Adrian Yunan: Penyakit Langka yang Diderita dan Lahirnya Album Solo

19 Juni 2017 12:26 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Adrian Yunan (Foto: Prabarini Kartika/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Adrian Yunan (Foto: Prabarini Kartika/kumparan)
ADVERTISEMENT
Adrian Yunan, bassis band Efek Rumah Kaca, belakangan ini baru meluncurkan album perdananya berjudul 'Sintas'. Perilisan ini tepatnya jatuh pada 5 Juni 2017 lalu berlokasi di Paviliun 28, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
Album yang berisi 10 lagu berbahasa Indonesia ini merupakan karya yang sangat jujur. Bagaimana tidak? Tahun 2010, Adrian terpaksa istirahat dari ERK karena kondisi tubuh dan matanya yang berangsur menurun, akibat penyakit langka yang dideritanya.
Pada diagnosa awal Adrian divonis menderita retinitis pigmentosa, penyakit turunan yang biasanya mengakibatkan degenerasi retina mata. Efek penyakit tersebut, penderita akan kesulitan melihat dengan jelas pada kondisi pencahayaan yang kurang terang.
Namun ketika menjalani pengobatan di Singapura, Adrian didiagnosa bukan menderita retinitis pigmentosa, melainkan penyakit langka yang mampu melemahkan saraf hingga menyerang matanya.
Hari-hari Adrian kala itu hanya ia habiskan di tempat tidur sembari meratapi nasib, yang seolah-olah menunggu ajal menjemput.
ADVERTISEMENT
"Saat itu saya merasa amat terpukul. Hingga di titik terendah, saya hanya hidup di atas tempat tidur saja tanpa melakukan apapun," tulis Adrian dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan.
Hingga pada suatu hari, pria yang menginjak usia 41 tahun ini bangun dari sebuah mimpi. Mimpi itulah yang menjadi titik balik Adrian untuk bangkit dari keterpurukannya. Ia sadar bahwa dirinya tidak bisa hidup tanpa musik. Itulah yang membuat bassis ERK ini memutuskan untuk melanjutkan hidupnya.
"Saat bangun saya jadi terpikir, apakah saya mau melanjutkan hidup sebagai orang yang kalah, atau menang," ujarnya.
Karya jujur yang dekat dengan diri
Awalnya, ada materi-materi lagu Adrian yang seharusnya dibawakan Efek Rumah Kaca untuk album ketiganya, 'Sinestesia'. Sayang, materi itu tidak terpakai dan akhirnya dipakai untuk materi album solonya sendiri.
ADVERTISEMENT
Lalu terkumpullah 10 lagu yang bernuansa folk pop. Lagu-lagu Adrian tersebut sangat jujur karena terinspirasi dari hal-hal sederhana, yang terjadi di kehidupannya sehari-hari.
Ambil contoh 'Terminal Laut' yang didedikasikan kepada istrinya. Atau 'Mainan' yang ditulis karena saat itu Adrian secara tidak sengaja, merusak mainan anaknya yang bernama Rintik Rindu.
"Lihatlah bodohnya aku merusak mainan anakku
Sadarlah dia mengumpulkan pecahannya satu per satu
Menggendong teman-temannya lalu menggenggamnya
dan menitipkan rindu"
Kemudian, lagu-lagu seperti 'Tak Ada Histeria' dan 'Alzheimer' adalah beberapa lagu yang dialami oleh Adrian sendiri. Untuk 'Alzheimer' yang ditulis tahun 2015 misalnya, kala itu Adrian merasa dirinya mengidap penyakit tersebut karena kemampuan ingatannya menurun.
Tapi, ia menepis pemikiran itu karena sebenarnya kemampuannya berkurang karena kurang visual untuk membantu mengingat suatu hal.
ADVERTISEMENT
Makna di Balik 'Sintas'
Jika menelisik kehidupan Adrian, hidupnya memang penuh perjuangan. Ia sempat terpuruk hingga memutuskan untuk menyelamatkan hidupnya sendiri. Diri sendirilah yang mampu mengubah jalan pikirnya untuk tetap melanjutkan hidup, walaupun dengan kondisi yang tidak diinginkan.
Adrian Yunan pantas dianggap sebagai seorang penyintas. Hikmah yang Adrian ambil dari peristiwa yang menimpa dirinya ini adalah semua kesulitan pasti akan ada jalan keluarnya.
"Dari awal saya baru memulai kembali menulis lagu saat jatuh sakit, saya yakin suatu saat semua ini akan lewat dan akan menjadi sesuatu yang baik. Akhirnya terbukti dengan dirilisnya album Sintas, ada hikmah positif di balik semua ini,” jelas Adrian.
Berikut daftar 10 lagu milik Adrian Yunan dalam 'Sintas':
ADVERTISEMENT
1. Mikrofon
2. Lari
3. Parti & Partner
4. Terminal Laut
5. Komedi Situasi
6. Mainan
7. Mimpi Seperti Hidup
8. Ruang yang Sama
9. Tak Ada Histeria
10. Alzheimer