Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Penyanyi Anggun C Sasmi tengah disibukkan menjadi juri ajang pencarian bakat Asia's Got Talent season 3. Acara ini sendiri sudah memasuki babak akhir dan akan menggelar malam final pada 11 April mendatang.
ADVERTISEMENT
Di sela-sela kesibukannya itu, Anggun juga berkesempatan menyambangi kapal Majestic Princess yang tengah berlabuh di Marina Bay Cruise Centre, Singapura, Minggu (7/4).
Kedatangan Anggun bersama salah satu juri lainnya, Jay Park, bertujuan untuk syuting video yang akan diputar di malam puncak Asia's Got Talent.
Di hari yang sama, kumparan juga berkesempatan untuk naik ke kapal pesiar Majestic Princess yang tengah berlabuh di Singapura setelah menyelesaikan perjalanan musim Australia perdana dengan rencana perjalanan selama 12 hari, mulai dari Sydney.
Kapal pesiar Majestic Princess sebenarnya mirip dengan hotel bintang lima yang mengapung dengan berbagai fasilitas kelas dunia.
Kapal yang merupakan armada terbaru Princess Cruises dan diluncurkan tahun 2017 ini pun dapat menampung 3.560 tamu dan memiliki 19 lantai.
Kapal ini juga memiliki 20 restoran dan bar, termasuk 3 atrium utama, 4 restoran khusus, 5 gerai santai dan 2 outlet khusus minuman, dan 6 bar.
ADVERTISEMENT
Saat kumparan diajak berkeliling, kapal ini terlihat memiliki beberapa tempat yang sangat memukau.
Salah satunya, The Seawalk, sebuah lorong yang dirancang dengan kaca tebal dengan tinggi 39 meter di permukaan laut.
Hingga, saat kamu berjalan di atas kaca tersebut, kamu dapat menikmati keindahan pemandangan bawah laut.
Selain itu, kapal ini juga memiliki layar bioskop besar di atas geladak dan penumpang bisa menikmati film di bawah temaram langit malam bertabur bintang. Selain itu, ada ruangan casino, playground untuk anak-anak, dan berbagai macam teater.
Usai berkeliling, kumparan juga diberi waktu untuk ngobrol santai bersama pelantun 'Snow on The Sahara' tersebut.
Berikut wawancara lengkap bersama Anggun , mulai dari kegiatannya sebagai juri bersama David Foster dan Jay Park, hingga cerita Anggun yang musuhan dengan manajernya karena ibu satu anak ini sering menolak iklan.
Sedikit pengalaman menjadi juri season ketiga. Apa yang membedakan?
ADVERTISEMENT
Bedanya hanya talentanya. Mereka yang datang untuk kompetisi ini lebih bervariasi talentanya dari tahun-tahun sebelumnya. Ada magician, lebih oke. Tahun lalu kan Riana. Tahun ini aku suka banget ada magician namanya Eric Chien dan dia bagus banget.
Bedanya sama Riana?
Ya, orang-orang bilang, 'Kan tahun lalu udah magician yang menang'. Tapi kalau Riana kan bukan magician cuma delivery atau kemasannya itu yang beda. Banyak sih tahun ini yang beda dan bagus, buat aku ada juga grup Nama yang dari Malaysia, the hijabers. Buat aku itu mereka menjadi satu statement. Terus ada Power Duo, penari dan akrobat dari Filipina.
Banyak sih yang kita suka cuma yang kita kurang mudah-mudahan di season berikutnya ada pelawak atau komedian. Karena itu kan susah. Untuk membuat orang tertawa itu pekerjaan paling susah di seluruh dunia apalagi ini dr macam-macam negara. Belum tentu yang buat ketawa orang Singapura bisa buat orang Indonesia terbahak-bahak.
ADVERTISEMENT
Berarti kalau ada tawaran lagi sebagai juri next season akan diterima?
Setiap kali ketemu sama David dan Jay kita udah biasa, udah kompak. Kita kumpul ha hi hi, kayak enggak kerja. Padahal jam kerjanya tuh lama ya. Kita mulai syuting kadang dari jam 11 pagi sampai jam 12 malam. Jedanya 3 kali hanya 15 menit setiap kali. Jadi benar-benar pekerjaan, cuma kita lakukan fun.
Sudah ada pembicaraan season 4?
Belum kok belum. Hahaha.
