news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Amara ‘Lingua’ Shock Ditinggal Pergi untuk Selamanya oleh Ibunda

25 Maret 2018 13:45 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Amara dan keluarga. (Foto: Instagram/@amaranggana)
zoom-in-whitePerbesar
Amara dan keluarga. (Foto: Instagram/@amaranggana)
ADVERTISEMENT
Salah satu anggota grup vokal 'Lingua', Amara tengah berduka. Perempuan berusia 42 tahun ini baru saja ditinggal pergi untuk selama-lamanya oleh sang ibu, Retno Setiawati atau yang kerap disapa Itje Komar.
ADVERTISEMENT
Ibunda Amara meninggal dunia di usia 64 tahun pada Sabtu (24/3) karena menderita penyakit infeksi paru-paru. Ia dimakamkan di TPU Kampung Kandang, Ciganjur, Jakarta, Minggu (25/3) pada pukul 10.15 WIB.
Pemakaman ibu Amara. (Foto: Alexander Vito/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemakaman ibu Amara. (Foto: Alexander Vito/kumparan)
Amara turut mengantarkan sang ibu ke tempat peristirahatan terakhir. Ia hadir dengan didampingi oleh suaminya, Frans Mohede. Amara sempat menangis ketika proses pemakaman. Namun, ia akhirnya tampak tegar ketika ditenangkan oleh keluarga dan kerabat.
Senyum terlihat di wajah Amara ketika para kerabat yang hadir, seperti Abi Yapto, Sandy Tumiwa, Sandy Arifin, Sarah Sechan, dan Jasmine Wildblood, menyampaikan ucapan bela sungkawa kepada dirinya.
Walau begitu, Amara yang mengenakan baju dan kerudung putih tidak mau memberikan komentar apa pun kepada awak media. Usai pemakaman, ia langsung berjalan menuju mobilnya bersama dengan putranya.
ADVERTISEMENT
Frans mengatakan Amara masih terkejut setelah ditinggal pergi untuk selama-lamanya oleh sang ibu. Terlebih, Amara selalu menemani ibundanya ketika masih menjalani perawatan.
"Dia shock mungkin, karena 'kan dia menemani ibu dari awal di rumah sakit dan tahu semua perkembangannya. Kami juga sempat optimis, tapi ternyata Tuhan punya kehendak lain,” kata Frans di TPU Kampung Kandang.
Franz Mohede. (Foto:  Alexander Vito/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Franz Mohede. (Foto: Alexander Vito/kumparan)
Sebelum meninggal, Itje sempat menjalani perawatan di RS Siloam, TB Simatupang, Jakarta, selama delapan hari. "Proses meninggalnya cepat. Mungkin karena dia keletihan dan kekebalan tubuhnya mulai menurun," tutur Frans.
Frans menyatakan di tengah aktivitas, ketiga anaknya juga berusaha menyempatkan diri untuk menjenguk sang nenek ketika menjalani perawatan di rumah sakit.
"Karena sekolah juga 'kan jadi ya, jarang-jarang, tapi selalu meluangkan waktu untuk eyangnya," ucap Frans.
ADVERTISEMENT