Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Perseteruan Johnny Depp dan Amber Heard berlangsung sangat lama, bahkan hingga bertahun-tahun. Dua pekan lalu, persidangan kasus terakhir mereka selesai dengan Amber Heard dinyatakan sebagai pihak yang kalah.
ADVERTISEMENT
Meski berseteru di persidangan, Amber Heard mengaku, dirinya masih mencintai Johnny Depp. Dikutip dari E Online, Heard menyatakan bahwa ia masih memiliki perasaan terhadap mantan suaminya itu.
"Saya mencintainya. Saya mencintainya dengan sepenuh hati dan saya berusaha yang terbaik untuk membuat hubungan kami yang sangat rusak berhasil. Tapi, saya gagal. Saya sama sekali tidak memiliki perasaan buruk terhadapnya," ungkap Amber Heard.
Sebelumnya, Amber Heard dinyatakan harus bertanggung jawab atas pencemaran nama baik Depp pada 1 Juni lalu di Pengadilan Fairfax, Amerika Serikat. Bintang Aquaman itu pun merasa Depp berhasil mempermalukannya.
"Di melakukannya (mempermalukan). Saya bukan korban yang baik, saya mengerti. Saya bukan korban yang menyenangkan. Saya bukan korban yang sempurna," kata Heard.
ADVERTISEMENT
"Ketika saya bersaksi, saya meminta juri untuk hanya melihat saya sebagai manusia dan mendengar kata-katanya sendiri, yang merupakan janji untuk melakukan ini," sambungnya.
Setelah kalah di persidangan, Heard harus membayar denda USD 15 juta atau setara dengan Rp 216 miliar.
Di sisi lain, Depp juga harus membayar sebesar USD 2 juta atau setara dengan Rp 28 miliar. Sebab, tim pengacaranya menuduh Heard berbohong atas kasus KDRT yang menimpanya.
Kasus ini bermula dari tulisan Amber Heard di Washington Post yang mengatakan bahwa Johnny Depp telah melakukan KDRT. Depp merasa, tulisan Heard mencemarkan nama baik dan merugikannya secara finansial.
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 21:56 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini