5 Musisi yang Meninggal karena Kecelakaan

29 Maret 2018 10:35 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Musisi-musisi yang meninggal karena kecelakaan (Foto: Facebook/Buddy Holly/unofficial.nikeardilla/Cliff Burton)
zoom-in-whitePerbesar
Musisi-musisi yang meninggal karena kecelakaan (Foto: Facebook/Buddy Holly/unofficial.nikeardilla/Cliff Burton)
ADVERTISEMENT
Setelah bersenang-senang tampil di acara yayasan sosial Kopernik di Ubud, Bali, tak ada yang menyangka unit grunge asal Bali, Navicula, akan alami kejadian nahas. Bassist mereka, Made Indra, mengalami kecelakaan mobil tunggal di kawasan Gianyar, Bali, 24 Maret lalu, bersama kekasihnya, Afi, sekitar pukul 00.45 WITA.
ADVERTISEMENT
Afi meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit, sedangkan Made masih bernapas dengan luka parah di bagian kepala, perut, dan menderita patah tulang. Setelah mendapat perawatan medis, Made Indra mengembuskan napas terakhirnya di ICU RS Sanglah, Denpasar, pada Senin (26/3) pukul 18.25 WITA, meninggalkan puluhan karya hebat bersama Navicula.
Selain Made, ada beberapa musisi dari Indonesia dan internasional yang pulang ke peristirahatan terakhir mereka karena kecelakaan yang tragis. kumparan (kumparan.com) telah merangkum lima musisi yang mengalami hal tersebut.
1. Nike Ardila
Nike Ardila. (Foto: NIKE ARDILA/Facebook)
zoom-in-whitePerbesar
Nike Ardila. (Foto: NIKE ARDILA/Facebook)
Paras cantik serta suara merdu membuat sosok Nike Ardila banyak digilai kaum remaja era '90-an. Banyak lagu-lagunya seperti ‘Mama Aku Ingin Pulang’, ‘Duri Terlindung’, dan ‘Cinta di Antara Kita’, masih dikenang dan dibawakan di berbagai acara hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Sayang, dara kelahiran Bandung, Jawa Barat, 27 Desember 1975 tersebut meninggal di usia yang relatif muda, 20 tahun. Kematian Nike yang saat itu tengah berada di puncak kariernya dan bahkan telah memenangkan lebih dari 20 penghargaan bergengsi tentu membuat banyak membuat fans terpukul dan merasa tak percaya.
Kecelakaan mobil yang Nike alami terjadi pada 19 Maret 1995 pukul 06.15 WIB. Saat itu, mobil Honda Civic biru metalik berplat nomor D 27 AK yang ia kendarai menabrak pagar beton bak sampah di Jalan Raden Eddy Marthadinata, Bandung. Sebelumnya, ia menghabiskan waktu di diskotik Polo. Oleh sebab itu, banyak orang yang menduga Nike mabuk.
Namun, dari hasil visum, pihak berwajib sama sekali tidak menemukan kadar alkohol di tubuh Nike. Saksi mengatakan bahwa Nike saat itu hanya sedang berusaha menyalip mobil yang berada di depannya.
ADVERTISEMENT
Karena kurang kendali, ia pun menabrak dan tewas saat sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit. Pernyataan itu pun semakin kuat kala polisi mengatakan bahwa Nike tidak mengenakan sabuk pengaman saat kecelakaan terjadi.
2. Robin ‘NOXA’
Robin Hutagaol ‘NOXA’. (Foto: Twitter @jurukuncen)
zoom-in-whitePerbesar
Robin Hutagaol ‘NOXA’. (Foto: Twitter @jurukuncen)
Di akhir era '90-an menuju 2000 awal, musik underground sempat berjaya di Indonesia. Genre yang satu ini disukseskan oleh band hardcore asal Bandung, Jawa Barat, Puppen. Sedangkan di Jakarta, Noxa menjadi band yang paling disegani dan diperhitungkan oleh banyak orang.