Seperti apa sih pengalaman serunya kerja sama dengan Jay Park selama 2 season ini?
Serunya beda ya. Di tahun ini dia lebih ... Waktu pertama dia lebih malu-malu, kalau sekarang keluar personality-nya. Lebih asyik. Sama David dia juga dikerjain terus disuruh menari dan dia nurut aja. Ya ampun meski orangnya tatoan gitu tapi dia penurut, baik hati.
ADVERTISEMENT
Seru ya kerja bareng sama David dan Jay?
Beda generasi, beda suasana. Kalau David kan semuanya dia udah tahu. Sebenarnya antara kita bertiga udah tahu banyak hal, cuma cara orang-orang menyampaikan sesuatu itu yang beda.
Apa yang paling berkesan dari mereka?
Kita sekarang sudah bisa saling mengerti sih. Apalagi David, ya ampun orangnya kan paling tua sendiri ya dan dia kadang kalau ngomong sama peserta ... Enggak kasar sih cuma aku bilang 'lo jangan fitu dong, tone down dikit'. Orang Asia kan gampang sensitif. Tingkat sensitifnya beda dengan orang Amerika. Dan dia 'Oh gitu ya?'.
Tanggapan Anggun soal salah satu finalis Indonesia, Siti Saniyah?
Suaranya bulat dan bagus. Buat aku penting banget penyanyi ... Apalagi David kan pas judges audition dia tidak terlalu suka Siti. Dan aku sama Jay ngotot harus ada.
ADVERTISEMENT
David bilang waktu itu suara Siti belum konsisten. Bagusnya Siti, dia langsung ambil komentar ini sebagai cambuk. Jadi, dia tuh kerja keras dan masuk semifinal hasilnya bagus. Dan kemarin pas grand final, bagus banget.
Sosok Siti Saniyah?
Siti orangnya memang sangat pemalu. Mungkin salah satu kendala dari kesuksesan Asia's Got Talent, yang bisa aku bilang, banyaknya orang Asia mungkin yang introvert, enggak terlalu percaya diri punya talenta. Padahal harusnya punya keberanian dan ini kebanyakan belum ada di mentalitas kita.
Jadi, Siti bisa jadi salah satu contoh yang pemalu tapi ... Dia kan dibilangin 'Kalau kamu mau sesuatu, ya harus benar-benar kerja keras supaya menjelma'. Dan kemarin itu mulai kelihatan rasa percaya dirinya. Mulai dari judges audition, semifinal, dan grand final kelihatan bedanya. Wow, dia bukan penyanyi yang sama.
ADVERTISEMENT
Optimistis dia bakal jadi bintang setelah Asia's Got Talent?
Ya mudah-mudahan. Soalnya kadang, apalagi di acara pencarian bakat ini, kadang kita sebagai juri dipertanggungjawabkan, suka ditanya 'kok mba penyanyinya enggak diurusin'. Loh, bukan kita yang urus karena di sini tugas kami hanya mencari dan menaruh mereka ke jalurnya. Sesudah itu tergantung dari mereka sendiri. Karena ada orang yang ambisinya hanya untuk masuk dan dapat tanggapan atau ambisinya masuk final saja alhamdulillah. Dan itu semua masih jadi mentalitas orang-orang kita.
Mungkin mereka enggak liat ada goal yang lebih besar. Itu yang bikin aku geregetan. Karena semua enggak harus tergantung dr acara ini, tapi ini bisa jadi batu loncatan. Berapa banyak pemenang dari acara kompetisi yang justru enggak sukses? Tapi justru mereka yang hanya jadi finalis, yang ambisinya luar biasa yang lebih terkenal.
ADVERTISEMENT
Jadi sebenarnya enggak ada urusan sama juri karena kita kan hanya mencari. Cuma kadang acara seperti ini kan ada vote, lewat sms lah, facebook. Jadi yang menang itu, juri juga enggak tau kenapa bisa menang. Beneran kita enggak tau motivasi yang memilih. Apalagi ini AGT, dari banyak negara. mudah-mudahan yang support Siti banyak.
ADVERTISEMENT
Ada advice buat Siti soal penampilannya?
Aku sudah kasih advice buat dia dari pertama dia perform. Karena dia orangnya cantik, matanya bagus banget. Jay aja enggak ingat orangnya, tapi ingat matanya. Hahaha. Suaranya bagus. Makanya buat aku dia punya 'senjata'. Senjata dia banyak dan harus digunakan untuk membangun rasa kepercayaan diri dia. Tapi semua memang terserah dia. Mungkin kita bisa mendorong dan memberikan banyak masukan, tapi kalau enggak diambil percuma.
