Berbeda dengan di TV, Putra Almarhum Omas Sebut Ibunya Sosok yang Tegas di Rumah

14 Agustus 2020 17:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keluarga dan kerabat menghadiri pemakaman jenazah Omas di TPU Cisalak, Depok, Jawa Barat, Jumat (17/7).  Foto: Ronny
zoom-in-whitePerbesar
Keluarga dan kerabat menghadiri pemakaman jenazah Omas di TPU Cisalak, Depok, Jawa Barat, Jumat (17/7). Foto: Ronny
ADVERTISEMENT
Pelawak Omas meninggal dunia pada 16 Juli lalu. Kepergiannya meninggalkan banyak kenangan bagi orang-orang terdekatnya.
ADVERTISEMENT
Termasuk bagi Dio Ambiya, putra kedua Omas. Dia mengungkapkan banyak kenangan yang dia ingat mengenai sang ibunda. Salah satunya sikap disiplin yang selalu Omas terapkan di keluarganya.
“Iya, Ibu tuh kalau di TV kan bercanda segala macam, kalau di rumah lebih tegas, disiplin,” ucap Dio, dalam program Brownis yang tayang pada Jumat (14/8).
Omaswati atau Omas. Foto: Munady Widjaja
Dio masih ingat betul ketika dirinya dikunci dan tak dibiarkan masuk lantaran pulang terlambat. Kata Dio, kala itu, Omas benar-benar amat tegas mengajarinya tentang menghargai waktu.
“Waktu itu aku abis futsal seharusnya pulang jam 18.00, kan dia udah dipantek pulang jam 18.00, aku pulang jam 18.05 baru sampai rumah,” ujarnya.
“Itu udah dikunci, akhirnya jam 21.00 baru masuk dibukain lagi sama dia, itu juga digetok dulu,” tambah Dio.
Keluarga dan kerabat menghadiri pemakaman jenazah Omas di TPU Cisalak, Depok, Jawa Barat, Jumat (17/7). Foto: Ronny
Dio menyebut dirinya adalah anak yang paling dekat dengan Omas, dibandingkan dengan dua saudaranya yang lain. Omas, lanjut Dio, lebih sering meminta bantuan kepadanya.
ADVERTISEMENT
“Ibu kalau minta apa-apa tolongnya ke aku, nyuruh ke pasar segala macem, aku yang disuruh. Sampai dari kampus ada perlu apa-apa, aku harus buru-buru pulang, dekatnya sama aku,” tutur Dio.
Dio mengaku tak pernah punya firasat terkait kepergian sang ibunda. Namun, Dio selalu teringat pesan mendiang sang ibunda untuk tetap menjaga kerukunan dengan saudaranya.
“Jagain adik-adiknya harus akur dia bilang pokoknya harus akur mau gimana pun caranya harus akur. Paling terngiang waktu antar dia ke pasar, Ibu bilang sama saudara jangan julid, sama saudara mah jangan dengki,” pungkasnya.