5 Fakta Menarik tentang Film Pengabdi Setan 2: Communion yang Tayang Hari Ini

4 Agustus 2022 11:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Poster Pengabdi Setan 2. Foto: Instagram/@jokoanwar
zoom-in-whitePerbesar
Poster Pengabdi Setan 2. Foto: Instagram/@jokoanwar
ADVERTISEMENT
Pengabdi Setan 2: Communion mulai tayang di bioskop hari ini, Rabu (4/8). Sutradara Joko Anwar sempat bercerita banyak soal proses produksi film yang dibintangi oleh Tara Basro tersebut.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa fakta menarik dalam proses penggarapan film itu. Simak ulasannya di bawah ini.
1. Joko Anwar Persiapkan Pengabdi Setan 2 Selama Tiga Tahun
Sutradara, Joko Anwar. Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
Proyek sekuel Pengabdi Setan 2 dirilis dengan jarak 5 tahun dari film pertamanya. Rupanya persiapan produksi film itu memang terbilang cukup panjang.
Joko tak mau sembarangan membuat sekuel film tersebut. Apalagi Pengabdi Setan 1 dia anggap sebagai acuan terendah baginya.
Sehingga, lewat Pengabdi Setan 2: Communion, Joko ingin menghadirkan film horor dengan standar yang lebih tinggi. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap kepustakaan horor tanah air.
"Pengabdi Setan 2 kita buat lebih tinggi lagi sehingga kita butuh tiga tahun untuk belajar, persiapannya panjang, sehingga ketika keluar Pengabdi Setan 2 bukan hanya film horor tapi bisa menjadi aset yang membanggakan Indonesia untuk dunia," tutur Joko di kawasan Epicentrum, Jakarta Selatan, belum lama ini.
ADVERTISEMENT
2. Gunakan Rusun yang Kosong 15 Tahun
Adegan dalam film Pengabdi Setan 2: Communions. Foto: YouTube/Rapi Films
Latar rumah susun yang digunakan dalam proses syuting itu sudah tak ditinggali selama 15 tahun. Kendati demikian, Joko tidak mengetahui secara pasti penyebab rusun yang terletak di Jakarta Timur tersebut tidak ada penghuninya selama belasan tahun.
“Mungkin karena enggak layak huni,” tutur Joko.
Joko juga mengatakan, ia menerapkan teknologi CGI terkait penggunaan rusun sebagai latar di film Pengabdi Setan 2: Communion. Meski begitu, Joko tidak mengungkapkan penerapan CGI dilakukan di bagian mana saja.
“Jadi, teman-teman pasti tidak tahu mana yang CGI, mana yang asli, karena saking bagusnya CGI-nya,” ucapnya.
3. Syuting dengan Pencahayaan Natural
Adegan dalam film Pengabdi Setan 2: Communions. Foto: YouTube/Rapi Films
Dalam film tersebut, Joko sengaja menggunakan pencahayaan yang natural. Joko dan sinematografer Ical Tanjung percaya bahwa dengan pencahayaan yang natural, penonton bakal merasakan kengerian yang lebih mendalam.
ADVERTISEMENT
"Kita bener-bener gelap kita mau bercerita lewat indra ketika menonton film. Karena kalau sekadar gambar gak natural hanya mata yang djberikan sajian tapi indra kita merasa ditipu," ungkapnya
4. Tampilkan Suasana 80-an
Adegan dalam film Pengabdi Setan 2: Communions. Foto: YouTube/Rapi Films
Dalam film tersebut, Joko juga cukup berhasil mengajak penonton ke tahum 80-an. Nuansa latar waktu tersebut digambarkan lewat kendaraan, busana, hingga pemberitaan peristiwa petrus di film itu.
Angkutan umum kuno juga mendukung penggunaan latar waktu tersebut. Pencarian kendaraan lama itu juga memakan waktu yang tak singkat.
"Nyarinya 2 tahun. Tadi ada bus bertingkat, itu nyarinya setengah mati. Bioskopnya juga," tandasnya.
5. Tayang di IMAX
Poster Pengabdi Setan 2. Foto: Instagram/@jokoanwar
Pengabdi Setan 2: Communion menjadi film Indonesia pertama yang menjalani proses digital remastering (DMR) menggunakan teknologi IMAX.
ADVERTISEMENT
Bukan cuma di Indonesia, Pengabdi Setan 2: Communion juga menjadi film pertama di Asia Tenggara yang mendapatkan kesempatan emas tersebut.
Sutradara film Pengabdi Setan 2: Communion, Joko Anwar, mengatakan hal itu menjadi salah satu upaya untuk memberikan sajian yang terbaik kepada para penonton.
"Sebenarnya kami pengin beri yang lebih karena, kalau kami segini saja, penonton enggak mau balik lagi nonton. Makanya, kami pengin lebih, kami coba eksplorasi apa yang bisa," kata Joko di IMAX Gandaria City, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.