Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Antologi Puisi 'Hujan Bulan Juni' Diterjemahkan ke Bahasa Mandarin
1 November 2017 20:27 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
ADVERTISEMENT
Antologi puisi 'Hujan Bulan Juni' karya sastrawan Sapardi Djoko Damono kali ini diterjemahkan ke dalam bahasa Mandarin. Buku 'Hujan Bulan Juni Bilingual Indonesia Tionghoa' ini diterjemahkan oleh seorang diaspora asal Indonesia yang saat ini menetap di Hong Kong, bernama T. F. Chan.
ADVERTISEMENT
Chan sudah menerjemahkan sebanyak lebih dari 70 puisi dari Sapardi ke dalam bahasa Mandarin. Ternyata menerjemahkan sajak ke dalam bahasa lain, Chan menemukan kesulitan. Apalagi, kata Chan, struktur bahasa Mandarin dengan Indonesia itu sangat berbeda. Dengan demikian, Chan terlebih dahulu harus menenggelamkan diri ke dalam puisi-puisi Sapardi yang akan diterjemahkan.
"Cara saya sebelum menerjemahkan, sajak itu harus saya baca berulang kali bahkan berpuluh kali sampai sajak itu rasanya saya yang buat. Baru saya pikir kalau mau mengutarakan sajak ini dengan bahasa Cina baru saya terjemahkan," kata Chan saat jumpa pers di Gramedia Central Park, Jakarta Barat, Selasa (1/11).
Sapardi yang saat itu duduk berdampingan dengan Chan pun menyetujui hal tersebut. Menurut penuturannya, seorang penerjemah puisi harus menghayati karya yang akan dia ubah bahasanya.
ADVERTISEMENT
"Kalau sudah diterjemah, terjemahan itu jadi milik penerjemah, bukan milik saya lagi. Kalau menerjemahkan ini, buku ini jadi milik beliau. Yang Indonesia punya saya, yang Cina punya Chan," timpal sastrawan berusia 77 tahun tersebut.
Chan pun bercerita bagaimana dia akhirnya bisa menerjemahkan antologi puisi 'Hujan Bulan Juni'. Dia mengaku tidak mengenal siapa itu Sapardi Djoko Damono karena dia sudah lama menetap di Hong Kong.
Chan meminta keluarganya untuk mengirimkan buku kumpulan cerita pendek dari Indonesia ke Hong Kong agar dia bisa mempelajari kembali bahasa Indonesia, Akhirnya dia mengenal sosok Sapardi berkat cerita pendek milik Joko Pinurbo yang berjudul 'Laki-laki Tanpa Celana'.
"Dalam cerpen itu disebut berulang kali satu nama, Sapardi Djoko Damono. Juga dikutip bait dari sajak Sapardi. Saya baru tahu Sapardi itu di situ, Sapardi itu pasti hebat, lihai," ujar Chan.
Dari situlah akhirnya Chan mencari lebih lanjut mengenai sosok pujangga asal Surakarta, Jawa Tengah itu. Menurutnya, puisi-puisi milik Sapardi itu sangat menarik hingga bisa membuat hatinya terpikat.
ADVERTISEMENT
"Sehingga saya merasa timbul resonansi pada diriku yang mendorong untuk menerjemahkan dalam bahasa Cina. Segalanya terjadi secara kebetulan, tidak ada rencana," lanjutnya.
Sapardi sudah tidak kaget lagi jika antologi puisinya diubah ke medium lain karena karyanya itu sudah pernah diterjemahkan ke dalam bentuk musikalisasi puisi, komik, buku mewarnai, hingga yang terakhir adalah film.
"Berarti banyak orang yang berminat pada puisi saya," tutur Sapardi. "Dan sekarang dijual dalam bahasa Mandarin."