news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

5 Musisi yang Berkarya di Dua Band dengan Genre Berbeda

20 Maret 2019 18:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Listicle Musisi yang gabung di dalam dua band. Foto: Infografik: Putri Sarah Arifira/kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Listicle Musisi yang gabung di dalam dua band. Foto: Infografik: Putri Sarah Arifira/kumparan.
ADVERTISEMENT
Membangun satu band hingga tenar sudah cukup sulit. Namun, lima musisi ini terbukti berhasil membentuk dua band yang masih eksis dan punya fanbase besar sampai hari ini.
ADVERTISEMENT
Dua band yang didirikan oleh lima musisi ini pun mengusung genre yang sangat berbeda. Hal itu membuktikan bahwa referensi musik musisi Indonesia sangat banyak dan tak terbatas.
1. Bimbim
Personel SLANK, Bimo Setiawan Almachzumi alias Bimbim dalam acara peluncuran video klip #Barengjokowi di Markas Slank. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
Bimbim merupakan drummer dari grup musik Slank. Ia pula yang merintis Slank sejak awal berdiri pada 1989.
Slank sendiri mulanya mengusung genre blues dan rock and roll. Namun, seiring berjalannya waktu Slank juga memiliki beberapa lagu cinta bernuansa pop.
Setelah 27 tahun berkarier bersama Slank, Bimbim mendirikan grup musik The Sidhartas, tepatnya pada 2016. Di grup musik bergenre punk itu, Bimbim bertugas sebagai gitaris/vokalis dan ia pun dibantu saudara-saudaranya, Massto (drum), Awa San Diogo (gitar), dan Firas Rachun (bas gitar).
ADVERTISEMENT
2. Jimi Multhazam
Jimi membentuk grup musik The Upstairs pada 2001 bersama Kubil Idris. Grup musik ini mengusung genre new wave ala Joy Division.
Sukses menelurkan total 6 album, The Upstairs sempat vakum selama beberapa saat. Ketika The Upstairs kurang aktif, Jimi pun membentuk grup musik Morfem.
Mengusung genre punk rock, musik Morfem tentu sangat jauh berbeda dari The Upstairs. Namun, Jimi sukses menciptakan dua persona berbeda, sehingga The Upstairs dan Morfem punya fanbase yang berbeda dan sangat kuat hingga saat ini.
3. Andra Junaidi Ramadhan
Bersama Ahmad Dhani, Ari Lasso, Wawan, dan Erwin, Andra Junaidi Ramadhan mencetuskan grup musik Dewa 19. Ketika personel Dewa 19 berganti-ganti, Andra pun tetap setia menemani Dhani.
ADVERTISEMENT
Namun, proses kreatif Dewa 19 mayoritas dikerjakan oleh Dhani, dan Andra kerap tidak mendapat porsi. Ia pun akhirnya membentuk Andra and the Backbone bersama dua rekannya, Dedy dan Stevi Item (gitaris Deadsquad).
Bersama Andra and the Backbone, ia bisa menelurkan berbagai ide kreatif. Ia juga membuat berbagai lagu rock dengan riff gitar yang lebih kental.
4. Dankie
Dankie adalah gitaris dari grup musik grunge asal Bali bernama Navicula. Dankie bersama sahabat-sahabatnya, Robi (vokal, gitar), Gembul (drum), dan almarhum Made (bas gitar), membentuk Navicula pada 1996.
Pada 2009, Dankie merilis album 'Beranda Taman Hati' yang bernuansa folk/blues bersama grup musik bernama Dialog Dini Hari. Personal Dankie di Navicula dan Dialog Dini Hari pun sangat berbeda. Bahkan, mulanya banyak pecinta musik Indonesia tidak sadar ia memperkuat dua grup musik tersebut.
ADVERTISEMENT
Hingga hari ini, Navicula dan Dialog Dini Hari masih terus bergerak di jalan masing-masing. Namun, satu benang merah yang Dankie pertahankan di dua band tersebut, yakni lirik-lirik yang cenderung berisikan pesan peduli pada alam.
5. Jerinx
Jerinx merupakan drummer dan penggagas grup musik Superman Is Dead. Bersama Bobby (gitar/vokal) dan Eka (bas gitar), Jerinx membentuk Superman Is Dead pada 1995.
Bersama Superman Is Dead, Jerinx kerap memainkan musik punk rock dengan beat cepat dan lirik lugas. Namun, Jerinx juga mendirikan satu grup lain di waktu yang hampir bersamaan dengan Superman Is Dead.
Ya, grup musik itu adalah Devildice yang berdiri pada 1997. Devildice mengusung genre rockabilly yang lebih danceable jika dibandingkan Superman Is Dead yang asyik untuk dinikmati di tengah mosh pit.
ADVERTISEMENT