500 Buku Maudy Ayunda Terjual dalam 36 Jam

30 April 2018 18:10 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Maudy Ayunda (Foto: Munady Widjaja/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Maudy Ayunda (Foto: Munady Widjaja/kumparan)
ADVERTISEMENT
Biasanya, penyanyi sekaligus aktris Maudy Ayunda merilis sebuah single atau bermain film. Kini dia melebarkan sayapnya dengan menjadi seorang penulis.
ADVERTISEMENT
Pelantun ‘Kutunggu Kabarmu’ itu meluncurkan buku pertama yang ditulisnya, yakni ‘Dear Tomorrow’ di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, pada Senin (30/4). Meski baru resmi dirilis hari ini, karyanya tersebut sudah ludes terjual sebanyak 500 buku dalam waktu beberapa jam saja.
“Kemarin waktu pre-order (buku), dalam 36 jam langsung habis. Jadi, kerasa banget antusiasme Maudears (sebutan fans Maudy Ayunda) ataupun teman-teman yang menunggu buku ini ke luar,” ujar Maudy saat ditemui di lokasi yang sama.
Maudy Ayunda (Foto: Munady Widjaja/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Maudy Ayunda (Foto: Munady Widjaja/kumparan)
Sudah sejak lama pemeran film ‘Refrain’ itu mendapat tawaran dari salah satu penerbit untuk menulis buku. Namun, pada saat itu, dia belum merasa siap dan menunda untuk menerima tawaran itu. Barulah setahun yang lalu, Maudy mulai menulis bukunya.
ADVERTISEMENT
“Dulu aku masih galau saja kalau mau nulis buku seperti apa, takutnya kalau nanggung dan setengah-setengah konsepnya, orang nanti enggak bisa menikmati. Jadi, aku benar-benar, ‘Nanti dulu deh, aku pikirin dulu bukunya mau seperti apa’,” ucap penyanyi lagu 'Perahu Kertas' itu.
Setelah mengikuti sesi brainstorming, akhirnya perempuan berumur 23 tahun yang satu ini mendapat gambaran dan bisa memutuskan apa saja yang akan dia tulis dalam bukunya tersebut.
“Akhirnya, buku ini konsepnya adalah kompilasi cerita-cerita aku. Ada autobiografi juga, ada aspek-aspek pemikiran yang kayak essay, quotes, playlist aku, macam-macam,” katanya.
Maudy sengaja menulis buku yang isinya tentang cerita-cerita dirinya dan pengalamannya sendiri, sebagai pengingat akan hal-hal yang pernah terjadi dalam hidupnya.
ADVERTISEMENT
“Judulnya ‘Dear Tomorrow’ karena aku ingin hal yang aku tulis di sini aku ingat terus pelajaran-pelajaran hidupnya. Penting ada cerita-cerita karena itu adalah esensi dari kenapa aku mendapat sebuah pelajaran itu, karena ada pengalaman penting yang aku rasa pengin share,” pungkas Maudy.
Baru pertama kali menulis buku, perempuan kelahiran Jakarta itu mengalami beberapa kesulitan. Salah satunya adalah cara penulisannya yang terlalu ilmiah.
“Ada kesulitan juga sih pasti, karena ini adalah medium yang baru. Ada juga sering kali, Editor aku kayak, ‘Mod, nulisnya jangan yang kayak essay gitu, lho’, karena aku mungkin sudah terbiasa nulis essay selama kuliah gitu kan,” tutur Maudy.
Buku setebal 192 halaman itu ditulis menggunakan bahasa Inggris. Hal tersebut dilakukan oleh pemilik nama Ayunda Faza Maudya itu karena dirinya merasa lebih nyaman untuk menulis dalam bahasa Inggris.
ADVERTISEMENT
“Pada saat aku di sekolah juga pertama kali aku belajar menulis itu pakai bahasa Inggris, dan buku ini sangat personal. Aku sempat bilang kalau untuk buku ini, sekali ini saja aku pakai bahasa Inggris, deh,” bebernya.