Hal tersebut tak terlepas dari peran Robin Hutagaol yang mampu menciptakan beat drum yang ekstrem, kuat, dan dinamis. Robin merupakan satu dari empat penggagas awal Noxa pada 2002 menemani Ade ‘Maling’ (gitar), Tony ‘Togen’ (vokal), dan Dipa (bas gitar). Noxa berhasil mengalihkan selera musik remaja Indonesia saat itu, mulai dari Nirvana hingga ke band yang lebih cadas, seperti Slayer, Sepultura, dan Napalm Death.
ADVERTISEMENT
Selama bersama Noxa, penggebuk drum yang kerap tampil mengenakan topeng leak Bali itu sudah dua kali mencatatkan diri di Museum Rekor Indonesia. Yang pertama sebagai grup musik metal pertama dari Asia (juga Indonesia) yang tampil di festival metal internasional (Tuska Open Air Metal Festival 2008, Helsinki, Finlandia), dan yang ke-2 adalah grup musik yang seluruh pemainnya berbeda suku dan agama.
Pada 12 Januari 2009, Robin mengalami kecelakaan tabrak lari. Setelah dirawat selama satu minggu di RS Husada, Mangga Dua, Jakarta Utara, Robin berpulang ke rumah Tuhan dengan tenang pada 17 Januari 2009 dan dikebumikan di pemakaman Menteng Pulo, Jakarta Pusat.
Dunia musik underground Tanah Air yang berduka akhirnya membuat acara bertajuk 'United We Care' pada 25 Januari 2009. Perhelatan musik independen akbar itu diisi oleh berbagai band, beberapa di antaranya adalah Netral, Seringai, Purgatory, ROXX, dan The Brandals. Terkumpul uang sebanyak Rp 53,7 juta dari penjualan tiket yang seluruhnya diserahkan kepada pihak keluarga Robin.
ADVERTISEMENT
3. Fuad Hasan ‘God Bless’
Fuad Hasan & Soman Lubis. (Foto: Denny Sakrie)
zoom-in-whitePerbesar
Fuad Hasan & Soman Lubis. (Foto: Denny Sakrie)
Sebelum diperkuat almarhum Yockie Suryoprayogo, God Bless pernah memiliki keyboardist bernama Soman Lubis yang berasal dari Bandung. Selain itu, di awal karier bermusik God Bless pada 1970, posisi drummer diisi oleh suami Camelia Malik, Fuad Hasan.
Setelah tiga tahun bersama, Soman yang kuliah di Institut Teknologi Bandung harus berpisah dengan band tercintanya. Pada 1974, Soman kembali ke Jakarta dengan maksud menonton proses latihan God Bless yang saat itu digawangi Ahmad Albar ‘Iyek’, Donny, Oding, Debby, dan Fuad.
Entah apa yang ada dalam pikiran Soman saat itu, ia meminta Fuad untuk berboncengan mengendarai motor dan berpisah dengan personel God Bless lainnya yang mengendarai mobil. Soman dan Fuad pun berkendara melewati Pancoran, sedangkan para personel lain melewati jalan Cawang.
ADVERTISEMENT
Para personel God Bless yang sampai terlebih dahulu di studio musik merasa janggal dan aneh. Setelah menunggu 30 menit, mereka mendapat kabar bahwa motor Yamaha yang dikendarai Soman dan Fuad menabrak truk dalam perjalanan. Dikatakan saksi mata, Soman terpelanting sejauh 12 meter sedangkan Fuad terseret hingga 23 meter dan rambut gondrongnya tersangkut di roda truk.
Soman yang berusia 22 tahun meninggal dunia setelah sempat mengalami masa kritis dalam perjalanan menuju RS Fatmawati, Jakarta Selatan. Fuad yang berusia 32 tahun tewas di tempat. Kejadian kelam pada 9 Juli 1974 tersebut hingga saat ini akan terus tercatat dan diingat oleh para personel God Bless.
4. Cliff Burton ‘Metallica’
Cliff Burton (Foto: instagram/@ tray.reed10)
zoom-in-whitePerbesar
Cliff Burton (Foto: instagram/@ tray.reed10)
Sama seperti Navicula, grup metal legendaris dunia Metallica juga kehilangan pemain bas asli mereka, Cliff Burton, dalam kecelakaan mobil tunggal yang tragis.