ADVERTISEMENT
Jadi, mudah-mudahan setiap dari kita kasih masukan akan diambil, diserap dan akan jadi semacam motivasi maupun dorongan untuk Siti.
Selama jadi juri, apakah sering deg-degan kalau ada finalis dari Indonesia?
Yang pasti bangga dan ya deg-degan. Apalagi kalau David udah komentar. David kadang apalagi kalau sama penyanyi, enggak jahat sih cuma emang strict banget. Ya, dia emang produserin Whitney Houston, Celine Dion. Jadi kalau penyanyi biasa aja, buat dia tuh ya enggak bakal dilirik.
Gimana waktu David Foster enggak suka sama Siti?
Dia bilang Siti ada sesuatunya. Mungkin perlu dipanasin dulu, dikeselin dulu. Siapa tahu memang Siti tipe orang yang begitu katanya. Dan akhirnya benar juga pas semifinal dan grand final malah justru lebih bagus.
ADVERTISEMENT
Misi/bakat yang dicari di Asia's Got Talent 3? Beda dari season sebelumnya?
Pokoknya buat aku itu bakat yang benar-benar seperti merepresentasi negara. Tahun lalu pas Riana aku dibilangin, 'Emang Riana representasi apaan?' Eh jangan salah. Orang Indonesia suka yang mistis-mistis. Film-film seperti 'Sundel Bolong' dan semacamnya, kita kan juara banget, lebih dari yang lain. Jadi buat aku, (Riana) itu pas.
Yang gilanya dengan Riana ini yang aku suka dari Got Talent, yang tadi awalnya dia cuma sebatas Indonesia, terus Asia, sekarang global, lho. Jadi, impact-nya show seperti Got Talent besar sekali. Dia sampai ke America's Got Talent kan.
Jadi buat aku, yang aku cari itu yang fenomena yang seperti itu. Yang buat orang seperti, 'Apa ini?' Pokoknya ada sesuatu yang jadi ciri khas masing-masing negara yang membuat kita tuh, 'Oh, orang Jepang tuh begini, Filipina begini.'
ADVERTISEMENT
Makanya aku pengin dengan adanya Siti, pengen 'Oh Indonesia ternyata juga banyak.' Enggak cuma mistisnya.
Kalau harus memilih, Siti Saniyah atau Maniac Family?
Aduh jangan gitu dong. Siti, tapi diiringi dengan Maniac Family. Susah gitu. Ya Siti lah. Tapi jangan bilang-bilang ya. haha. Ya, pengin banget sih Siti dapat (juara)
Kenapa sih suka banget sama Maniac Family?
Pas season pertama, aku pilih Algama Panumbra. Dia tuh yang shadow act. Mereka jadi pemenang. Di season ke-2, aku pilih orang Jepang yang dia tuh sulap slash comedic. Jadi dia tuh agak-agak pelawak, tapi ternyata dia biasa-biasa aja.
Trus season ini, kita sebenarnya enggak punya target. Kalau setiap audisi, kita selalu cari satu orang atau grup yang buat kita tuh 'Oh, kita percaya sama mereka.' Dan yang aku suka (dari Maniac Family), mereka itu menari modern tapi dibawa juga unsur-unsur kulturalnya.
ADVERTISEMENT
Mereka kan dari Taiwan, jadi tiap melihat mereka menari, bahkan dari gaya mereka menari ada unsur tradisionalnya. Tapi semua itu enggak cuma asal tempel, jadi kesannya tuh benar-benar dipikirkan, dibawakan secara matang. Sukanya di situ.
Apakah ada pressure saat ada kontestan Indonesia dan harus memberikah komentar jahat?
Tergantung penampilan mereka. Tapi rata-rata bagus-bagus semua mereka. Aku kan termasuk juri baik hati. Kita masing-masing punya title sendiri. David si heartless, Jay heartthrob, kalau aku heartfelt. Jadi walaupun kita enggak suka, kita mencoba sehalus mungkin. Itu buat aku ya.
Ada finalis yang sampai sakit hati?
Enggak sih. Mungkin pernah ada satu season, tapi dia enggak ditayangkan, dia marah-marah.
