Ajip Rosidi dalam Kenangan Anak: Ayah Sedang Menulis Roman, tapi Belum Selesai

30 Juli 2020 18:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ajip Rosidi (kanan) dalam acara pemberian hadiah sastra daerah Rancage beberapa waktu lalu. Foto: ANTARA/HO-Dok. Keluarga
zoom-in-whitePerbesar
Ajip Rosidi (kanan) dalam acara pemberian hadiah sastra daerah Rancage beberapa waktu lalu. Foto: ANTARA/HO-Dok. Keluarga
ADVERTISEMENT
Sastrawan Ajip Rosidi telah beristirahat dengan tenang. Ajip meninggal dunia pada usia 82 tahun dan telah dimakamkan di pemakaman keluarga di Desa Pabelan, Mungkid, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (30/7) siang.
ADVERTISEMENT
Usai pemakaman, anak bungsu Ajip, Titis Nitiswari, mengenang sosok sang ayah. Ia mengatakan almarhum masih punya semangat untuk menulis, bahkan sebelum tutup usia, Ajip rupanya sedang menulis roman tahun 1960-1970.
"Suatu pagi beliau punya ide untuk membuat roman, judulnya Menjadi Indonesia. Sudah ada di kepala, tinggal diketik. Karena bapak sudah susah untuk mengetik, maka saya bantu," ujar Titis, seperti dikutip dari Antara.
Ajip Rosidi Foto: Youtube Mala Tube84
Namun, roman tersebut tak pernah selesai. Hingga akhirnya Ajip tutup usia.
"Ternyata baru delapan halaman karena mungkin sudah sepuh. Bapak bilang ada bagian fragmen yang harus dicek kebenarannya karena pada saat itu kondisi politiknya bapak sedikit lupa dan harus dicek dulu," kata Titis melanjutkan.
ADVERTISEMENT
Titis juga mengatakan bahwa Ajip sempat meminta dirinya untuk mengambil majalah di perpustakaan pribadinya yang berada dalam area yang sama dengan rumah mereka di Pabelan.
"Kemudian saya bawakan majalah Warta tahun 60 atau 70-an, lalu ditaruh ke tempat bapak, tiga hari sudah dibaca. Selanjutnya bilang akan meneruskan, tetapi keburu jatuh untuk kedua kalinya dan masuk rumah sakit," kenang Titis.
Seorang teman, kata Titis, sempat bertanya kepada Ajip apa tujuan akhirnya, dan dijawab bahwa dirinya ingin membuat sesuatu tentang Rasulullah SAW.
"Apakah itu buku, puisi, atau lainnya, saya belum tahu," pungkas Titis.

Ajip Rosidi Sempat Jatuh 2 Kali hingga Alami Pendarahan Otak

Ajip Rosidi rupanya sempat jatuh beberapa kali sebelum akhirnya jatuh yang terakhir dan dilarikan ke RSUD Tidar Kota Magelang pada 23 Juli lalu.
ADVERTISEMENT
"Waktu jatuh yang pertama itu pantat duluan, tetapi waktu itu tidak bisa gerak sama sekali. Lalu dibawa ke tukang pijat, akhirnya bisa gerak dan bapak merasa sudah bisa jalan. Memang sudah bisa jalan, tapi masih dituntun, " tuturnya.
Sejumlah warga memikul keranda jenazah budayawan Ajip Rosidi saat prosesi pemakaman di rumah duka Desa Pabelan, Mungkid, Magelang, Jawa Tengah. Foto: Anis Efizudin/Antara Foto
Usai jatuh yang pertama, Ajip, lanjut Titis, mencoba untuk bangun sendiri, namun tidak kuat. Akhirnya ia jatuh kembali dan kepalanya terbentur.
"Keadaan bapak masih makan biasa, bertemu dengan tamu juga biasa. Jadi, kita memutuskan tidak dibawa ke rumah sakit. Tetapi, setelah 10 hari dari kejadian jatuh, malam-malam bapak muntah, kemudian paginya kami minta dokter yang biasa memeriksa bapak untuk memeriksanya," bebernya.
Ajip kemudian dibawa ke IGD dan dilakukan CT Scan. Ternyata ditemukan ada pendarahan di otak. Dokter pun langsung mengambil tindakan operasi pada 25 Juli lalu.
Ajip Rosidi (kanan) dalam acara pemberian hadiah sastra daerah Rancage beberapa waktu lalu. Foto: ANTARA/HO-Dok. Keluarga
Kondisi Ajip sempat membaik, bahkan ia bisa bercanda setelah operasi. Namun, minggu malam, Ajip tiba-tiba mengalami kejang.
ADVERTISEMENT
"Kemarin dokter menyarankan untuk mengganti obat karena selama ini yang digunakan obat kejang generik, supaya diganti obat paten dan harus dibeli di Yogyakarta. Pada Rabu malam pukul 21.45 WIB, obat sudah disuntikkan, kemudian saya pulang, namun sekitar pukul 22.20 WIB dapat kabar bahwa bapak sudah meninggal," tutup Titis Nitiswari.