Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.2
Berperan Antagonis di Film Bayi Ajaib, Sara Fajira Ekspresikan Sisi Gelap
23 Desember 2022 15:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebelum syuting berlangsung, Sara mengaku sempat melakukan riset untuk perannya sebagai Laras. Ia ternyata tertolong saat riset tokoh Laras karena film Bayi Ajaib yang rilis di tahun 1982.
"Aku risetnya lebih nonton YouTube, sih, potongan-potongan filmnya, oh, begini, peranku begini," ungkap Sara saat ditemui di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rabu (21/12).
Bagi Sara, peran sebagai Laras cukup berat untuk dilakoni. Sebab, pada dasarnya Laras adalah antagonis di film tersebut.
"Yang berat, ya, karena biasa antagonis, kan, benar-benar ekspresif, tapi di sini ditahan. Tapi, enggak masalah, jadi challenge untuk aku," tuturnya.
Lantas, bagaimana perasaan Sara bermain sebagai antagonis di remake Bayi Ajaib ini?
"Aku senang, karena di sini lebih bisa mengekspresikan sisi gelapku lewat seni ketakutannya, ngerinya, pokoknya semuanya ada di sini, yang sisi negatifnya bisa diluapin lewat sini," kata Sara.
ADVERTISEMENT
Bagi Sara, meluapkan sisi gelap adalah hal yang baik untuk dilakukan. Ia pun senang, karena remake Bayi Ajaib bisa mewujudkannya.
"Meskipun hanya akting, tapi, ya, namanya juga sebagai pemeran film, dia harus menuangkan seluruh emosinya apa pun itu. Tapi, biarpun begitu, aku tetap dengan porsi yang pas, jadi enggak kelewatan," pungkas Sara Fajira.
Selain Sara Fajira, film juga dibintangi oleh Adipati Dolken, Vino G. Bastian, dan Desi Ratnasari. Film rencananya akan tayang pada 19 Januari 2023.
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara diresmikan Senin (24/2). Danantara dibentuk sebagai superholding BUMN dengan tujuan mengoptimalkan kekayaan negara melalui investasi strategis. Aset yang dikelola Rp 14.659 triliun.