Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Bintang 'Dilan 1990' Giulio Parengkuan Hobi Fotografi Analog
10 Januari 2018 13:10 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB

ADVERTISEMENT
Meski teknologi digital semakin canggih, fotografi analog tetap digandrungi oleh kalangan tertentu, termasuk oleh Giulio Parengkuan.
ADVERTISEMENT
Aktor muda pendatang baru itu mengaku telah melakoni hobi fotografi sejak 2014 lalu. Hanya saja, saat itu ia masih menggunakan ponsel untuk mengabadikan berbagai peristiwa. Sedari awal, Giulio mengaku lebih menyukai fotografi hitam putih.
"Aku sukanya black and white. Aku sempat dengar quotes gitu dari fotografer black and white. Dia bilang, foto black and white itu kita enggak lihat warna, kita lihat jiwa dari fotonya. Nah, itu makanya aku suka banget. Jadi, untuk mengantarkan emosi yang aku lihat, aku pandang, akhirnya sampai ke orang-orang," tutur Giulio ketika bertandang ke kantor redaksi kumparan (kumparan.com).
Hobi fotografinya terus berkembang hingga Giulio berkenalan dengan John Suryaatmadja, seorang fotografer yang berkawan dengan ayahnya, Erwin Parengkuan. Sejak John meminjaminya kamera analog, sekitar setahun yang lalu, Giulio sontak jatuh hati.
ADVERTISEMENT
Aktor yang memulai debutnya melalui film 'Pertaruhan' tersebut mengaku mendapat rasa dan sudut pandang berbeda saat menggunakan kamera analog. Adanya beragam teknik untuk menjadikan hasil foto lebih bagus pun semakin membuat Giulio semakin menggandrungi fotografi analog.
"Pas aku pakai (kamera) analog, feel-nya beda. Yang aku suka dari (fotografi) analog itu karena ada 1001 cara untuk mendapatkan satu hasil foto yang bagus, dari mulai milih film, mencucinya, mencet shutter-nya, dari mana-mana. Ada banyak variabelnya untuk mendapatkan satu hasil yang bagus," tutur laki-laki berusia 18 tahun tersebut.
"Selain itu, misal menurut kita ini lighting-nya udah bagus dan hasilnya akan bagus, tapi pas dijepret belum tentu hasilnya bagus. Malah kalau kita foto enggak sengaja gitu, kadang hasilnya bisa lebih bagus," tambahnya.

Dulu, pemain film 'Dilan 1990' itu amat gemar mengabadikan benda mati yang dibuat seolah-olah tampak hidup. Hanya saja, saat ini Giulio lebih gemar menciptakan foto human interest.
ADVERTISEMENT
Ada dua kamera yang saat ini dimilikinya, sebuah kamera analog dan sebuah kamera digital. Tentunya, Giulio lebih kerap menggunakan kamera analog. Giulio bahkan sempat tak terpisahkan dengan kamera analognya tersebut. Ke mana pun pergi, dibawanya kamera analog itu agar ia tak kehilangan satu momen pun untuk diabadikan.
Giulio kerap memajang hasil jepretan kamera analognya di akun Instagram. Ia sempat pula mengikutsertakan hasil fotonya dalam sebuah lomba fotografi meski belum meraih kemenangan.
Sejak awal, ia hanya mempelajari fotografi analog secara otodidak. Tanpa berencana mengikuti pendidikan fotografi, Giulio tetap akan terus mengasah dan menstabilkan kemampuannya dalam membidik momen-momen melalui kamera analog.
"Memang ada waktunya ketika mata fotografi aku kayak kebuka gitu, kayak tanpa kamera pun aku bisa tahu kalau sekarang jepret pakai kamera tertentu, lensa tertentu, dan film tertentu, aku tahu hasilnya gimana. Jadi, lagi mencoba untuk lebih stabil aja," tandasnya.
ADVERTISEMENT