Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Digelar selama dua hari, acara tersebut tentu memuat banyak momen tak terlupakan. Berikut rangkuman kumparan.
1. Pujian-pujian pada Tuhan dari Debu
Menikmati alunan musik bernuansa Timur Tengah yang dilantukan Debu di Jazz Gunung Bromo sangat menenangkan, terutama bagi mereka yang beragama Islam. Pujian-pujian pada Allah SWT dilantunkan selama kurang lebih 40 menit di hari pertama Jazz Gunung Bromo, yakni Jumat (26/7). Belum lagi alat musik gambus yang membuat suasana semakin hangat.
2. Nita Aartsen dan Skuat Latinnya
Meski namanya terdengar bak orang luar negeri, Nita Aartsen adalah orang Indonesia. Di gelaran Jazz Gunung Bromo kali ini, Nita membawa teman-temannya yang berasal dari dua negara yang berbeda. Mereka adalah Pablo Calzado dari Kuba dan Rene Calvin dari Brasil. Masing-masing dari mereka juga diberi waktu untuk unjuk gigi.
ADVERTISEMENT
Nita Aartsen Latin Jazz Squad adalah penampil lintas negara yang aksi panggungnya penuh improvisasi memukau. Selain itu, penampilan Nita juga menjadi sorotan lantaran, di saat cuaca semakin dingin hingga mencapai 15 derajat, dia tampil mengenakan baju tanpa lengan.
3. Emil Dardak berduet dengan Sierra Soetedjo
Tak ada yang menyangka Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, akan tampil di Jazz Gunung Bromo 2019. Rupanya, suami Arumi Bachsin ini memiliki suara yang merdu.
Emil berduet dengan salah satu penampil Jazz Gunung Bromo 2019, Sierra Soetedjo, lewat dua lagi, yakni 'Quando Quando Quando' dan 'You'. Di lagu 'You', dia bernyanyi sambil bermain piano.
4. Aksi Didi Kempot Nyanyikan Jazz
Didi Kempot adalah sosok yang paling dinanti di Jazz Gunung Bromo 2019. Dia tampil bersama Ring of Fire yang dipimpin Djaduk Ferianto.
ADVERTISEMENT
Didi membuat penonton ikut bernyanyi dengan lagu-lagunya, seperti 'Kangen' dan 'Sewu Kutho'. Lagu-lagunya itu juga diaransemen ulang oleh Djaduk dengan nuansa jazz etnik, seperti 'Banyu Langit' yang digubah menjadi lagu khas Reog Ponorogo.
Di penampilan Ring of Fire dan Didi Kempot, penonton terlihat paling ramai, sampai-sampai mereka berdiri untuk bergoyang.
5. Suhu Udara yang Lebih Dingin di Hari Ke-2
Beberapa waktu lalu, cuaca di Gunung Bromo dilaporkan mencapai 9 derajat celcius. Di hari pertama Jazz Gunung Bromo 2019, cuacanya mencapai 14 derajat celcius pada malam hari. Sementara itu, di hari ke-2, cuaca mencapai 13-11 derajat celcius. Terbayang, 'kan, semengigil apa para penonton dan penampil kala itu?