Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Sebuah grup musik atau band biasanya terbentuk atas dasar kesamaan visi para personelnya.
ADVERTISEMENT
Biasanya grup musik ini berawal dari lingkup pertemanan di antara sesama personelnya.
Meski begitu, ada juga grup yang terbentuk dari lingkungan keluarga. Setiap personelnya memiliki hubungan darah dan ikatan persaudaraan.
Di bawah ini kumparan merangkum beberapa grup musik yang personelnya merupakan kakak beradik.
The Finest Tree merupakan duo yang beranggotakan kakak beradik, Cakka Nuraga dan Elang Nuraga.
Grup tersebut berawal dari pertemuan Eross Candra yang melihat bakat bermusik Cakka sejak kecil. Setelah mengikuti ajang Idola CIlik 2, Eross terus memperhatikan perkembangan kemampuan bermusik Cakka. Kemudian Eross juga mulai mengenal Elang yang merupakan kakak kandung Cakka.
Kemampuan bermusik Elang dengan gitarnya mampu membuat Eross terpukau. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk memproduseri keduanya lewat sebuah duo bernama The Finest Tree.
ADVERTISEMENT
Mereka muncul pada kisaran tahun 2012 lewat sebuah album bertajuk 'Hijau The Finest Tree'.
'Lupa Bawa Nyali' jadi single jagoan mereka di album itu. Dalam album tersebut ada pula single ciptaan mereka yang berjudul 'Sampai Waktunya Datang'.
Pada rentang tahun 2014 hingga 2017, mereka juga merilis tiga single di antaranya, 'Kau Dan Aku', 'Sedikit Waktu', dan 'Tolong Lepaskan'.
Dari beragam karya dan kemampuan bermusiknya, duo tersebut bahkan sempat masuk dalam Indonesian Choice Awards 2018 untuk nominasi 'Breakthrough Artist of the Year'.
Penampilan keduanya yang kalem juga jadi daya tarik sendiri bagi para penggemarnya. Tak jarang penampilan mereka itu mampu memikat kaum hawa.
The Overtunes merupakan trio yang terdiri atas tiga bersaudara, Mada Emmanuelle Brahmantyo, Reuben Nathaniel Brahmantyo, dan Mikha Angelo Brahmantyo.
ADVERTISEMENT
Band yang aktif sejak 2013 itu kian dikenal kala Mikha, sang adik bungsu mengikuti ajang pencarian bakat 'X Factor Indonesia' musim pertama pada tahun 2012.
Mikha yang dimentori Anggun C. Sasmi saat itu, harus pulang sebelum putaran pertama babak grand final. Namun kehadirannya di panggung tersebut mencuri perhatian publik khususnya kaum hawa.
Alih-alih tak ingin sendirian berkarier di dunia musik, Mikha menggandeng kedua kakaknya untuk turut berkarier bersama lewat The Overtunes.
Trio tersebut kemudian muncul dengan single perdana mereka berjudul 'Sayap Pelindungmu'.
Vokal Mikha yang khas tentu selalu dinantikan para penggemarnya dalam lagu itu. Selain itu, kekompakan mereka sebagai kakak beradik juga menjadi nilai tambah yang mendukung penampilan ketiganya.
ADVERTISEMENT
Ahmad Al Ghazali, Ahmad Jalaluddin Rumi, dan Abdul Qodir Jaelani merupakan putra dari Ahmad Dhani dan Maia Estianty. Kini, kakak beradik Al, El, dan Dul itu, sudah tumbuh dewasa.
Al, El, dan Dul sejak kecil telah dikenal masyarakat luas. lantaran Maia dan Dhani juga dikenal sebagai salah satu pasangan musisi ternama.
Pada tahun 2009, di bawah asuhan Dhani, mereka membentuk grup musik yang diberi nama The Lucky Laki.
Dalam grup musik tersebut, Al mengisi posisi vokal dan gitar, El menempati backing vocal dan pemain drum, sementara Dul menjadi backing vocal dan pemain bass.
Single perdana mereka yang berjudul 'Superman' dirilis pada tahun yang sama saat mereka terbentuk.
ADVERTISEMENT
Lagu tersebut tergabung dalam album kompilasi bertajuk 'New Beginning 09' yang diproduksi oleh Republik Cinta Management milik Dhani. Pada tahun berikutnya, mereka meluncurkan sebuah single berjudul 'Sahabat'.
Pada tahun 2010 grup musik itu menggandeng personel barunya, yakni Dashel Zidane dan Raffi Alfaraby Ramadhan. Dengan formasi itu, The Lucky Laki merilis single berjudul 'Aku Suka Bersama Orang Yang Ku Suka' (ASBOYS) pada tahun yang sama.
