Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
5 Hal yang Diketahui dari Kasus Kematian Eks Personel One Direction, Liam Payne
18 Oktober 2024 12:00 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Mantan personel One Direction , Liam Payne , meninggal dunia di Buenos Aires, Argentina, pada 16 Oktober lalu. Ia tewas setelah terjatuh dari balkon kamar hotelnya.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa hal yang telah diketahui dari kasus meninggalnya Liam Payne . Berikut ulasannya.
Liam Payne Sempat Menunjukkan Tingkah Agresif di Lobi Hotel
Sore hari sebelum meninggal dunia, pelantun lagu Night Changes itu disebut melakukan tindakan yang kurang wajar. Staf hotel melihatnya menghancurkan laptop di lobi hotel dan membawanya kembali ke kamar.
Di saat bersamaan, polisi menerima panggilan darurat sekitar pukul 05.00 sore waktu tempat.
Panggilan 911 itu dilakukan oleh staf hotel di Buenos Aires. Dilansir CNN, ada nada keprihatinan para staf soal keadaan bintang One Direction tersebut.
“Kami mempunyai tamu yang kewalahan dengan narkoba dan alkohol. Dia merusak segalanya. Dia mengobrak-abrik seluruh ruangan," kata staf hotel.
"Seseorang harap untuk segera dikirim kepada kami. Kami tidak tahu apakah nyawa tamu tersebut dalam bahaya atau tidak," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Liam Payne Alami Cedera Serius
Dilansir AP, dalam sebuah pernyataan, kepolisian Buenos Aires mengatakan Liam Payne jatuh dari lantai tiga balkon Hotel Casa Sur di kawasan Palermo.
Menurut pihak kepolisian, Payne mengalami cedera yang sangat serius usai jatuh dari balkon hotel tersebut.
Petugas medis mengkonfirmasi bahwa pelantun lagu Teardrops itu langsung meninggal dunia.
Dilansir People, tim Emergency Medical Attention System (SAME) atau sistem layanan medis darurat publik Buenos Aires tiba di hotel dan mengidentifikasi pria yang jatuh dari balkon hotel adalah Payne, sekitar pukul 17.11 waktu setempat.
Kepala SAME, Alberto Crescenti, mengatakan bahwa cedera yang diderita oleh Payne sangat parah. "Tidak ada kemungkinan untuk dilakukan resusitasi," ucapnya.
Resusitasi adalah prosedur medis darurat yang dapat membantu menyelamatkan nyawa seseorang jika pernapasan atau jantungnya berhenti.
ADVERTISEMENT
Tak Ada Tanda Pembunuhan pada Jasad Liam Payne
Jasah Liam Payne diautopsi untuk diketahui penyebab meninggalnya. Dilansir Reuters, hasil awal autopsi yang disampaikan kantor kejaksaan mengungkap ada 25 luka di tubuh Liam yang disebabkan karena jatuh dari ketinggian.
Luka itu menyebabkan cedera kepala yang fatal, dengan pendarahan internal dan eksternal.
Untuk saat ini, polisi memastikan tidak ada tanda-tanda keterlibatan pihak ketiga alias pembunuhan dalam kematian Liam Payne. Di luar protokol, insiden kematian Liam Payne tetap diselidiki sebagai “kematian yang mencurigakan”.
"Semuanya menunjukkan bahwa Liam Payne sedang sendirian ketika kejadian tersebut terjadi, dan sedang mengalami suatu kejadian akibat penyalahgunaan zat,” kata kantor kejaksaan.
Liam Payne ke Argentina untuk Nonton Konser Niall Horan
Liam Payne berada di Buenos Aires, Argentina, menyaksikan konser Niall Horan bertajuk The Show: Live on Tour di Movistar Arena pada 2 Oktober lalu.
ADVERTISEMENT
Dilansir People, Liam Payne pergi ke Buenos Aires bersama kekasihnya, Kate Cassidy. Hal itu diketahui dari unggahan terakhir Payne di Snapchat.
Dalam salah satu video yang diunggah sekitar empat hari lalu, Payne menulis "Hari yang indah di Argentina."
Saat itu, pria 31 tahun tersebut menunjukkan bahwa dirinya dan Cassidy sedang menikmati kopi dan sarapan pada jam 1 siang waktu setempat.
Dalam unggahan lainnya, Liam Payne berpose bersama Cassidy dan menuliskan "Waktu berkualitas" disertai emoji wajah tersenyum berhiaskan hati.
Payne saat itu mengungkapkan bahwa dirinya dan Cassidy akan berkuda. Selain itu, Payne berencana untuk bermain polo lagi setelah absen sekitar enam minggu.
Payne juga sempat mengungkapkan keprihatinannya terhadap para pengikutnya yang terkena dampak Badai Milton.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Payne menggoda para penggemarnya dengan ide kostum yang akan ia gunakan untuk Halloween.
Payne mengakhiri rangkaian unggahannya dengan membagikan video dirinya memperlihatkan karya seni buatannya yang ada di rumah temannya.
Disebut Sempat Stres karena Gugatan Mantan Tunangan
Sebelum meninggal, Payne dikabarkan tengah stres dengan gugatan dari mantan tunangannya, Maya Henry. Dilansir People, seorang sumber terdekat menyatakan bahwa Payne lelah dengan masalah hukum yang diajukan mantan kekasihnya tersebut.
Pekan lalu, Henry dikabarkan mengajukan ceast and desist order (CDO). Permintaan itu ia ajukan agar pengadilan membuat perintah supaya seseorang berhenti melakukan aktivitas yang diduga atau terbukti ilegal.
Henry mengajukan permohonan tersebut setelah dirinya mengaku Liam Payne kerap berupaya menghubunginya. Padahal, hubungan mereka telah berakhir sejak 2022.
ADVERTISEMENT
Tak hanya menghubungi Henry, namun Payne juga disebut berulang kali menghubungi ibu dan juga teman-teman Henry.
"Maya Henry mengeluarkan perintah ceast and desist order minggu lalu kepada Liam Payne menyusul munculnya informasi baru dan mengkhawatirkan," kata pengacara model berusia 23 tahun itu, dikutip dari Daily Mail.
Sebelumnya, pada 7 Oktober lalu, Maya Henry sempat curhat di akun TikTok-nya, tentang mantan pacar yang selalu berusaha menghubunginya. Namun, ia tidak menyebutkan nama sang mantan di video itu.
"Setelah kami putus, dia mengirimiku pesan, akan mengungkap nomor hp-ku. (Dia) tidak hanya (menghubungiku) dari ponselnya, tetapi juga dari nomor telepon yang berbeda. Jadi aku tidak pernah tahu dari mana pesan itu akan berasal," tuturnya di TikTok.
ADVERTISEMENT