Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
5 Film Indonesia yang Mengangkat soal Penjajahan Belanda
9 Mei 2018 10:26 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
Industri perfilman Indonesia kini telah semakin berkembang. Tema yang diangkat semakin beragam, tidak hanya horor, komedi, maupun drama percintaan, tapi ada juga film bertema perjuangan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dari sejak beberapa tahun yang lalu, film-film perjuangan bermunculan. Film bertema perjuangan itu mampu menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme.
Untuk itu, kumparan (kumparan.com) akan kembali mengingatkan tentang lima film Indonesia dengan latar belakang penjajahan Belanda .
1. Soekarno: Indonesia Merdeka
Film biopik satu ini bercerita tentang rekam jejak lika-liku perjalanan hidup Sukarno sebagai presiden pertama Indonesia. Film yang diperankan Ario Bayu ini menuai pro dan kontra yang beragam di masyarakat.
Sebagian masyarakat menilai bahwa film ‘Soekarno: Indonesia Merdeka’ mampu memperlihatkan sejarah Indonesia kala Sukarno menentang penjajahan Belanda secara ringan dan mudah untuk dimengerti lewat layar lebar. Namun, hal tersebut tak berlaku bagi Rachmawati Soekarnoputri, anak ketiga Sukarno dari pernikahannya bersama Fatmawati.
ADVERTISEMENT
Menurut Rachmawati, film ‘Soekarno: Indonesia Merdeka’ terlalu mengutamakan aspek komersial tanpa memberikan perhatian yang cukup pada aspek sejarah dan pembangunan karakter bangsa. Alhasil, Rachmawati meminta agar film tersebut diturunkan dari berbagai bioskop di Indonesia meski baru diputar selama dua hari.
Walau menuai pro dan kontra, film ‘Soekarno: Indonesia Merdeka’ tetap didaulat sebagai wakil Indonesia dalam kategori Best Foreign Language Film di The Oscars 2015.
2. Jenderal Soedirman
Film yang diperankan Adipati Dolken ini, mengambil latar belakang kisah Jenderal Sudirman membela Indonesia di usia senja. Hanya dengan satu paru-paru yang berfungsi, Jenderal Sudirman memimpin tentara dan rakyat di Yogyakarta melawan Agresi Militer pimpinan Jendral Simons Spoor.
Film 'Jenderal Soedirman' juga memperlihatkan peran penting Sudirman jelang terciptanya Perjanjian Roem-Royen, yang menyatakan bahwa Kerajaan Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selain menawarkan kisah yang inspiratif dan menarik, film ‘Jenderal Soedirman’ juga memaksa Adipati untuk berdialog serta bersenandung tembang-tembang berbahasa Jawa. Meski bukan orang Jawa asli, Adipati tetap berusaha sebaik mungkin agar ia bisa merepresentasikan sosok jenderal agung asal Yogya tersebut.
3. Battle of Surabaya
‘Battle of Surabaya’ merupakan film nasional tentang perjuangan melawan penjajahan Belanda yang dikemas dalam bentuk animasi. Sutradara Aryanto Yuniawan mendaulat tiga aktor kawakan Indonesia, Ian Syahbani (Musa), Maudy Ayunda (Yumma), dan Reza Rahadian (Danu) dalam film tersebut.
Berdurasi lebih dari satu setengah jam, rumah produksi MSV Pictures bekerja sama dengan STMIK Amikom, mampu menciptakan animasi 2D ala anime Jepang dengan latar cerita perjuangan Bung Tomo di Pertempuran 10 November Surabaya, yang diberikan bumbu-bumbu emosional dari kisah fiktif tentang remaja tukang semir bernama Musa yang menjadi kurir bagi para pejuang.
ADVERTISEMENT
Meski baru bisa dirilis pada 2015, tiga tahun berselang dari awal produksi film ‘Battle of Surabaya’, film 'Battle of Surabaya' tetap patut untuk dibanggakan. Sebab, lewat film tersebut, perusahaan Disney menjadi tertarik untuk menggaet MSV Pictures dan mengembangkan seni animasi di Asia Tenggara.
Selain menarik perhatian Disney, ‘Battle of Surabaya’ juga mendapat beberapa penghargaan, di antaranya Most People's Choice Award di International Movie Trailer Festival 2013 dan nominasi untuk kategori Best Foreign Animation di Golden Trailer Award 2014.
4. Merah Putih
Jika film ‘Soekarno’ dan ‘Jenderal Soedirman’ memperlihatkan perjuangan Indonesia melawan penjajahan Belanda dari sudut pandang para pemimpin, film ‘Merah Putih’ lebih banyak menceritakan tentang perjalanan hidup tentara-tentara Indonesia yang membela negara di masa tersebut.
ADVERTISEMENT
Disutradarai oleh Yadi Sugandi, ‘Merah Putih’ dibintangi oleh banyak aktor kawakan, seperti Lukman Sardi, Darius Sinathrya, Donny Alamsyah, dan Rudy Wowor. Meski dibalut dengan cerita fiksi, film ‘Merah Putih’ memperlihatkan bagaimana Indonesia bisa terus bersatu dan berjuang ditengah keberagaman suku, ras, dan agama melawan penjajahan.
Dalam proses penggarapannya, penulis skenario, Connor Allyn, mengajak serta banyak tim produksi Hollywood, termasuk ahli special effect, Adam Howarth (Saving Private Ryan, Blackhawk Down), pelatih stuntman, Rocky McDonald (Mission Impossible 2), ahli tata rias dan efek visual, Rob Trenton (The Dark Knight), serta konsultan senjata dalan film, John Bowring (The Thin Ree Line, X-Men Origins: Wolverine). Alhasil film ‘Merah Putih’ banyak memperlihatkan aksi-aksi hebat yang tidak kampungan, mirip seperti film-film perang karya Hollywood.
ADVERTISEMENT
5. Buffalo Boys
Bagaimana jadinya jika kisah penjajahan Belanda di Indonesia digambarkan dengan gaya koboi-koboi Amerika di era Wild West?
Ya, premis tersebut adalah awal dari terciptanya film ‘Buffalo Boys’ yang disutradarai oleh Mike Wiluan dan dibintangi Pevita Pearce, Ario Bayu, Tio Pakusadewo, Zack Lee, dan Yoshi Sudarso.
Dengan melencengkan kata ‘cowboys’ menjadi ‘buffalo boys’, Mike berniat untuk menciptakan kisah koboi fiksi dengan balutan alam tropis yang asri dan ramah khas tanah Jawa. Masa penjajahan Belanda pun dipilih untuk memperlihatkan sisi kuno dari Indonesia, lengkap dengan pakaian-pakaian masyarakat yang sanggup menjadi pembeda dengan film koboi butan Amerika.
“Film ini merupakan campuran budaya Indonesia dan gaya western koboi Amerika Serikat. Makanya, saya maunya semua punya korelasinya dengan Indonesia. Makanya pakai kerbau dibandingkan sapi,” tutur Mike.
ADVERTISEMENT
Meski baru akan tayang pada Juli mendatang, ‘Buffalo Boys’ kini tengah mempersiapkan diri untuk mengikuti Festival Film Internasional Fantasia yang digelar di Kanada. Dalam salah satu festival film paling berpengaruh di dunia itu sekali lagi ‘Buffalo Boys’ akan mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia.