7 Momen Berkesan dari 40th Jazz Goes To Campus 2017

27 November 2017 12:50 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jazz Goes To Campus 2017 (Foto: `Twitter @JGTCfestival)
zoom-in-whitePerbesar
Jazz Goes To Campus 2017 (Foto: `Twitter @JGTCfestival)
ADVERTISEMENT
Pagelaran 40th Jazz Goes To Campus 2017 yang berlangsung pada Minggu (26/11) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia telah berakhir. Sederet musisi jazz ternama Ibu Kota sukses menghibur para penonton yang memadati 4 area panggung JGTC, yaitu Shopee Stage, Peruri Stage, Sprite Stage, dan Nescafe Stage. Meski rintik hujan sempat mewarnai JGTC sejak sore hari, namun ternyata tak menyurutkan antusiasme penonton yang hadir hingga akhir acara.
ADVERTISEMENT
Di bawah ini kumparan (kumparan.com) telah merangkum momen berkesan selama pagelaran JGTC berlangsung.
1 . Tempat bersatunya pecinta jazz lintas generasi
Acara Jazz Go to Campus (JGTC) 2017 (Foto: Alexander Vito Edward Kukuh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Acara Jazz Go to Campus (JGTC) 2017 (Foto: Alexander Vito Edward Kukuh/kumparan)
Pagelaran Jazz Goes To Campus bisa jadi merangkul semua usia. Hingga saat ini, JGTC sudah digelar sebanyak 40 kali. Artinya, pagelaran ini sudah sangat dikenal luas di kalangan orang tua hingga remaja. Maka tidak jarang seorang mahasiswa datang ke JGTC 2017 bersama para orang tua.
Sesaat sebelum penampilan Al McKay’s Earth Wind & Fire, salah satu MC sempat melempar pertanyaan ke penonton. Dirinya bertanya, siapa yang sudah sejak pertama kali JGTC diadakan sudah datang, dan secara mengejutkan ada sekumpulan orang tua murid yang mengangkat tangan. Itu membuktikan bahwa memang JGTC mampu menyatukan pecinta musik Indonesia dari generasi ke generasi.
ADVERTISEMENT
2 . 4 Panggung Berbeda
Maliq and D'essential di JGTC UI (Foto: Intan Alfitry/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Maliq and D'essential di JGTC UI (Foto: Intan Alfitry/kumparan)
Jazz Goes To Campus 2017 membagi para musisi ke empat stage yang berbeda. Serunya, suasana FEB UI yang menjadi venue acara ini, terasa dipenuhi dengan alunan musik jazz yang tiada henti.
Mulai dari pintu masuk, ada stage Shopee sudah menggempur telinga para pengunjung sejak pukul 14.00, lalu stage Nescafe di tengah selasar FEB UI yang terkesan kecil namun sangat intimate, berjalan tak jauh dari sana, ada stage Sprite sebagai stage terbesar di event ini, dan tak ketinggalan stage Peruri yang terletak jauh dibelakang yang tidak terlalu besar namun mampu menceriakan hati para pengunjung yang datang.
The Groove di JGTC UI 2017 (Foto: Intan Alfitry/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
The Groove di JGTC UI 2017 (Foto: Intan Alfitry/kumparan)
Jarak yang cukup jauh antar stage tidak menyurutkan animo para pengunjung JGTC 2017. Meski hujan terus menerus mengguyur JGTC di malam itu, para pengunjung tetap rela dan bahagia berjalan-jalan dari stage ke stage.
ADVERTISEMENT
3 . Dihadiri oleh 36 musisi jazz dari berbagai generasi.
Penampilan Fariz RM di JGTC 2017 (Foto: Alexander Vito Edward Kukuh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penampilan Fariz RM di JGTC 2017 (Foto: Alexander Vito Edward Kukuh/kumparan)
Meski Jazz Goes To Campus adalah acara rutin dari BEM FEB UI, namun acara ini memang patut diperhitungkan dan bisa jadi salah satu pagelaran jazz terbesar di Indonesia.
Tahun ini, tak tanggung-tanggung, Jazz Goes To Campus mendatangkan 36 musisi dari berbagai generasi dan gaya musik jazzy-nya masing-masing.
Sebut saja musisi muda, WFR Trio yang menyajikan jazz yang sangat vintage dan Vira Talisa yang malam itu tampil memukau meski karirnya baru mulai ditata di tahun ini. Namun di sisi lain, ada pula musisi-musisi senior seperti Fariz RM, yang masih kuat menggempur FEB UI dan Al McKay’s Earth Wind & Fire yang tampil apik dengan musik sekelas Grammys.
ADVERTISEMENT
4 . Al McKay’s Earth Wind & Fire yang penuh kejutan.
Al McKay Feat. Earth Wind & Fire di JGTC 2017 (Foto: Alexander Vito/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Al McKay Feat. Earth Wind & Fire di JGTC 2017 (Foto: Alexander Vito/kumparan)
Jika penampilan mereka di JGTC terlewatkan, artinya kalian sungguh kurang beruntung. Mungkin nama mereka kini sudah tidak sebesar dulu, tapi kenangan yang mereka bawa dari lagu-lagunya masih seindah dulu.
Al McKay, sebagai satu-satunya personel asli Earh Wind & Fire, memimpin penampilan band yang beranggotakan 13 orang ini. Seakan lupa usia, mereka tampil terus-menerus tanpa jeda memainkan hits-hits Earth Wind & Fire yang diciptakan atau diproduseri oleh McKay.
Mereka yang terus bergoyang ke sana ke sini, bergerak mengikuti irama, dan tak henti-hentinya berinteraksi dengan penonton membuat semua audience yang menyaksikan mereka tak tahan ingin menari-nari juga. Bahkan saat penampilan mereka usai, mereka masih bisa memberikan dua encore sekaligus, yaitu lagu ‘Boogie Wonderland’ dan ‘Let’s Groove’.
ADVERTISEMENT
5 . Rendy Pandugo dan para penggemarnya
Rendy Pandugo (Foto: Intan Alfitry Novian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rendy Pandugo (Foto: Intan Alfitry Novian/kumparan)
Rendy menjadi salah satu penampil di JGTC yang memeriahkan area Sprite Stage. Meski hujan rintik-rintik sempat mewarnai aksi panggung Rendy kala itu, namun ternyata antusiasme para penonton membuat mereka bertahan untuk menikmati setiap alunan lagu yang dibawakan oleh pria berusia 32 tahun.
Padahal sebelumnya, Rendy sempat pesimis penotonnya akan sepi karena hujan yang turun.
"Gue cukup surprise, karena hari ini hujan, gue kira enggak ada yang nonton, tapi ternyata ramai banget, gokil," kata Rendy usai tampil.
"Semua perfect. Meski cuacanya begini, gue enjoy di panggung. Penonton juga gue rasa enjoy," tambahnya sambil tersenyum.
6. Rayi 'RAN' menangis di atas panggung
RAN di JGTC 2017 (Foto: Intan Alfitry/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
RAN di JGTC 2017 (Foto: Intan Alfitry/kumparan)
Setelah sebelumnya RAN membuat baper penonton dengan membawakan lagu 'Andai Dia Tahu' dan mengajak salah satu penonton ke atas panggung, para personel RAN juga membawa momen haru ke atas Peruri Stage.
ADVERTISEMENT
Grup yang beranggotakan Rayi Putra Rahardjo (vokalis), Astono Handoko alias Asta (gitaris), dan Anindyo Baskoro alias Nino (vokalis) ini membawakan lagu 'Melawan Dunia, yang merupakan single kolaborasi RAN dengan penyanyi Yura Yunita itu dipersembahkan RAN untuk Adam Fabumi, bayi yang mengidap penyakit Dandy Walker Syndrome dan Trisomy 13. Juga untuk kedua orangtua Adam, Kiagoos Kamaludin dan Ratih Megasari.
Sayang, dua hari setelah videoklip dirilis, Adam justru mengembuskan napas terakhirnya.
"Di kesempatan ini, kami berterima kasih kepada JGTC yang telah memberi kesempatan supaya kita bisa mendoakan Adam agar mendapat tempat terbaik di sisi-Nya," tutur Nino.
Tangis Rayi pun pecah saat lagu 'Melawan Dunia' dilantunkan. Ia sampai harus berhenti bernyanyi dan membelakangi penonton untuk sejenak.
ADVERTISEMENT
7. Tulus menutup JGTC dengan cinta
Tulus di JGTC 2017 (Foto: Intan Alfitry/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tulus di JGTC 2017 (Foto: Intan Alfitry/kumparan)
Pagelaran JGTC 2017 berakhir tepat pukul 24.00 dengan penampilan dari musisi pop kenamaan tanah air, Tulus. Membawakan lagu-lagu cinta khas dirinya, ia mampu membuat barisan penonton penuh sesak dari depan sampai ke belakang. Hits-hits single-nya yang meledak dipasaran seperti, ‘Sepatu’, ‘Gajah’ dan ‘Monochrome’ sukses meledakkan kegembiraan para pengunjung JGTC di malam itu.
Meski kondisi tubuhnya sedang tidak fit, Tulus tetaplah Tulus yang memang pandai membius hati para penggemarnya. Dirinya yang baru-baru ini memenangkan 5 penghargaan di AMI Awards 2017 itu, benar-benar menjadi penutupan apik dari pagelaran 40th Jazz Goes To Campus 2017.