Ardhito Pramono soal Wijayakusuma: Pengalaman Pribadi hingga Eksistensi Diri

8 Juli 2022 17:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ardhito Pramono rilis single Wijayakusuma. Foto: Dok. Ardhito Pramono
zoom-in-whitePerbesar
Ardhito Pramono rilis single Wijayakusuma. Foto: Dok. Ardhito Pramono
ADVERTISEMENT
Ardhito Pramono baru saja merilis single terbarunya berjudul Wijayakusuma, Kamis (7/7) kemarin. Lagu ini merupakan bentuk comeback Ardhito setelah bebas dari kasus narkoba.
ADVERTISEMENT
Lewat salah satu unggahannya di Instagram, Ardhito Pramono mengungkap makna di balik lagu Wijayakusuma. Ia juga menyebutkan bahwa penulisan lagu Wijayakusuma terinspirasi dari sebuah kejadian nyata yang menjadi pengalaman memorial bagi Ardhito.
“WIJAYAKUSUMA. Lagu yang ditulis terinspirasi dari kejadian saat saya menyaksikan sebuah kegiatan transaksional antara orang asing yang ingin menguasai sebuah lahan dengan cara membeli presentasi lahan itu 99% dan disisakan 1% untuk adat di salah satu pulau eksotis di Indonesia,” tulis pelantun lagu Bitterlove itu di kolom keterangan unggahannya.
Ardhito Pramono rilis single Wijayakusuma. Foto: Dok. Ardhito Pramono
Pengalaman itu membuat Ardhito merenungkan soal nasib kesenian dan kebudayaan Indonesia yang tampaknya mulai pudar. Ia menilai, kebanyakan masyarakat Indonesia kini justru lebih condong mengagumi kebudayaan asing daripada melestarikan kebudayaan asli Tanah Air.
ADVERTISEMENT
“Bukannya bangga, saya malah merenung melihat begitu banyaknya seni dan kekayaan budaya asli Indonesia mulai pudar. Bahkan dalam pola pengkaryaan, sering kali kita malah condong melihat ke kesenian luar,” ungkapnya.
“Melupakan aksara dan tergoda oleh gita dan irama. Semua jadi terdengar sama,” sambung Ardhito.
Pria 27 tahun itu melanjutkan, lewat karya lagu Wijayakusuma, ia berharap dapat menceritakan keresahan dan harapan untuk bisa menyatukan serta membangkitkan kembali sisi kebudayaan Indonesia.
“Lewat karya ini, izinkan kami menceritakan keresahan, menuturkan harapan, menyatukan kembali energi yang perlahan pudar karena ‘this and that,’” pungkasnya.

Lagu Wijayakusuma Sempat Ditujukan untuk Kritik Aksi Penggusuran di Bali hingga Tentang Eksistensi Diri

Awalnya, lagu Wijayakusuma diciptakan untuk mengkritik aksi penggusuran yang terjadi di kawasan asri di Canggu, Bali. Penggusuran itu dilakukan demi pembangunan vila yang dimiliki oleh warga negara asing. Saat itu, suami dari Jeanneta Sanfadelia tersebut menjadi saksi dalam kasus tersebut.
ADVERTISEMENT
Namun, dalam proses pembuatannya, lagu tersebut dikritik Oomleo lantaran minim sentuhan Indonesia. Ardhito pun akhirnya menggeser perspektif idenya hingga akhirnya melahirkan Wijayakusuma sebagai tembang pop Indonesia dua babak yang bercerita seputar eksistensial diri.
Laporan: Arnelia Anindya