Biaya Produksi Pengabdi Setan 2 Lebih Besar Tiga Kali Lipat dari Film Pertama

5 Agustus 2022 13:27 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Film Pengabdi Setan 2: Communion. Foto: Instagram/@rapifilm
zoom-in-whitePerbesar
Film Pengabdi Setan 2: Communion. Foto: Instagram/@rapifilm
ADVERTISEMENT
Setelah cukup lama dinanti oleh para penggemar film horor di Indonesia, Pengabdi Setan 2: Communion akhirnya tayang di bioskop mulai kemarin, Kamis (4/7). Ya, film ini merupakan sekuel dari Pengabdi Setan garapan Joko Anwar yang dirilis pada 28 September 2017 lalu.
ADVERTISEMENT
Di film Pengabdi Setan 2: Communion, Joko Anwar kembali menjadi sutradara. Ia mulai mempersiapkan film sekuel ini sejak 2018, dimulai dari penulisan skenario.
Joko Anwar Foto: Munady
Bagi Joko Anwar, menggarap Pengabdi Setan 2: Communion terasa berbeda dengan ketika ia mengerjakan film pertama. Penggarapan film kedua, menurutnya, lebih rumit dan sulit.
"Kalau ditanya, dibandingkan dengan Pengabdi Setan yang pertama, lebih susah yang kedua," ucap Joko Anwar kepada kumparan.
Dalam penggarapan film Pengabdi Setan 2: Communion, tantangan yang lebih besar dihadapi Joko Anwar dalam hal teknis hingga eksplorasi cerita. Waktu yang dibutuhkan untuk proses syuting pun lebih lama dua kali lipat dibanding film pendahulunya.
"Film yang pertama itu, kan, dari segi lokasi, set, itu dalam satu rumah. Sedangkan scope penceritaan dari Pengabdi Setan 2 itu lebih luas. Artinya, Pengabdi Setan 2 itu dimaksudkan untuk membuka jalan penceritaan yang lebih luas. Jadi, dari segi lokasi, itu lebih besar," tutur Joko Anwar.
Adegan di film Pengabdi Setan 2: Communion. Foto: YouTube/Rapi Films
"Secara teknis membutuhkan penguasaan teknis yang lebih besar juga. Jadi, lebih rumit dan lebih berat tantangannya Pengabdi Setan 2," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa hal yang paling menantang dalam penggarapan film Pengabdi Setan 2: Communion bagi sutradara berusia 46 tahun itu?
Menurut Joko Anwar, segala hal dalam penggarapan film bersifat tak terpisahkan. Alhasil, tingkat kesulitannya terasa sama, baik dalam hal merumuskan visi hingga mengatur hal-hal detail.
"Kalau kita ngomongin pembuatan film, sebenarnya, kan, semuanya integral, ya. Kalau ditanya mana yang paling sulit, semuanya sulit karena semuanya adalah tugas sutradara secara integral," pungkas Joko Anwar.

Biaya Produksi Film Pengabdi Setan 2

Jika Joko Anwar menilai penggarapan Pengabdi Setan 2: Communion lebih rumit dan sulit dibandingkan dengan film pertama, lantas, apakah dengan demikian tingkat kesulitan dalam penggarapan berbanding lurus dengan besarnya biaya produksi?
Sunil Samtani selaku produser menjawab pertanyaan tersebut. Menurutnya, biaya produksi Pengabdi Setan 2: Communion memang jauh lebih besar dibanding film pendahulunya.
ADVERTISEMENT
"Oh, ya, ya. Jauh, jauh (lebih besar). Lebih (dari dua kali lipat). Ya, kurang lebihlah (tiga kali lipat), kurang lebih segitu," ucap Sunil Samtani kepada kumparan.
Produser dan sutradara film Pengabdi Setan 2: Communion, yakni Sunil Samtani, Joko Anwar, serta Tia Hasibuan. Foto: Instagram/@sunilgsamtani
Produser dari Rapi Films tersebut juga menjelaskan mengapa biaya produksi film sekuel ini bisa jauh lebih besar.
"Kalau nanti nonton, itu rusun memang kita gunakan. Jadi, rusak rusunnya, terus karakternya jauh lebih banyak di sini. Kalau kita lihat, shot-shot-nya kita pakai semua, secara camerawork, secara lens-nya, itu jauh lebih superior. Jadi, dari semua segi, sih, memang budget kita lebih gede," tuturnya.
Hanya saja, Sunil Samtani menolak untuk membocorkan besaran biaya produksi film Pengabdi Setan 2: Communion.
"Belum bisa kita buka, sih. Tapi, (nominalnya) lumayanlah," ujarnya.
Adegan di film Pengabdi Setan 2: Communion. Foto: YouTube/Rapi Films

Tak Ada Target Jumlah Penonton

Mengilas balik, film Pengabdi Setan sempat menjadi film horor terlaris di Indonesia. Jumlah penontonnya mencapai 4,2 juta.
ADVERTISEMENT
Kini, mengingat biaya produksi Pengabdi Setan 2: Communion jauh lebih besar, apakah dengan demikian Sunil Samtani menargetkan capaian jumlah penonton yang lebih tinggi dibanding film pertama?
"Saya enggak. Saya sama Bang Joko selalu berpikiran, yang penting kita bikin film bagus, film yang benar-benar penonton bisa menikmati dan bisa selalu dibicarakan teman-teman. Kalau target penonton, kita selalu lepaslah. Kita, yang penting, sudah bisa memberikan sebuah film yang bermutu dan bisa dinikmati penonton. Tapi, kalau soal box office, kita lepas ke penonton, gimana mereka merespons," pungkas Sunil Samtani.