Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
'Bawi Lamus', Pertunjukan Teater tentang Isu di Kalimantan Tengah
26 September 2018 19:28 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB

ADVERTISEMENT
Keindahan alam dan tradisi yang ada di Kalimantan Tengah, akan ditampilkan dalam bentuk pertunjukan teater yang bertajuk 'Bumi Lamus'. Seni pertunjukan yang melibatkan penata artistik Jay Subyakto ini, akan ditampilkan pada 13 dan 14 Oktober mendatang.
ADVERTISEMENT
Jay menerangkan bahwa 'Bawi Lamus' secara global bisa diartikan dengan ibu pertiwi. Ia menilai bahwa Kalimantan sebagai ibu pertiwi harus terus dilindungi, dihormati dan harus diselamatkan.
Apalagi, belakangan tampaknya perhatian terhadap Kalimantan sebagai paru-paru dunia saat ini semakin minim. Hal ini, dapat dilihat dari banyaknya pembakaran hutan, tambang batubara, pembalakan liar yang nampaknya semakin menjadi. Pembunuhan orang utan juga jadi satu isu berikutnya yang kurang mendapat perhatian.
“Itu yang mau saya sampaikan ke pertunjukan ini, saya tuh bikin pertunjukan ada visi misinya, bukan pertunjukan orang pergi kemudian terhibur, tapi orang harus terpikir,” ucap Jay Subyakto, ketika ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (26/9).
Jay Subyakto mengaku miris lantaran lebih banyak orang asing yang lebih memperhatikan berbagai isu lingkungan di negeri ini. Sementara itu, sebagian masyarakat Indonesia malah terlihat lebih apatis terhadap lingkungan, maupun seni budaya yang ada di negeri sendiri.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, dalam pemilihan pemain ia juga memilih para artis yang memang menyimpan kepedulian pada Kalimantan. Sophia Latjuba dan Lea Simajuntak, dinilai Jay mempunyai kepedulian terhadap isu lingkungan.
“Jadi saya kira ini yang tepat disampaikan lewat musik, lewat visualisasi tarian, dan mengangkat bahwa banggalah terhadap kesenian kita sendiri,” jelas pria berusia 57 tahun tersebut.

Ke depan, Jay berharap banyak para pelaku industri yang tertarik untuk membuat karya serupa. Sehingga nantinya, semakin banyak yang mengutarakan hal yang sama.
“Buat acara seperti ini karena masih banyak kebudayaan kita di Indonesia yang perlu dibantu,” tukas penata artistik 'Musikal Laskar Pelang' ini.
Sementara itu, Sophia Latjuba yang menjadi penampil dalam pertunjukan tersebut mengaku sangat senang saat turut dilibatkan dalam pementasan ini. Sophia bahkan rela membatalkan beberapa kontrak yang ia buat untuk ikut dalam pertunjukan itu.
ADVERTISEMENT
“Saya langsung telepon manajer, cancel semua, saya harus masuk di sini,” kata Sophia dalam kesempatan yang sama.

Dalam pertunjukan itu, Sophia akan menjadi 'Bawi Lamus' yang merupakan pembawa cerita. Menurutnya, lewat pertunjukan tersebut diharapkan banyak masyarakat yang lebih peduli dengan isu lingkungan, khususnya yang berkaitan dengan Kalimantan.
“Bawi Lamus ini sebenarnya kalau diterjemahkan ke bahasa Indonesia, wanita cantik, tapi yang diangkat di sini Bumi Pertiwi. Saya bilang saya jatuh cinta dengan alam Kalimantan. Ini yang harus dirasain sama seluruh manusia global,” tutur Sophia Latjuba.
Pertunjukan 'Bawi Lamus' akan digelar di Gedung Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, pada 13 dan 14 Oktober mendatang. Harga tiket yang disediakan berkisar dari Rp 300 ribu hingga Rp 2,5 juta.
ADVERTISEMENT