Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Bioskop Mati Suri, Drive-in Cinema Jadi Solusi?
14 Mei 2020 16:43 WIB
Diperbarui 3 Juni 2020 9:28 WIB
ADVERTISEMENT
Pecinta film lawas tentu kenal dengan film Grease (1978) yang diperankan oleh John Travolta. Salah satu adegan paling ikonik dari film itu adalah ketika Travolta bernyanyi di bioskop teater mobil.
ADVERTISEMENT
Saat ini, bioskop teater mobil atau drive-in cinema memang belum ada di Indonesia. Namun, perusahaan Ergo and Co. mulai berupaya untuk merealisasikan hal itu.
"Sebenarnya, sih, idenya mencari peluang usaha di kondisi pandemi corona ini, di mana semuanya serba susah. Kebetulan, di kantor, tim kreatif kami melihat-lihat, apa, sih, yang sekarang bisa dilakuin? Baik di Indonesia ataupun di luar (negeri)", kata Adam Hadziq, perwakilan Ergo and Co saat dihubungi baru-baru ini.
"Nah, di luar, tuh, di kondisi begini, industri film jalan dengan program drive-in cinema. Walau, dengan nama berbeda," sambungnya.
Adam mengaku, Ergo and Co. terinspirasi dari drive-in cinema yang ada di Korea Selatan dan Jerman. Menurutnya, hal tersebut adalah salah satu alternatif yang bisa dilakukan untuk tetap menjaga kelangsungan industri kreatif sekaligus memberi hiburan bagi banyak orang.
ADVERTISEMENT
Adam menjelaskan seperti apa skema untuk mengadakan drive-in cinema di Indonesia. Menurutnya, sistem yang digunakan tidak akan berbeda jauh dari bioskop konvensional.
"Jadi, bawa mobil dan nanti mobilnya akan disemprot disinfektan dan orangnya enggak keluar dari mobil, kayak drive thru. Pembelian tiket secara online, jadi datang, barcode tiketnya aja. Sebenarnya teknisnya seperti kita ke bioskop ," tuturnya.
Masalah berikutnya datang dari regulasi Pemerintah Indonesia mengenai tata cara berkendara yang masih belum jelas. Hal itu membuat rencana mengadakan drive-in cinema belum bisa difinalisasi.
"Hitung-hitungannya belum final, entah dihitung per mobil atau per orang, karena ada batasan. Minibus minimum 4 orang, sedan minimum 2 orang. Belum lagi aturan kayak di Bogor, suami dan istri tidak boleh duduk di depan berbarengan. Makanya, kita masih cari peluang," kata Adam.
Ergo and Co. juga sudah menentukan berapa total mobil yang bisa ikut menonton. Namun, hal itu juga masih dalam tahap pertimbangan.
ADVERTISEMENT
"Idealnya dalam satu pemutaran film kurang lebih 80 mobil. Cuma, ini ngomongin planning di tempat ideal. Ini harus mendapat dulu tempat yang ideal. Karena, 'kan, kita targetnya sehari beberapa kali muter film, jadi harus diperhitungkan akan berapa lama programnya jalan," ungkap Adam.
Rencananya, konsep drive-in cinema akan terus dipertimbangkan sampai Juni mendatang.