Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Malam kian larut, tapi antusiasme sebagian besar para pengunjung Synchronize Fest 2019 hari pertama, Jumat (4/10), tak lantas surut. Area depan Dynamic Stage penuh sesak oleh mereka yang menanti aksi panggung Didi Kempot.
ADVERTISEMENT
Para Sobat Ambyar—sebutan untuk penggemar Didi Kempot—sontak meriuh kala musik terdengar meski panggung belum juga menyala. Gegap gempita begitu nyata ketika The Godfather of Broken Heart muncul dengan wajah semringah.
“Belum ngantuk? Kita mulai dengan lagu lama saya dulu. Mohon maaf kalau enggak tahu liriknya. Yang tahu boleh ikut nyanyi,” ucap Didi Kempot—yang tampil dengan kemeja lengan panjang hitam—sebelum mulai melantunkan ‘Stasiun Balapan’.
Aksi panggung Didi Kempot menjadi penutup hari pertama gelaran tahunan yang dilangsungkan di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, tersebut. Meski barangkali telah letih usai ikut bernyanyi sembari bergoyang ketika menyaksikan para penampil sebelumnya, penonton seolah mendapat energi baru untuk berpesta, merayakan patah hati bersama sang idola.
ADVERTISEMENT
Buktinya, para Sadbois dan Sadgirls kompak menyanyi keras-keras sejak kata pertama dari lirik ‘Stasiun Balapan’ dilantunkan Didi Kempot. Mereka tampak asyik menikmati nuansa patah hati, yang umumnya justru kerap kali dihindari.
Tak menyangka antusiasme penonton akan sedemikian besar, Didi Kempot beberapa kali melontarkan kekaguman. Jelas, setelahnya, para Sobat Ambyar kian bersemangat untuk turut bernyanyi sembari berjoget.
“Ternyata ke luar di atas jam setengah 12 malam enak juga, ya, semakin akrab. Terima kasih, Sobat Ambyar, yang nyanyi hatinya,” ujar Didi Kempot usai merampungkan lagu pertama.
Penampilan perdana Didi Kempot di panggung Synchronize Fest 2019 berlanjut dengan dibawakannya lagu ‘Kalung Emas’, ‘Layang Kangen’, dan ‘Banyu Langit’. Penonton, tentunya, tak henti berjoget atau setidaknya menggoyangkan tubuh perlahan, asyik meresapi perayaan patah hati yang jauh dari kata menyedihkan.
ADVERTISEMENT
“Wah, masih lama ini. Sampai jam berapa? Sebentar, sebentar, saya minum dulu. Biar dinyanyikan ‘Bojo Galak’ sama cewek-cewek,” kata Didi Kempot—dalam bahasa Jawa—yang kemudian meninggalkan panggung.
Selama pelantun lagu-lagu campursari itu beristirahat, dua perempuan penyanyi mengambil alih panggung. Mereka melantunkan ‘Bojo Galak’ dan ‘Kartonyono Medot Janji’.
Sesudahnya, Didi Kempot kembali naik ke panggung disambut sorak sorai penonton. Ia lalu menampilkan lagu ‘Cidro’.
“Luar biasa semangatnya. Saya enggak nyangka Jakarta masih bisa terima tradisional. Ini apresiasi yang luar biasa. Terima kasih semangatnya. Matur sembah nuwun,” tuturnya.
Salah satu lagu yang ditunggu-tunggu akhirnya dilantunkan Didi Kempot setelahnya. ‘Pamer Bojo’ ikut didendangkan para Sobat Ambyar, lengkap dengan sahutan ‘Cendol Dawet’.
ADVERTISEMENT
‘Pantai Klayar’ dan ‘Kangen Neng Nickerie’ menjadi sajian selanjutnya. Didi Kempot berduet dengan penabuh gendangnya, Dory, ketika membawakan ‘Kangen Neng Nickerie’.
Tanpa terasa, satu jam telah berlalu. Tiba saatnya Didi Kempot mengakhiri aksi panggung. Sebagai persembahan penutup, ia melantunkan ‘Tanjung Mas Ninggal Janji’.
“Terima kasih! Sampai ketemu tahun depan! Matur nuwun!” seru Didi Kempot sebelum meninggalkan panggung utama Synchronize Fest 2019.