Namun, The Lucky Laki tak bertahan lama. Setelah memopulerkan kembali single 'Angin' milik Dewa 19 pada 2011, grup musik itu tak lagi menelurkan karya baru.
Kendati demikian, El dan Dul kemudian diketahui membentuk sebuah grup band yang diberi nama Ahmad Bersaudara pada tahun 2015. Namun, band ini tidak diperkuat oleh Al Ghazali lantaran kesibukannya di dunia akting dan DJ.
ADVERTISEMENT
Ahmad Bersaudara kemudian menelurkan single perdana mereka berjudul 'Jika Kau Percaya'. Hanya saja, 4 tahun berlalu, Ahmad Bersaudara tak lagi terdengar.
Saat ini, El Rumi juga diketahui sedang kuliah di luar negeri. Sementara Dul tetap sibuk dengan aktivitas bermusiknya.
Grup musik yang dibentuk pada tahun 1969, sebagai kelanjutan dari grup Koes Bersaudara ini tentunya mempunyai tempat tersendiri di hati para penggemarnya.
Saat masih bernama Koes Bersaudara, seluruh personel band tersebut merupakan kakak beradik, di antaranya, John Koeswoyo, Tonny Koeswoyo, Yon Koeswoyo, Yok Koeswoyo, dan Nomo Koeswoyo.
Dengan formasi Koes Plus, grup band itu mulai dikenal pada tahun 1970. Koes Plus dianggap sebagai pelopor musik pop dan rock 'n roll di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Anggota Koes Plus pertama sendiri terdiri dari Tonny Koeswoyo (vokal, keyboard), Yon Koeswaya (gitar), Totok Adji Rahman (bass) dan Murry (drum).
Sepanjang kariernya, Koes Bersaudara tercatat memiliki 27 album dan Koes Plus tercatat merilis 133 album sejak tahun 1969. Perhitungan tersebut berdasarkan album original maupun album kompilasi.
Dari semua album maupun single Koes Plus tentu ada single hits yang selalu melekat di benak masyarakat. Bahkan lagu-lagu lawas dari grup band ini masih digemari hingga saat ini.
Sebut saja, 'Bujangan', 'Buat Apa Susah', 'Kembali ke Jakarta', 'Kolam Susu', dan karya Koes Plus lainnya yang masih nikmat didengarkan hingga kini.
Panbers sudah berdiri tahun 1969 di Surabaya, Jawa Timur. Meskipun didirikan di pulau Jawa, sebenarnya seluruh anggota Panbers memiliki darah Batak, yang terdiri dari 4 kakak-beradik, antara lain Hans Panjaitan, Doan Panjaitan, Benny Panjaitan, dan Asido Panjaitan.
ADVERTISEMENT
Dalam berkarya, mereka terinspirasi dari grup band Koes Bersaudara yang telah lebih dulu terjun ke belantika musik Indonesia di tahun 1960-an awal.
Perjalanan karier Panbers dimotori oleh si anak ketiga, yakni Benny Panjaitan. Nama mereka mulai dikenal sejak penampilan pertamanya lewat panggung di Istora Senayan, Jakarta pada acara Jambore Bands.
Di sana, mereka sudah membawakan lagunya sendiri. Setelahnya, mereka mulai kerap muncul di TVRI, satu-satunya siaran televisi yang ada di Indonesia era itu.
Usai penampilan tersebut, karya mereka akhirnya semakin diterima oleh masyarakat luas, dan nama 'Panbers' pun mampu bersanding dengan 'Koes Plus' yang telah lebih dulu eksis.
Mereka bahkan digadang-gadang menjadi salah satu band pelopor di industri musik Tanah Air.
ADVERTISEMENT
Kehadiran Panbers, secara cepat diikuti oleh puluhan musisi yang turut meramaikan perkembangan dunia musik Indonesia sampai saat ini.
Selama kurang lebih 30 tahun nama Panbers terus eksis di industri musik Indonesia. Ratusan judul lagu telah mereka ciptakan, dan tak sedikit yang menjadi hits andalan.
Seperti misalnya adalah 'Gereja Tua', 'Musafir', 'Terlambat Sudah', 'Pilu', 'Hidup Terkekang', dan masih banyak lagi.
Waktu terus berlalu, memakan usia personel-personel Panbers yang sudah tak lagi muda. Masa kejayaan dan karier Panbers mulai pudar saat harus kehilangan satu persatu personel di dalamnya.
Tiga personelnya yakni Hans, Doan, dan Benny kini sudah meninggal dunia.
Dari formasi awal Panbers, kini hanya Asido yang tersisa. Bahkan Benny sebelum menghembuskan napas terakhirnya sempat meminta Asido untuk terus melanjutkan perjuangan Panbers.
ADVERTISEMENT