Berkenalan dengan Band Gho$$ Asal Jakarta

Ghoss (Foto: Munady)

Grup musik Gho$$ terpilih sebagai pemenang pada kompetisi SuperMusic.ID Rockin Battle yang diadakan tahun ini. Band yang terbentuk sejak tahun 2014 ini mengusung genre trip hop, sebuah genre yang mencampurkan unsur hip hop dan jazz dengan rock atau dream pop

Pemilihan genre trip hop ini bukanlah tanpa alasan. Band yang berisi lima personel ini terinspirasi dari band luar negeri yang mengusung genre sama.

"Karena belum ada di sini (trip hop di Indonesia). Kalau di luar kita tarik, paling dekat tuh ada Gorillaz, tapi Gorillaz masih lebih happy. Kalau kita ngambil Portishead digabung Gorillaz, The Neighbourhood, sama Lana Del Ray," ucap Diegoshefa saat ditemui di Senayan City, Jakarta Pusat, Rabu (25/10).

Turunan genre trip hop itu akhirnya tercermin lewat lagu-lagu Gho$$. Salah satunya adalah single andalan mereka sekaligus lagu yang masuk ke dalam album kompilasi 'SuperMusic.ID: The Mighty Eight'. Lagu tersebut berjudul 'Care.le$$'.

Lagu ini ternyata menceritakan bagaimana Diegoshefa menghadapi depresi. "Saya di kamar banyak nulis lagu. Lagu 'Care.le$$' ini cuma tulisan di celana. Cuma akhirnya saya jadikan lirik lagu," ungkapnya.

Gho$$ berencana akan mengeluarkan album mini (Extended Play) dalam waktu dekat berjudul 'The Blackest White Out'. Diegoshefa mengatakan, ia sempat mengalami beberapa kendala sehingga EP tersebut sering tertahan untuk rilis.

Setelah merilis EP, bandnya itu juga akan segera merilis album studio penuh. "Kita lagi fokus ngumpulin materi buat full album tahun depan," tambahnya.

Gho$$ terdiri dari lima personel, yaitu Diegoshefa (vokal), Fadhi (gitar), Diego (gitar), Dito (bas), dan Thotinius (drum). Mereka keluar sebagai juara pertama kompetisi 'SuperMusic.ID Rockin Battle: The Mighty Eight'. Lagu 'Care.le$$' menjadi track pembuka untuk album tersebut.

Pengalaman Gho$$ Ditonton Sound Engineer Coldplay

Band trip hop asal Jakarta, Gho$$, keluar sebagai pemenang dalam kompetisi 'SuperMusic.ID Rockin Battle'. Setelah memenangkan kompetisi tersebut, mereka berkesempatan untuk melakukan rekaman di Studio 301 dan Hercules Street Studio yang berlokasi di Sydney, Australia.

Usai melakukan rekaman single 'Care.le$$', mereka tampil di acara Lead Belly, Sydney. Ternyata mereka ditonton oleh salah satu sound engineer Coldplay saat melakukan tur di Australia.

"Setelah manggung, kita keluar, dia ngajakin ngobrol dan cerita dulu dia sound engineer-nya Coldplay pas main di sini. Dia sebutin beberapa band yang jadi influence saya juga yang sudah pernah ditonton sama dia," kata Diegoshefa.

Band Ghoss (Foto: Munady Widjaja)

Mereka merasa senang bisa ditonton oleh salah satu orang yang mengurus tur Coldplay tersebut. Apalagi, orang yang tidak disebutkan namanya itu terlihat sangat antusias dan mengapresiasi musik yang dihasilkan Gho$$.

"Pas dia dengar kita, benar-benar berdiri selama full set di depan (panggung) dan appreciate banget. Dia ngerasa Gho$$ sangat unik sampai minta demo EP kita untuk dibagiin ke teman-temannya," tuturnya.

Selain itu, orang tersebut juga tidak menyangka ada band Indonesia yang mengusung genre trip hop. Karena, di Tanah Air memang tidak banyak—bahkan tidak ada, mungkin—band yang berdiri di atas fondasi trip hop.

"Di kacamata mereka, musik Indonesia gitu-gitu aja. Mereka antusias untuk cari tahu lebih. Kita tukeran email kontak untuk keep in touch gitu sih," kata Diegoshefa.