Aghniny Haque Ciut saat Reading Film Animasi Panji Tengkorak

Aktris Aghniny Haque mengenakan koleksi Signature Denim Style Coach di COACH New York Subway Pop Store di Grand Indonesia, Jakarta. Foto: Coach Indonesia

Artis Aghniny Haque terlibat dalam film animasi Panji Tengkorak. Dia awalnya sempat tidak percaya saat mendapat tawaran untuk bermain di film itu.

Ketika dipastikan terlibat dalam film animasi Panji Tengkorak, Aghniny Haque lantas melakukan reading. Dia bertemu dengan artis lain yang terlibat di film itu, termasuk para aktor senior.

"Akhirnya reading, ketemu sama aktor senior yang bikin aku tambah ciut," kata Aghniny Haque di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, belum lama ini.

Aktris Aghniny Haque mengenakan koleksi Signature Denim Style Coach di COACH New York Subway Pop Store di Grand Indonesia, Jakarta. Foto: Coach Indonesia

Film animasi Panji Tengkorak digarap oleh sutradara Daryl Wilson. Aghniny mengatakan Daryl membimbingnya dengan baik.

Aghniny sempat menceritakan pengalamannya terlibat di film animasi Panji Tengkorak. Menurut dia, tidaklah mudah untuk melakukan voice acting.

"Karena ini voice acting jadi mimik ketakutan dan situasi harus bisa terdengar. Susah banget," ucap Aghniny.

Aghniny Haque sempat berniat mundur dari proyek film animasi Panji Tengkorak. Karena ia khawatir tidak bisa melakukannya.

"Bisa enggak, ya, gua? Pas dijalani dan berbanding terbalik banget, ingus aku sampai keluar pas recording. Karena pernapasan, ya, adegan perang harus terengah-engah napasnya. Sampai ingus aku meler terus, Mas Daryl panik ambil tisu buat aku," tuturnya.

Aktris Aghniny Haque berpose saat press junket film Ben & Jody di Jakarta, Jumat (14/1). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Aghniny mengatakan lebih melelahkan melakukan voice acting dibanding akting biasa. Perempuan 25 tahun ini mengungkapkan alasannya.

"Selama recording enggak boleh ada suara apa pun dan enggak boleh gerak. Menyiksa banget sih, biasa di film penuh ekspresi, bisa tendang dan mukul, ini suara saja," ujar Aghniny.

Meski begitu, Aghniny Haque akhirnya bisa melakukannya dengan baik. Bahkan, ia ingin melakukannya lagi.

"Ketagihan. Awal prosesnya lama karena aku takut enggak bisa men-deliver dengan baik. Tapi setelah berjalan lancar aku merasa prosesnya terlalu cepat, masih mau sama mereka terus. Aku empat hari (recording) dari pagi sampai malam," kata Aghniny.