Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Baim Mulai Eksplorasi Fashion Sejak Gabung di The Dance Company
1 November 2018 11:45 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Di ajang pencarian bakat 'JOOX Karaoke Superstar', penyanyi sekaligus gitaris, Ibrahim Imran atau yang akrab disapa Baim , menjadi salah satu mentor. Menemani Tantri ‘Kotak’ dan Sandhy Sondoro, Baim juga menjadi juri di Grand Final ajang pencarian bakat tersebut yang digelar di kawasan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Rabu (31/10).
ADVERTISEMENT
Jika Sandhy terlihat mengenakan setelan jas dan Tantri mengenakan gaun yang formal, Baim justru tampil mengenakan busana modern ala remaja milenial. Dengan santai, ia membeberkan alasannya berani tampil beda dengan celana merah terang, serta kemeja dan kimono hitam.
“Kebetulan kemarin dari Jepang sama istri. Lihat kimono lucu, beli. Hari ini pada pakai jas, tapi saya malas. Jadi, ya, saya begini saja,” ungkap Baim.
Mengenakan setelan berbeda dari yang lain, mantan vokalis ADA Band tersebut mengaku tidak terinspirasi dari model atau mengikuti saran dari seorang fashion stylish. Ia membeberkan bahwa penampilannya diatur oleh sang istri, Artika Sari Devi.
“Tadinya mau pakai celana merah, kimono hitam, dan kaus putih. Kata istri, ‘Bagusan pakai kemeja hitam,’ gitu. Biasanya juga dia yang pilihin baju-baju yang mau dibeli,” tuturnya sambil tersenyum.
ADVERTISEMENT
Sejak menjadi solois atau pun saat masih menjabat sebagai vokalis di ADA Band, Baim tak pernah terlihat mengenakan kostum yang unik dan nyentrik. Hal tersebut ternyata berubah ketika ia membentuk The Dance Company bersama Ponky Barata, Ariyo Wahab, dan Nugie pada 2007.
“Kalau lagi nyanyi solo memang enggak pernah mau (tampil) begini saya, malu. Memang eksplorasi baju fashion itu terjadinya di The Dance Company. Gaya anehnya tuh seaneh-anehnya, anehnya. Mas Nugie bisa pakai apa, Mas Pongky pakai apa, jadi enggak ada yang sama,” kata Baim.
Pelantun ‘Seperti yang Kumau’ itu mengatakan bahwa semua personel The Dance Company tergolong ribet dalam hal berdandan dan menentukan pakaian manggung. Bahkan, di antara keempat personel, tidak pernah ada yang saling bertukar pakaian.
ADVERTISEMENT
“Karena kami punya style sendiri-sendiri,” ujarnya.
Selain agar terlihat keren dan berbeda, pakaian menjadi satu nilai jual yang penting bagi Baim dan The Dance Company. Bagi Baim, pilihan kostum yang tepat saat manggung bisa mempertahankan eksistensi sebuah grup musik, musisi atau pekerja seni lain.
“Karena klien 'kan mengadakan acara di ballroom misalnya. Butuh band yang fashionable, lagunya hits, dan menghibur. Nah, The Dance Company kayaknya cukup lengkap. Makanya kami sering main di acara gathering kantor di hotel,” imbuh Baim .