Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Salah satu personel Barasuara, Asteriska atau yang kerap disapa Icil, menyuarakan mengenai alam lewat musik. Icil melakukannya lewat album yang akan dirilis Music Declares Emergency Indonesia. Selain itu, ia pernah merilis album mini atau EP berjudul Rumah Kita pada 2021 yang membicarakan mengenai alam.
ADVERTISEMENT
Music Declares Emergency Indonesia terbentuk pada 22 April 2023 dan menjadi wadah bagi para musisi, seniman, dan organisasi yang berkomitmen melindungi kehidupan di bumi. Asteriska sudah tertarik untuk bergabung ke Music Declares Emergency Indonesia pada tahun lalu, namun ia baru bisa berpartisipasi tahun ini.
Icil telat mendaftar untuk bergabung dengan Music Declares Emergency Indonesia tahun lalu. Saat Icil mengetahui mengenai Music Declares Emergency Indonesia ternyata mereka sudah mulai workshop dan membuat lagu.
Tahun lalu, Music Declares Emergency Indonesia merilis album Sonic/Panic bertepatan dengan penyelenggaraan IKLIM Fest di Bali. Icil merasa sedih karena tidak bisa bergabung dengan Music Declares Emergency Indonesia pada 2023.
"Aku agak sedih karena aku sebenarnya dari dulu aware soal alam. Makanya aku ngeluarin mini album atau EP Rumah Kita pada 2021. EP yang aku dedikasikan untuk berbicara tentang alam. Concern-ku tentang alam," kata Icil saat dihubungi kumparan, belum lama ini.
Cerita Asteriska Bikin EP Rumah Kita
Icil membuat EP Rumah Kita setelah diajak oleh Greenpeace ke Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada 2020. Ia datang ke sana bersama Greenpeace dan Watchdoc untuk proyek video Tenggelam Dalam Diam yang mendokumentasikan dampak abrasi terhadap wilayah di pesisir pantai Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Di Muara Gembong, Icil merasa sedih melihat para warga 'berkawan' dengan air yang merendam tempat tinggal mereka. Icil menginap satu malam di Muara Gembong. Pagi harinya, timbul keinginan darinya untuk membuat lagu ketika melihat kondisi di sana.
"Aku merasa sebagai musisi aku bisa apa ya? Kayak pengin nangis, pengin teriak, aku merintih banget ngelihat keadaan di depanku. Aku tiba-tiba bikin lagu," tutur Icil.
Adapun lagu yang Icil ciptakan berjudul Ibu Pertiwi, yang menceritakan tentang daratan yang tenggelam. Kisah ini sesuai yang Icil rasakan ketika ada di Muara Gembong.
Setelah itu, Icil sempat diajak untuk terlibat dalam proyek Greenpeace lainnya. Saat itu ia sudah membuat lagu tentang laut. "Tapi ternyata proyek Greenpeace ini enggak jadi," ucapnya.
Empat Lagu tentang Alam
Lantaran sudah memiliki dua lagu, Icil berbincang dengan rekannya terkait keinginannya untuk membuat mini album atau EP. Untuk mewujudkannya, Icil kemudian membuat dua lagu lagi yang berhubungan dengan alam. Hingga terciptalah EP Rumah Kita yang berisi empat lagu.
ADVERTISEMENT
Selain Ibu Pertiwi, tiga lagu lainnya di EP Rumah Kita adalah The Waves and the Grey, Cerita Laut, dan When Earth Speaks. Icil mengatakan Cerita Laut dan The Waves and the Grey menceritakan tentang kehidupan laut.
Sementara itu, When Earth Speaks dibuat tanpa lirik. Lewat lagu itu, Icil membayangkan apa yang orang rasakan saat berkoneksi dengan alam. Menurut Icil, alam sebenarnya berbicara tapi dengan bahasa yang berbeda.
"Jadi, When Earth Speaks itu adalah ketika bumi berbicara dan kita mendengarkan," ujar Icil.
Galang Dana Terkait Lingkungan
Setelah merilis EP, Icil menggalang dana melalui kampanye "Lindungi Bumi, Rumah Kita" di situs penggalangan dana kitabisa.com. Dana yang terkumpul ia sumbangkan ke dua organisasi non profit, yakni North Bali Reef Conservation dan Lindungi Hutan.
ADVERTISEMENT
Icil memutuskan memberikan dana ke North Bali Reef Conservation dan Lindungi Hutan karena dua organisasi itu yang ia ketahui. "Full semua profit bagi dua ke situ," kata Icil.
Setelah itu, Icil tidak memiliki pergerakan lainnya. Menurut Icil, ia tidak mungkin bergerak sendirian untuk menyuarakan tentang alam. Hingga akhirnya, ia menemukan Music Declares Emergency Indonesia.
Alasan Asteriska Gabung ke Music Declares Emergency Indonesia
Icil memutuskan untuk bergabung ketika Music Declares Emergency Indonesia membuka pendaftaran bagi musisi yang ingin bersuara tentang alam. "Aku enggak pikir lama, hari itu juga langsung submit," tuturnya.
Bergabung dengan Music Declares Emergency Indonesia membuat Icil merasa tidak sendirian ketika menyuarakan mengenai kondisi alam.
"Karena jaga bumi, kita enggak mungkin sendirian, harus sama-sama. Awareness harus disuarakan terus. Fungsi komunitas jadi pecutan buat aku untuk, 'Jangan bosan Cil, jangan capek untuk bersuara', " ucap Icil.
ADVERTISEMENT
Rilis Lagu Bersama Music Declares Emergency Indonesia
Icil mengatakan Music Declares Emergency Indonesia mempunyai kampanye No Music on a Dead Planet. Mereka akan merilis album kompilasi yang berisi lagu-lagu dari 15 musisi saat acara IKLIM Fest pada 9 November 2024. "Masing-masing musisi bawa satu lagu di album ini," ujarnya.
Tujuan Music Declares Emergency Indonesia merilis album, kata Icil, karena mereka ingin mengajak masyarakat untuk peduli dengan alam lewat musik. "Orang yang belum aware tentang alam jadi ngeh karena mereka awalnya mau dengerin musiknya dulu," tuturnya.
Icil belum mengungkapkan judul lagu ciptaannya yang akan ada di album kompilasi. Namun Icil sempat menceritakan mengenai lagu ciptaannya.
Icil mengatakan lagunya bercerita tentang seseorang yang bisa melihat kondisi bumi saat jiwanya melayang jauh meninggalkan raganya. Hal itu tidak mungkin bisa dilakukan jika jiwanya masih ada di raganya.
ADVERTISEMENT
Setelah melihat kondisi bumi, orang tersebut dihadapkan pada sebuah pertanyaan. "Dia dihadapkan pada keputusan mau jaga kelestarian bumi atau tutup mata terhadap kenyataan?" ucap Icil.
Menurut Icil, hal itu yang ingin ia sampaikan kepada orang-orang lewat lagu ciptaannya. "Itu pertanyaan yang mau aku sampaikan ke semua orang," ungkapnya.