Sudah, ya, jumlahnya 21 butir," kata Vivick saat dihubungi kumparan lewat telepon, Jumat (8/5).
ADVERTISEMENT

2. Urine Roy Kiyoshi positif Benzodiazepin

Roy Kiyoshi Foto: Munady Widjaja
Setelah diamankan karena terlibat kasus narkoba, polisi langsung menjalani sejumlah pemeriksaan, termasuk urine Roy Kiyoshi.
Kata Vivick, urine Roy positif mengandung narkotika.
"Sudah positif urine benzo," ungkapnya pada kumparan lewat telepon.

3. Roy Kiyoshi ditetapkan jadi tersangka

Roy Kiyoshi saat ditemui di kawasan Tendean, Jakarta, Rabu, (4/12). Foto: Ronny
Dengan barang bukti dan hasil tes urine tersebut, Roy ditetapkan sebagai tersangka.
“Ya, kalau ada barang buktinya, ya, sudah bisa dikatakan masuk dalam tersangkalah,” ucap Vivick kepada kumparan.
Saat ini, pihaknya masih terus melakukan pendalaman terhadap Roy.
“Iya, karena gini, untuk narkoba ini ada barang bukti, ya, sudah ada barang bukti dan positif udah, ada barang buktinya, ya, sudah (tersangka),” tutur Vivick.

4. Roy Kiyoshi gunakan narkotika karena stres

Roy Kiyoshi (tengah) usai melakukan pelaporan di Polda Metro Jaya, Jakarta, kamis (14/11). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Kuasa hukum Roy Kiyoshi, Henry Indraguna, mengatakan bahwa kliennya mengonsumsi obat tidur lantaran mengalami stres.
ADVERTISEMENT
"Roy itu memakan obat tidur karena dia stres. Enggak bisa tidur sudah hampir tiga hari," ujar Henry Indraguna melalui sambungan telepon, Jumat (8/5).
Penyebab stres yang dialami oleh Roy, menurut Henry, karena pandemi virus corona saat ini. Gara-gara itu, Roy harus melakukan pekerjaannya dari rumah.
"Karena COVID-19 ini 'kan harus work from home, di rumah terus. Karena di rumah terus, akhirnya dia stres. Karena stres itulah, (Roy) mengkonsumsi obat tidur itu," katanya.

5. Kuasa hukum sebut Roy Kiyoshi dapat dumolid dari resep dokter

Roy Kiyoshi Foto: Instagram@roykiyoshi
Saat ini, Henry belum bisa terlalu banyak berinteraksi dengan kliennya. Sebab, Roy masih menjalani sejumlah pemeriksaan di Polres Metro Jakarta Selatan.
Menurut keterangan pihak keluarga, kata Henry, Roy mendapatkan dumolid melalui resep dokter.
ADVERTISEMENT
“Ada keterangan keluarganya bahwa obat tersebut didapatkan dari dokter tersebut. Tapi, saya minta untuk segera klarifikasi dulu ke Roy atau dokter tersebut untuk masalah obat dumolid ini,” ujar Henry Indraguna.
Ya, keluarga Roy Kiyoshi memang tak menampik tudingan bahwa presenter yang juga dikenal sebagai paranormal itu pernah mengkonsumsi dumolid. Hanya saja, mereka kurang tahu mengenai obat lain yang juga disita polisi sebagai barang bukti.
“(Obat) satu lagi keluarganya tidak ingat, tidak hafal, karena yang tahu obat itu 'kan, Roy. Kalau dumolid itu, menurut keterangan dari keluarganya, itu obat tidur yang sudah tidak pernah dipakai lagi sejak lama,” pungkas Henry Indraguna.