Apakah ada kontestan yang tak masuk grand final dan Anggun menyayangkan hal tersebut?
ADVERTISEMENT
Banyak banget sebenarnya. Ada magician juga, Eric Chien, golden buzzer-nya Jay. Dia magician, tapi pakai digital. Jadi mainnya pakai handphone, ipad, dan itu kan butuh sinkronisasi ya. Kita kan di era digital. Jadi kalau ada magician yang bisa melambangkan era sekarang, itu lebih seru sih.
Apakah keikutsertaan Indonesia dari tiap season, terus meningkat? Karena kan yang sering masuk final orang Filipina.
Iya, karena orang Filipina tuh setia banget. Mereka suka banget dan bangga sama perwakilannya. Kalau orang kita kan agak-agak masa bodoh gitu. Kadang ya, aku ingat, dulu ada penyanyi namanya Billy Crawford, dia itu separuh Filipina, separuh Amerika apa gimana. Orang Filipina langsung, 'Orang Filipina itu!' Nicole Scherzinger kan ada seperempat darah Filipina, diakuin juga, 'Orang Filipina, orang Filipina!'
ADVERTISEMENT
Coba gue (orang Indonesia)? Enggak. Bayangin. 'Enggak, dia orang Perancis.' Mau gimana lagi. Orang-orang kita tuh agak aneh soal persepsi mereka dalam sesuatu yang harus dibanggakan atau tidak. Beda banget sama negara-negara lain.
Itukah penyebab kontestan asal Indonesia tidak berkibar setelah ikut acara?
Oh ya? Masa Riana enggak? Yang aku ikutin cuma Riana aja sih. Soalnya kan kemarin ada filmnya ya. Dia tuh di backstage aja enggak ngomong sama siapa-siapa, lho. Dia tetap di imagenya dia.
Kontestan paling diingat, selain Riana?
Dari tahun ini ada Frans Sisir. Main instrumen pakai sisir. Waktu itu David bilang, 'Halah semua orang bisa.' Langsung dong, kita tantang waktu di dressing room. Kalau Frans kan sisir dibungkus plastik, terus ditiup jadi alat musik. David ambil sisir, coba gitu, enggak bisa dong. Malu sendiri kan.
Bagaimana Anggun membagi waktu antara kesibukan AGT, The Voice dan keluarga?
ADVERTISEMENT
The Voice udah selesai. Jadi, kali ini perjalanan selama enam minggu, udah kayak di kapal pesiar. Enam minggu (pergi) dan anakku sudah tahu. Kayak gini sebenarnya susahnya di aku, dia kan sekolah enggak mungkin dia bolos. Setiap malam, pas dia pulang sekolah jam setengah enam, sudah waktunya aku bobo.
Bagi waktunya ya itu, segala sesuatunya untungnya jadwalnya agak dekat-dekat. Sekarang karena anakku sudah gede sudah 11 tahun jadi sudah lebih oke. Dulu enggak bisa pergi lama lebih dari dua mingguan, sekarang ya paling dia minta oleh-oleh.
Ada perbedaan ketika menjuri di AGT dan The Voice?
Perbedaannya mungkin dari sisi produksinya. Di sini (AGT) mereka sangat menghargai waktu, misalnya di sini kita dijadwal hanya sampai jam 1, jam 1 sudah pasti pulang. Enggak mungkin molor. Dan kalau misalnya syuting ada break pada masa tertentu, kayak tadi break cuma tiga kali, masing-masing 15 menit. Tapi kalau masih ada set yang lama mereka kasih tahu ke kita ini ada set yang lama, mereka kasih tahu ke kita jadi silakan istirahat dulu. Di Indonesia enggak ada kayak gitu.
ADVERTISEMENT
Kalau soal cara penjurian?
Ada. Di AGT dibuat harus komentarnya sesingkat dan sepadat mungkin. kalau di Indonesia selama mungkin, kayak acara-acara dangdut, bisa dari jam 7 malam sampai 12 malam, masih 5 kontestan lagi. Itu yang buat kadang nyanyinya cuma 3 menit komentarnya setengah jam. Kebanyakan gimmick-nya nyasar kemana-mana. Beda market, orang-orang kita nonton tv banget, jadi mungkin ini salah satunya.
Anggun masih merasa perlu membangun image enggak?
Enggak, dari dulu aku sama aja. Aku yang jelas apa pun yang aku pilih dalam pekerjaan entah itu jadi juri atau brand ambassador suatu produk, aku enggak mau membohongi orang dan harus selalu jujur. Aku selalu menjunjung tinggi kejujuran. Enggak mungkin kan tiba-tiba jadi produk manajer helm atau AC. Jadi harus masuk akal, kalau enggak masa orang dibohongin terus.
ADVERTISEMENT
Pernah ada pengalaman dibatasi atau menolak produk karena harus 'jadi' orang lain?
Aku banyak dapat tawaran jadi brand ambassador tapi kadang yang enggak (nyambung) banget. Misalnya, brad ambassador untuk produk kopi, aku minumnya teh. Dibilangin 'yang lain kan enggak tahu', ya tapi kan aku tahu.
Jadi, misalnya aku ambil suatu produk ya karena pertama memang karena aku pakai atau ada sesuatu di balik produk itu. Jadi ada misinya, bukan semata untuk uang.
Berarti sering menolak tawaran yang datang?
Ya, aku selalu nolak. Makanya manajerku suka marah, kita musuhan gitu. Ya, seperti yang aku bilang tadi. Pokoknya aku enggak mau ikut berandil dalam kebohongan massal.
Kalau utuk tawaran menjadi juri kan juga pasti banyak, pertimbangannya apa?
ADVERTISEMENT
Pertimbangannya, kalau The Voice sama AGT mudah sekali, aku nonton 2 acara itu. Dan X-Factor juga termasuk krn aku mulai dari situ. Aku tuh suka kalau jadi mentor. Jadi kayak X-Factor dan The Voice aku kan nge-coach. Jadi benar-benar punya andil langsung dengan anak-anaknya.
Kalau Got Talent, aku suka karena dari sisi variety-nya dan ini tuh aduh family show banget. Acaranya tuh padat dengan banyak emosi.
Buat aku salah satu pertimbangan yang itu tadi lah, kalau aku nonton, kalau aku memakai produk atau kalau aku tuh percaya pada sesuatu. Jadi aku mau diasosiasikan dengan satu hal.
Ada proyek selanjutnya?
Ya, kamis (malam final) aku perform. Aku bikin satu proyek dengan virtual Luciano Pavarotti. Pavarotti kan sudah meninggal dan enggak banyak dikenal, jadi aku bikin satu performance dengan dia, lagu-lagu klasik.
ADVERTISEMENT
Kalau album?
Anggun bentar lagi konser di Indonesia. Nanti juli juga ada beberapa proyek yang enggak bisa aku omongin. Nanti saja kalau sudah jadi. Lebih bagus gitu.
Mimpi Anggun yang belum terwujud?
Ya sebenernya, jadi setiap kali aku tahu banget kalau aku beruntung. Tapi aku tahu juga kerja keraslah yang membawa keberuntungan ini. Sebenarnya mimpi sudah banyak yang terlaksana. Jadi kesannya aku tuh enggak mau durhaka banget, mau lagi, mau lagi. Padahal udah dikasih banyak. Jadi buat aku yang penting untuk bisa tetep eksis aja susah loh sebenarnya.
Untuk tetep relevan yah, karena aku datang di zaman belum ada internet, yang enggak banyak penyanyi yang keluarin banyak album fisik. Sekarang kan udah enggak gitu lagi. Sekaarang kan segala sesuatunya streaming dan berapa viewers-nya.
ADVERTISEMENT
Tingkat kesuksesan orang kan beda-beda. Buat banyak penyanyi mungkin jumlah followers, jumlah view di YouTube. Buat aku bukan itu, karena itu bisa dicurangin. Tapi yang jelas apakah yang kamu perbuat bisa menginspirasi orang lain.
Harapan Anggun untuk para kontestan jelang malam final Asia's Got Talent?
Buat aku harapannya simpel sih. Mereka enggak terkenal di daerahnya saja, tapi global. Karena sekarang dunia makin kecil. Apa-apa bisa viral. Nah, kalo pemenang AGT, aku percaya mereka punya sesuatu yang spesial. Jadi semoga disukai dan di luar kita bisa, 'ini loh Asia tuh kayak gini'. Udah saatnya kan? Hollywood aja udah melirik kan karena film 'Crazy Rich Asian'. Jadi benar enggak orang hitam aja, Asia juga harus dipertimbangkan.
ADVERTISEMENT