Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
5 Fakta Menarik Film Miracle In Cell No. 7 Versi Indonesia
12 September 2022 17:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Film Miracle In Cell No. 7 versi Indonesia mendapat sambutan hangat dari pencinta film Indonesia. Film ini merupakan produksi dari Falcon Pictures dan disutradarai oleh Hanung Bramantyo.
ADVERTISEMENT
Berikut adalah lima fakta menarik dari film Miracle In Cell No. 7, salah satunya terkait jumlah penonton film yang cukup fantastis.
Fakta Menarik Film Miracle In Cell No. 7
1. Totalitas Vino G. Bastian Perankan Dodo Rozak
Vino G. Bastian memerankan sosok Dodo Rozak yang mengidap keterbatasan intelektual dalam film Miracle In Cell No. 7.
Demi bisa berperan dengan baik, Vino sampai melakukan riset dengan menemui penyandang disabilitas dan psikolog.
Pria 40 tahun itu mengatakan bahwa keterbatasan intelektual tokoh Dodo juga merupakan rekomendasi dari para psikolog. Bagi Vino, hal ini penting agar film terasa nyata dan seru untuk ditonton.
2. Anak Vino G. Bastian Tolak Tawaran Berperan sebagai Kartika
Anak tokoh Dodo yang bernama Kartika diperankan oleh aktris cilik bernama Graciella Abigail.
ADVERTISEMENT
Sebelum Graciella terpilih sebagai Kartika, ternyata Falcon Pictures sempat memberi tawaran pada anak Vino, Jizzy Pearl Bastian.
Vino menuturkan bahwa Jizzy memang ikut teater di sekolah. Namun, Jizzy menolak tawaran untuk main film.
"Akhirnya saya coba ngobrol, 'Ditawarin main film, mau enggak?' Saya belum cerita film apa. Terus, dia bilang, 'Enggak, aku mau nonton saja'. Oh, ya, sudah, berarti memang awalnya saja dia sudah enggak tertarik," tutur Vino.
3. Syuting di Penjara Asli
Vino G. Bastian mengungkapkan bahwa mayoritas proses syuting film Miracle In Cell No. 7 dilakukan di penjara asli. Namun, Vino tak menyebutkan secara spesifik penjara mana yang digunakan.
Vino menuturkan bahwa ada beberapa adegan yang dilakukan di set. Hal itu dikarenakan tidak mudah untuk memindahkan narapidana ketika melakukan syuting di penjara asli.
ADVERTISEMENT
4. Hanung Bramantyo Melakukan Perubahan Inti Konflik di Film
Miracle in Cell No.7 adalah adaptasi dari film Korea yang bertajuk sama. Meski benang merahnya masih sama, Hanung Bramantyo mengatakan bahwa ia melakukan perubahan di inti konflik film.
Di versi asli, gadis yang dituduh dibunuh oleh tokoh utama adalah anak dari Kepala Kepolisian Korea. Untuk versi Indonesia, Hanung mengganti sang gadis menjadi anak dari ketua partai.
"Jika menggunakan institusi tertentu, takutnya nanti akan ada konflik baru. Jadi, kita putuskan untuk membuat dia jadi anak ketua partai saja," kata Hanung.
Selain itu, ada banyak perubahan lain yang dilakukan oleh Hanung untuk membuat Miracle In Cell No. 7 terasa sangat Indonesia. Hasilnya, film ini terasa sangat relevan dengan banyak penonton di Indonesia.
ADVERTISEMENT
5. Film Indonesia Ke-10 yang Tembus Satu Juta Penonton
Miracle In Cell No. 7 telah menjadi film Falcon Pictures yang dirilis di tahun ini dan mendapat jumlah penonton terbanyak. Baru empat hari tayang, jumlah penonton film ini sudah mencapai lebih dari satu juta.
Film ini pun mengungguli tiga rilisan Falcon Pictures sebelumnya, yakni Cinta Subuh, My Sassy Girl, dan 12 Cerita Glen Anggara. Malahan, tiga film itu tidak berhasil mendapat lebih dari 500 ribu penonton.