Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Barasuara Bicara soal Kepasrahan, Kehidupan dan Kematian di Album Jalaran Sadrah
21 Juni 2024 17:00 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Jalaran Sadrah berarti karena pasrah. Sesuai dengan makna judul album, kepasrahan atau kerelaan menjadi tema yang diangkat dalam album ketiga Barasuara ini.
"Tema khususnya itu pada dasarnya satu sih kerelaan, kepasrahan itu. Terus juga tentang kehidupan dan kematian," kata Gitaris Barasuara, Tj Kusuma, dalam wawancara eksklusif dengan kumparan.
Soal kehidupan dan kematian, Tj mencontohkan dalam lagu Fatalis yang sudah dibuat video klipnya. Ia mengaitkannya dengan banyaknya korban meninggal saat pandemi COVID-19.
"Fatalis itu ceritanya, sesuai dengan yang ada di video klipnya juga sih, kita memandang kematian cuma dalam situasi yang marah. Dibalut dari situasi pandemi, kayak mau marah (dengan situasinya), tapi itu sesuatu yang enggak bisa dihindari," tutur Tj.
Kemudian dalam lagu Merayakan Fana, kata Tj, ada sudut pandang mengenai perasaan sedih ketika harus berpisah dengan orang tersayang. Tj mengalami hal itu. Ia merasa sedih saat orang tuanya meninggal dunia. Namun, di sisi lain, Tj berusaha ikhlas.
ADVERTISEMENT
"Di saat itu gue sendiri sangat sedih sekali. Di sisi lain, gue menganutnya begini, di saat ada seseorang meninggal, misalnya karena sakit, gue memilih untuk menganut misalnya di kehidupan dunia mungkin mereka sudah sangat capek dan sangat tidak nyaman situasinya," ujar Tj.
Kini, lanjut Tj, mereka sudah berada di tempat yang lebih baik. Sudah tidak merasakan sakit lagi. Kerelaan dan keikhlasan menerima kepergian orang tuanya membuat ia bisa bangkit dari kesedihan.
"Di saat pikiran kita, 'oh ya sudah, mudah-mudahan mereka ke tempat yang lebih baik.' Kita juga bisa lebih tenang, kita bisa mengobati kesedihan itu," kata Tj.
Barasuara Lebih Leluasa saat Garap Album Jalaran Sadrah
Bicara mengenai proses produksi, Barasuara lebih leluasa saat menggarap album Jalaran Sadrah. Sebab, menurut Tj, proses produksi dan pascaproduksi mayoritas diurus sendiri oleh Barasuara.
ADVERTISEMENT
"Kalau sekarang malah sebenarnya lebih enaknya karena mayoritas produksi dan pascaproduksinya itu dipegang sama Bara sendiri, dalam arti yang ngedit vokalnya dari Bara sendiri, gue yang ngedit misalnya. Terus rekaman selain drum sama vokal, itu di rumah masing-masing atau di studionya Bara," tutur Tj.
"Kayak misalnya Iga (vokalis Barasuara, Iga Massardi), rekamannya di rumahnya dia, dia operate sendiri. Gerald (bassist Barasuara, Gerald Situmorang) kayak gitu, gue juga kayak begitu, jadi sangat lebih leluasa," lanjutnya.
Tj juga mengungkapkan hal menarik terkait pembuatan album Jalaran Sadrah. Kini, sejumlah personel juga ikut serta membuat lirik ataupun lagu.
"Yang menariknya, Icil (Asteriska) sudah bikin lirik. Icil nulis lirik Terbuang Dalam Waktu dan Biyang. Puti sudah masukin (lewat) lagu Hitam dan Biru," ujar Tj.
ADVERTISEMENT
Sementara dari segi musikalitas dan sound, Tj mengatakan, Barasuara masih mempertahankan ciri khas mereka. Sesuai yang mereka suka.
"Kalau dari segi musikalitas dan sound, masih tetap Bara, kami akan bikin seperti itu. Kami tetap jujurlah. Yang keluar di situ (musik di album baru), begitupun dari album sebelum-sebelumnya, memang itulah yang keluar dari diri kami masing-masing," kata Tj.
"Dan di luar itu semua, alhamdulillahnya banget, kami sudah makin hafal karakter masing-masing secara individu maupun secara main musiknya, jadi di saat kita rekam sesuatu, ya alhamdulillah sudah langsung cocok semuanya," lanjutnya.
Tj berharap album Jalaran Sadrah bisa diterima oleh pencinta musik Indonesia dan para penggemar Barasuara. "Mudah-mudahan bisa dinikmati seperti kami menikmati albumnya," ucapnya.
ADVERTISEMENT