ADVERTISEMENT
Burton dikenal sebagai pemain bas jenius dan eksentrik. Ia merupakan pencipta nada dentuman bas ikonik di lagu ‘For Whom The Bell Tolls’ dan setiap kali tampil di atas panggung, Burton akan memainkan riff bas tersebut dengan menggunakan jari telunjuk dan kelingking yang membentuk simbol ‘metal’.
Kematian Burton terjadi sesaat setelah Metallica menggelar tur di Eropa Tengah. Dalam perjalanan menuju Swedia pada 27 September 1986, bus yang ditumpangi Metallica tergelincir karena es dan terguling. Cliff Burton yang kala itu tidur tepat di samping jendela terlempar ke luar jendela dan tertindih bus. Burton pun meninggal dunia di tempat.
Semua personel Metallica sangat terguncang setelah peristiwa itu. Hetfield, Ulrich, dan Hammett seperti tak tahu bagaimana cara melanjutkan Metallica tanpa sosok Burton yang dikenal kharismatik dan penuh wibawa itu. Dalam wawancaranya bersama MTV di tahun 2007, Hetfield menjelaskan betapa terpukulnya dia jika mengingat tragedi kematian Burton.
ADVERTISEMENT
“Aku melihat bus berada tepat di atas tubuh Cliff. Aku melihat tulang kakinya mencuat keluar. Aku sangat ketakutan. Sang pengemudi bus berusaha mengambil selimut yang berada di bawah jasad Cliff. Lalu aku berkata, “Jangan lakukan itu!” Aku sungguh-sungguh ingin membunuh sang pengemudi bus. Aku tak tahu apakah dia mabuk atau (busnya) tergelincir es. Yang aku tahu, dia masih hidup dan Cliff tidak,” terang sang vokalis.
5. Buddy Holly
Buddy Holly. (Foto: Buddy Holly/Facebook)
zoom-in-whitePerbesar
Buddy Holly. (Foto: Buddy Holly/Facebook)
Di antara semua musisi dalam daftar ini, kecelakaan paling tragis yang dialami oleh seorang musisi mungkin pertama kali menimpa penyanyi rock n’ roll asal Amerika Serikat, Buddy Holly. Kejadian nahas yang menimpanya terjadi kala Holly berusia 22 tahun.
Seperti Nike Ardilla, Holly amatlah populer di kalangan remaja di usia muda. Banyakanya pengemar membuatnya memutuskan untuk membuat sebuah tur bertajuk ‘The Winter Dance Party’. Selama tur musim salju itu berjalan, banyak sekali peristiwa buruk yang terjadi, termasuk mobil yang rusak akibat pembekuan dan penggebuk drum Holly, Carl Bunch, yang harus dirawat lantaran mengalami frostbite di ibu jari kakinya.
ADVERTISEMENT
Karena itu, Holly memilih untuk menggunakan pesawat sebagai alat transportasi menggantikan bus. Sebelum menggelar konser tur di Clear Lake, Iowa, AS, pada 2 Februari 1959, Holly menyewa kursi pesawat untuk dirinya, dan personel band pengiring, Jennings dan Allsup.
Seusai konser pukul 23.50 waktu setempat, Jennings dan Allsup membiarkan kursi pesawatnya digunakan oleh dua musisi yang juga sahabat Holly, Ritchie Valens dan J. P. Richardson, yang akan terbang menuju lokasi konser berikutnya di Moorhead, Minnesota, Amerika Serikat.
Setelah pilot Roger Peterson menerbangkan pesawat sekitar pukul 01.00 pada 3 Februari 1959, pesawat tersebut justru mengalami kecelakaan di udara dan jatuh ke kebun jagung sekitar 5 mil atau sekitar 8 kilometer dari bandar udara. Pesawat yang meledak akhirnya menewaskan Holly dan kedua sahabatnya. Hingga saat ini, 3 Februari dikenang sebagai ‘The Day the Music Dead’.
ADVERTISEMENT