Anak Helsi Herlinda Di-bully Teman Karena Ibunya Berperan Antagonis

30 Agustus 2018 17:52 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Helsi Herlinda (Foto: Maria Gabrielle Putrinda/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Helsi Herlinda (Foto: Maria Gabrielle Putrinda/kumparan)
ADVERTISEMENT
Peran antagonis sudah cukup melekat bagi pesinetron Helsi Herlinda. Hampir setiap tawaran akting yang diterima, semua menginginkan dirinya untuk menjadi sosok antagonis.
ADVERTISEMENT
Peran tersebut rupanya membawa banyak dampak ke kehidupan nyata. Banyak sejumlah orang menilai Helsi adalah sosok yang galak dan jahat. Bahkan, anak Helsi juga menjadi korban bully teman-teman sekolah.
"'Mama kenapa sih, kok galak lagi, galak lagi? Kan aku di sekolahan suka dicengin sama teman-teman. 'Ih mama kamu tuh galak', 'Ih mama kamu tuh yang ambil duit', 'Ih mama kamu nakal sama siapa gitu'," ucap Helsi Herlinda menirukan pembicaraannya dengan anaknya, pada Kamis (30/8).
Ketika ditemui di kawasan Kapten Tendean, Mampang, Jakarta Selatan, pesinetron berusia 44 tahun ini pun memutar otak agar anaknya tidak lagi dibully di sekolah.
"Akhirnya aku cari akal, 'Gimana ya, caranya supaya anak-anak aku dalam kehidupan nyata mereka bisa ngejawab? Akhirnya aku bawalah anak-anak untuk latihan akting, lihat aku syuting. Kayak sekarang, aku ngajak anak-anak syuting supaya mereka tahu ya, ini sekadar pura-pura, cuma main-main doang," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya teman-teman anaknya yang takut, ada beberapa tetangga di sekitar rumah pemain sinetron 'Bawang Merah Bawang Putih' ini juga segan ketika bertemu Helsi di jalan.
"Anak-anak agak sungkan, teman-teman sungkan. Kayaknya cowok-cowk juga sungkan sama aku, enggak ada yang berani godain," katanya seraya tertawa.
Helsi Herlinda. (Foto: Maria Gabrielle Putrinda/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Helsi Herlinda. (Foto: Maria Gabrielle Putrinda/kumparan)
Selama kurang lebih 14 tahun terjun di dunia seni peran sebagai tokoh antagonis, tidak membuat orang tuanya merasa risih. Justru kata Helsi, orang tuanya tetap memberikan dukungan.
"Mama aku bilang gini, 'Kalau jadi antagonis enggak apa-apa, tapi jangan jadi orang miskin. Sudah miskin, galak, enggak ada baik-baiknya'. Ya, paling enggak kalau antagonis kaya. Jadi paling enggak ada sisi bagusnya yang dilihat. Daripada sudah miskin, jelek, galak pula, enggak karu-karuaan. Kayaknya enggak ada bagus-bagusnya, gitu," imbuh Helsi Herlinda sembari tertawa.
ADVERTISEMENT