Apa Kabar, Nadia Vega?

10 November 2017 17:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nadia Vega (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Nadia Vega (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ingat 'Inikah Rasanya?' Sinetron yang tayang di salah satu stasiun swasta di tahun 2000-an? Ya, 'Inikah Rasanya?' adalah salah satu tayangan favorit anak-anak era 90-an.
ADVERTISEMENT
Nah, apakah kamu ingat salah satu pemainnya, Nadia Vega yang berperan sebagai Mini? Namanya seakan tenggelam dengan banyaknya artis-artis pendatang baru di Tanah Air. Lalu, apa kabar ya, Nadia Vega?
Beberapa waktu lalu, Nadia menjawab pertanyaan tersebut dengan menyambangi kantor kumparan (kumparan.com). Perempuan berambut panjang ini pun bercerita soal kehidupannya setelah lama tak terlihat di layar televisi.
Alih-alih main sinetron atau film, saat ini Nadia sedang sibuk mempromosikan Exetended Play-nya (EP) yang berjudul 'Ethereal'. EP tersebut berisi 5 lagu, yakni 'Ethereal', 'Mentari (akustik feat. Akbar Nata)', 'Mentari (Owsey Remix)', 'Running', dan 'Running (Dmust Remix)'.
"Pas pembuatan 'Ethereal' itu, aku lagi galau. Jadi, persisihan masa remaja ke masa dewasa ini dibuat pas aku masih tinggal di Melbourne. Jadi, benar-benar penyisihan banget. Album ini penginnya nenagin aku, mood-nya kayak pengin tenang," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Nadia melanjutkan, proses pembuatan untuk EP-nya itu membutuhkan waktu lama, yakni sekitar 3 tahun. Untuk proses mastering-nya, ia menghabiskan waktu sampai 6 bulan.
"Sempat pindah label juga. Lalu, 'Mentari' itu dari label GP records. EP-nya independent. Kepikiran awalnya, lagunya akustik dulu. Biasanya pengalaman dari apa yang aku pikirin karena aku enggak bisa jujur-jujur banget dan jadinya cuma kiasan. Nah, ceritanya diperhalus di bagian lirik. Tadinya aku nulis poetry, dibantu adik aku atau temen aku jadi lagu. Prosesnya organik, jadi lebih lama," ungkapnya.
Kamu mungkin terkejut mendengar lagu yang lahir dari proses kreatif yang dialami Nadia Vega. Lagu-lagunya ini mengusung nuansa electrop pop dan terdengar dreamy, dua genre yang tidak biasa didengar oleh telinga masyarakat Indonesia pada umumnya.
ADVERTISEMENT
"Awalnya akustik. Kenapa jadi electro pop? Karena selama 2 tahun ini, aku enggak berhenti tur sebagai DJ. Tapi, hati aku enggak sekencang itu, lebih ke mellow dan dreamy. Jadi, diambil tengah-tengahnya. Enggak terlalu akustik dan upbeat, sesuai dengan pribadinya aku waktu itu," terang perempuan berusia 29 tahun itu.
Lalu, apa alasan Nadia Vega memilih untuk meluncurkan EP, bukan album penuh?
"Karena untuk sekarang, aku penginnya sedikit dulu. Kalau album, prosesnya lebih panjang dan lama. Buat aku, EP ini sudah terlalu lama prosesnya. Akhirnya, EP dulu," tuturnya.
Saat diminta untuk memilih antara akting dan menyanyi, Nadia menjawab bahwa ia lebih memilih untuk memamerkan suara merdunya.
"Sinetron sih, enggak. Film boleh, deh. Kalau nyanyi enggak akan dilepas," jawabnya. "Buat aku, musik itu bisa mengekspresikan perasaan karena aku pada dasarnya enggak bisa ngomong banyak. Makanya aku juga suka animasi karena aku bisa ekspresiin apa yang ada di kepala atau hati aku dengan gambar. Kalau musik, aku enggak musti ngomong, malah aku ngobrol sama lirik."
ADVERTISEMENT
Lalu, akan ada kejutan apalagi dari Nadia Vega dalam waktu dekat?
"Ada satu proyek lagu, tahun depan keluarnya. Tapi, produksinya sudah mulai dari sekarang. Untuk soundtrack film, dan ada guest appearance sedikit. Filmnya berjudul 'Riding the Movie', sutradaranya Derby Romero. Dia jadi pemain juga," pungkasnya.